Lebih Mengenal Instagram Pronouns


Understanding Instagram Pronouns in Indonesia: A Guide

Instagram Pronouns atau Pronoun Instagram kini tengah populer di kalangan pengguna media sosial di Indonesia. Jenis pronoun ini memungkinkan pengguna untuk memilih jenis kata ganti yang ingin ditampilkan di profil akun mereka dan ini menjadi tren di kalangan pengguna media sosial Instagram saat ini.

Bagi sesetengah orang, penggunaan pronouns di media sosial Instagram, seperti pronoun “dia”, “mereka” dan “she/ her/ hers” – bagi individu yang mengidentifikasikan dirinya sebagai wanita adalah hal yang penting. Dalam hal ini, pronouns diartikan sebagai kata ganti orang ketiga yang turut dipakai untuk menjelaskan identitas gender pemilik akun.

Melalui pronouns, pengguna media sosial bisa menuangkan cara pandang dan pemikiran pribadi yang kemudian dibagikan dengan siapa saja, termasuk teman di media sosial mereka. Bahkan, pronouns ini juga terkadang ditambahkan pada bio Instagram pengguna sebagai bagian informasi personal yang ingin disampaikan.

Di Indonesia, pengguna Instagram Pronouns juga cenderung meningkat. Hal ini dicermati sebagai bentuk kesadaran tentang gender dan hak asasi manusia secara umum di kalangan masyarakat.

Saat ini, banyak orang Indonesia yang lebih terbuka dan sadar untuk mendukung hak asasi manusia, termasuk dalam hal identitas gender seseorang. Menggunakan pronouns ini bisa jadi merupakan salah satu cara untuk mendukung perjuangan ini.

Tren penggunaan Pronouns di Instagram juga menjadi wadah bagi para LGBTQ untuk mengekspresikan identitas mereka. Adanya Pronouns membuat mereka merasa lebih nyaman dalam berbagi perasaan dan pandangan.

Secara umum, Pronouns di Instagram menjadi cara yang baik untuk menunjukkan penolakan tentang pandangan heteronormatif dan memperjuangkan keberagaman dan inklusivitas di masyarakat.

Dalam dunia pendidikan, penggunaan Pronouns juga sering diasosiasikan dengan identitas keberagaman dalam pendidikan di Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk memastikan semua siswa, terutama yang mengalami marginalisasi, merasa dihargai dan diwakili.

Selain itu, Pronouns juga dipandang sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap keberagaman di antara teman atau sesama pengguna media sosial, terutama menyangkut identitas gender.

Jadi, tidak ada salahnya untuk semakin sadar dan mengenal lebih jauh tentang Instagram Pronouns dan manfaat apa yang bisa diambil di antaranya. Penting untuk diingat bahwa kita semua adalah individu yang berbeda dan perlu dihargai tanpa pandang bulu.

Instagram Pronouns vs Binary Gender


Biner gender selalu menjadi topik yang sensitif dan kontroversial bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang merasa tidak nyaman dengan gender yang terlanjur diberikan padanya oleh masyarakat. Dalam rangka untuk mempromosikan kesetaraan gender dan menyediakan ruang yang lebih inklusif bagi semua orang, maka mulailah terdengar tentang penggunaan pronomina daripada menggunakan biner gender.

Instagram tidak hanya menjadi tempat populer untuk berbagi foto dan cerita, tetapi juga menjadi platform yang sangat dihargai bagi orang-orang untuk memperlihatkan dan menyuarakan identitas mereka. Untuk itu, Instagram memperkenalkan fitur pengaturan pronomina dalam profil Instagram. Dengan menggunakan fitur ini, seseorang dapat memasukkan pronomina apa pun yang ia pilih, termasuk pronomina yang tidak biasa seperti mereka, yang biasa digunakan oleh publisitas non-binatu.

Fitur pronomina di Instagram tidak hanya menyediakan ruang yang lebih inklusif untuk orang non-biner. Ini juga membantu menghindari suatu kesalahpahaman ketika memanggil seseorang yang mereka tidak tampak seperti apa jenis kelaminnya.

Meski ada banyak keuntungan dari penggunaan pronomina daripada biner gender, tetap saja banyak orang yang terkejut atau bahkan enggan melihat individu menggunakan pronomina yang tidak biasa. Hal ini sering terjadi di Indonesia, di mana masyarakat lebih memilih untuk berpegang teguh pada aturan konvensional dalam penggunaan kata benda dan kata kerja. Namun demikian, penggunaan pronomina baru ini sedang mendapatkan pengakuan dan mungkin seiring waktu akan lebih diterima dan dihargai dalam masyarakat.

Seiring dengan penggunaan pronomina baru, ada juga upaya untuk mengubah bahasa Indonesia yang lebih inklusif dan menghilangkan diskriminasi gender. Hal ini dicontohkan oleh orang-orang dari kelompok gender yang berbeda dan aktivis kesetaraan gender di Indonesia, yang telah memperjuangkan keberadaan kata ganti yang lebih inklusif seperti “mereka” dan “mereka-mereka” sebagai pengganti “mereka” atau “mereka”. Selain itu, beberapa orang non-biner di Indonesia memilih untuk menggunakan pronomina ganda seperti “dia atau mereka.”

Terkadang, penggunaan pronomina non-binatu dapat menimbulkan kebingungan atau bahkan konflik dalam interaksi sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan dan pemahaman tentang pronomina baru dan kelompok gender yang lebih inklusif sangat diperlukan, terutama bagi individu yang belum terlalu memahami konsep ini. Pada akