Apa itu indentasi?
Indentasi adalah Salah satu hal penting dalam penulisan artikel dan makalah. Pada dasarnya, indentasi adalah suatu bentuk penjajaran atau penataan awal pada setiap paragraf yang bertujuan untuk membuat tulisan terlihat lebih rapi dan organik bagi pembaca. Pada umumnya, indentasi dilakukan dengan cara memberikan jarak kosong di awal paragraf atau kalimat pertama pada setiap isi tulisan. Hal ini bertujuan untuk memisahkan paragraf dan memberikan penegasan tentang dimulainya suatu paragraf baru.
Penggunaan indentasi biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis tulisan atau format penulisan yang digunakan. Ada beberapa format penulisan yang sering digunakan yaitu format APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association), dan Chicago. Ketiga format tersebut mempunyai aturan dan penggunaan indentasi yang berbeda-beda. Namun secara umum, indentasi yang digunakan dalam penulisan Artikel atau Makalah mengacu pada Format APA.
Jadi, Apa itu Indentasi? Indentasi adalah cara untuk memberikan penjajaran pada awal paragraf dalam tulisan, dengan memberikan jarak kosong pada awal paragraf agar lebih rapi dan terlihat lebih merapikan. Indentasi merupakan hal yang sangat penting dalam penulisan baik itu Artikel atau Makalah.
Alur indentasi yang benar
Indentasi adalah salah satu teknik penulisan yang memungkinkan pembaca memahami teks dengan lebih mudah. Indentasi sendiri didefinisikan sebagai cara mengatur spasi awal pada setiap baris paragraf, yang berguna sebagai penanda awal dari setiap paragraf dalam sebuah tulisan. Di Indonesia, indentasi diterapkan pada setiap tulisan yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah, laporan, makalah, ataupun surat.
Dalam penerapannya, alur indentasi yang benar harus diperhatikan agar tulisan menjadi lebih ringkas dan mudah dipahami. Berikut merupakan alur indentasi yang benar:
1. Menentukan Jenis Font dan Ukuran Font
Sebelum memulai indentasi, penting untuk menentukan jenis font dan ukuran font yang akan digunakan dalam tulisan. Font yang digunakan sebaiknya mudah dibaca dan tidak terlalu kecil. Ukuran font yang paling umum digunakan adalah 12 pt atau 11 pt.
2. Merapikan Judul, Subjudul, dan Paragraf
Setelah menentukan jenis font dan ukuran font, langkah selanjutnya adalah merapikan judul, subjudul, dan paragraf. Judul dan subjudul sebaiknya dipisahkan dengan spasi yang cukup, dan menempati posisi paling atas pada halaman tulisan. Paragraf sendiri juga harus disusun secara teratur dengan jarak antar paragraf yang cukup. Spasi pada paragraf sendiri sebaiknya diatur menjadi 1,5 atau 2 spasi, untuk memudahkan pembaca membedakan setiap baris teks dengan jelas.
3. Menetapkan Indentasi
Setelah paragraf dirapikan, langkah selanjutnya adalah menentukan indentasi yang tepat. Indentasi pada paragraf sebaiknya diletakkan pada bagian awal teks, dan memiliki jarak yang sama di setiap baris barisnya. Umumnya, indentasi yang digunakan pada tulisan akademik adalah 1,25 cm atau 1/2 inchi pada Microsoft Word. Indentasi juga mempermudah pembaca untuk mengetahui kapan paragraf baru dimulai.
4. Menentukan Jenis dan Gaya Paragraf
Jenis dan gaya paragraf juga mempengaruhi alur indentasi yang benar. Ada lima jenis paragraf, yaitu deskripsi, narasi, persuasi, argumentasi, dan eksposisi. Masing-masing jenis paragraf memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Gaya paragraf juga harus disesuaikan dengan jenis tulisan yang dibuat, sehingga tulisan menjadi lebih mudah dipahami dan menarik untuk dibaca.
5. Menentukan Spasi Antar Paragraf
Spasi antar paragraf juga mempengaruhi alur indentasi yang benar. Tujuannya adalah agar paragraf terlihat rapi dan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Spasi antar paragraf yang umum digunakan adalah 1,5 atau 2 spasi, tergantung dari jenis tulisan dan pedoman penulisan yang berlaku.
Demikian alur indentasi yang benar yang seharusnya diperhatikan dalam penulisan tulisan, baik itu karya tulis ilmiah, laporan, makalah, ataupun surat. Memperhatikan alur indentasi yang benar akan membuat tulisan menjadi lebih menarik, ringkas dan mudah dipahami oleh pembaca.
Jenis-jenis Indentasi
Indentasi adalah sangat umum di Indonesia. Hanya saja, mungkin kita tidak terlalu memerhatikan, baik di dalam lingkup tugas-tugas akademik, termasuk dalam penulisan jurnal atau laporan, maupun dalam karya teknik rancang bangun. Namun tidak dapat dipungkiri, indentasi adalah salah satu tanda baca dan tata bahasa yang sangat penting. Lalu jenis-jenis indentasi apa saja yang perlu kita ketahui?
1. Indentasi Paragraf
Indentasi paragraf adalah salah satu tanda baca yang sangat penting dalam penulisan jurnal, skripsi, laporan, dan berbagai karya tulis ilmiah lainnya. Dalam indentasi paragraf, yang perlu diketahui adalah batasan penggunaannya tidak sebanyak saja dalam setiap penggunaan titik atau koma.
Sebagai pedoman umum, indentasi pada paragraf diatur pada jarak 0,5-1 cm dari tepi kiri, atau seringkali menggunakan 5-7 karakter atau spasi. Pada dasarnya, indentasi paragraf berguna sebagai pembeda awal dari urutan setiap paragraf dalam sebuah dokumen.
2. Indentasi Blok
Indentasi blok seringkali digunakan sebagai penulisan kalimat dalam dokumen atau makalah yang terbilang pendek.
Caranya, kita cukup menuliskan awal frasa atau kalimat pada awal kiri dokumen lalu mengindentasi beberapa karakter atau spasi ke dalam untuk memberikan efek visual yang berbeda pada awal paragraf dan membuatnya menonjol.
Indentasi blok menjadi bagian yang perlu diperhatikan ketika kita ingin menampilkan suatu rangkaian kalimat atau isi ringkas pada dokumen.
3. Indentasi Gabungan
Indentasi gabungan merupakan gabungan antara indentasi paragraf dan indentasi blok. Indentasi gabungan ini dapat digunakan dalam menulis dokumen dengan durasi yang cukup panjang.
Cara penulisannya cukup mudah, kita dapat menempatkan indentasi paragraf pada awal dokumen, kemudian indentasi blok pada bagian baris berikutnya sesuai dengan kalimat atau frasa yang baik kita garis bawahi atau tandai.
Indentasi gabungan ini cocok untuk menulis dokumen seperti skripsi, tesis, atau laporan yang umumnya lebih panjang.
Dalam menuliskan dokumen dengan baik dan benar, indentasi menjadi salah satu tanda baca yang sangat penting diperhatikan. Terlebih jika dokumen tersebut digunakan untuk kepentingan akademis atau bisnis.
Dengan mengetahui jenis-jenis indentasi tersebut, semoga dapat membantu dan memudahkan kita dalam menulis sebuah karya tulis ilmiah dan lainnya dengan baik dan benar.
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Indentasi
Indentasi atau penggunaan sistem lega baris (SLB) adalah sebuah metode penjajaran teks yang umum digunakan pada dokumen-dokumen tertulis. Metode ini memanfaatkan spasi kosong pada bagian awal baris sebagai penanda atau penunjuk paragraf baru. Indentasi ini dapat memengaruhi tampilan serta organisasi suatu dokumen. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan penggunaan indentasi di Indonesia.
Kelebihan Pembuatan Dokumen dengan Indentasi
Indentasi sebagai salah satu cara penyusunan dokumen memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut adalah sebagai berikut:
- Memudahkan pembacaan: Indentasi memudahkan pembaca untuk membedakan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya, sehingga memberikan kenyamanan pada saat membaca.
- Mempermudah penyusunan: Indentasi seringkali digunakan sebagai metode standar penyusunan dokumen, oleh karena itu jika menggunakan method ini maka penyusunan dokumen akan terlihat lebih rapi dan mudah dibaca.
- Memudahkan penambahan isi: Jika melakukan indentasi pada dokumen tertulis, maka penambahan isi dapat diletakkan di awal paragraf baru. Hal ini akan membuat pembaca lebih mudah dan cepat mengerti isi artikel tanpa perlu membaca keseluruhan isi dokumen tersebut.
Kekurangan Pembuatan Dokumen dengan Indentasi
Disamping kelebihan penggunaan indentasi, terdapat beberapa kekurangan yang dapat memengaruhi penampilan pada dokumen tertulis. Kekurangan tersebut yaitu:
- Membuat penggunaan ruang yang lebih banyak: Ketika menggunakan indentasi, dokumen tersebut akan memakan lebih banyak ruang pada bagian awal baris, sehingga dokumen tersebut akan menjadi lebih panjang.
- Sulit untuk diaplikasikan pada beberapa program: Beberapa program pemrosesan teks tidak menyediakan fitur indentasi, sehingga sangat sulit untuk melakukan indentasi pada dokumen tersebut.
- Bingung membedakan indentasi dokumen: Jika ada banyak tab dan ruang yang diletakkan dalam dokumen, maka akan sulit mendeteksi dan membedakan antara indentasi dalam dokumen tersebut. Hal ini sangat memengaruhi tampilan pada dokumen tersebut.
- Kesulitan melakukan pengeditan: Jika dokumen telah memiliki banyak indentasi, maka akan mempersulit proses pengeditan pada dokumen tersebut.
Kesimpulan
Indentasi sebagai salah satu metode penjajaran teks yang sering digunakan pada dokumen-dokumen tertulis. Dalam menggunakan indentasi, terdapat kelebihan dan kekurangan penggunaan yang dapat memengaruhi tampilan dan penampilan suatu dokumen, serta kesulitan yang dihadapi pada saat melakukan edit pada dokumen tersebut. Oleh karena itu, gunakanlah teknik indentasi dengan bijak dan disesuaikan dengan kebutuhan dokumen tersebut agar dapat memperindah dan memudahkan pembacaan isi dokumen tersebut.
Contoh Penggunaan Indentasi dalam Penulisan
Dalam penulisan, indentasi merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menandai awal atau akhir sebuah paragraf yang baru. Indentasi bisa digunakan pada setiap jenis teks, baik itu dalam teks berita, artikel, bahkan dalam buku atau novel. Indentasi digunakan untuk memperjelas struktur penulisan sehingga teks bisa lebih mudah dipahami oleh pembaca.
1. Penggunaan Indentasi pada Paragraf
Indentasi sangat berguna dalam menandai awal sebuah paragraf. Penggunaan indentasi ini memudahkan pembaca untuk mengetahui jika sebuah paragraf baru dimulai. Jangan lupa juga bahwa indentasi di sini memang dimaksudkan sebagai penanda awal pada paragraf baru, dan bukan untuk membuat bagian-bagian teks lainnya seperti heading atau subheading ke posisi tertentu. Indentasi pada paragraf dibuat dengan memberikan jarak beberapa karakter pada baris pertama.
2. Penggunaan Indentasi pada Kutipan
Indentasi juga bisa digunakan untuk menandai sebuah kutipan. Penggunaan indentasi pada kutipan membantu pembaca untuk membedakan antara teks asli dengan kutipan. Selain itu, indentasi juga memudahkan pembaca untuk menemukan kutipan dengan mudah tanpa harus membaca keseluruhan teks. Indentasi pada kutipan bisa dibuat dengan cara menyisipkan kode atau simbol “>” pada baris awal kutipan.
3. Penggunaan Indentasi pada Daftar
Dalam penulisan, indentasi juga bisa digunakan untuk membantu membedakan bagian paragraf yang berbentuk daftar atau list. Indentasi pada daftar atau list ini memudahkan pembaca untuk menemukan urutan atau bagian yang dimaksud. Indentasi pada daftar bisa dibuat dengan cara menambahkan jarak beberapa karakter pada baris awal setiap itemnya. Contohnya:
Bahan-bahan yang diperlukan:
– Telur
– Gula pasir
– Tepung terigu
Indentasi di sini digunakan untuk membedakan antara bahan-bahan yang diperlukan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami.
4. Penggunaan Indentasi pada Penulisan Karya Ilmiah
Pada penulisan ilmiah seperti skripsi atau tesis, indentasi digunakan sebagai penanda alinea baru. Indentasi pada karya ilmiah memiliki tujuan untuk memudahkan pembaca dalam membaca tulisan yang terstruktur dan teratur. Penggunaan indentasi pada karya ilmiah juga memiliki aturan yang harus diperhatikan. Biasanya, indentasi pada karya ilmiah harus menggunakan ukuran 1,5 atau dua spasi dari margin sebelah kiri. Selain itu, indentasi pada karya ilmiah juga harus memenuhi antara 3-5 kata atau hampir mencapai 1/3 lebar baris.
5. Contoh Penggunaan Indentasi pada Paragraf Deskripsi
Indentasi juga bisa digunakan untuk membuat penjelasan yang lebih jelas tentang topik tertentu. Selain membedakan antara paragraf yang satu dengan yang lain, indentasi juga dapat memberikan sedikit ruang pada paragraf deskripsi. Contohnya sebagai berikut:
Namun, meskipun sudah dikenal dekat oleh masyarakat Jakarta, Museum Taman Prasasti masih terbilang kurang dikenal oleh wisatawan yang datang ke kota Ibu Kota. Berbeda dengan Museum Nasional dan Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Taman Prasasti kerap ditengok oleh masyarakat Jakarta saja.
Indentasi di atas digunakan untuk memberikan sedikit ruang antara paragraf pertama dengan teks baru di paragraf kedua. Hal ini memudahkan pembaca untuk menangkap informasi yang sedang dijelaskan.
Demikianlah beberapa contoh penggunaan indentasi dalam penulisan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk pembaca. Jika ingin memperkaya wawasan tentang penulisan, jangan sungkan untuk membaca artikel lainnya di Media Indonesia.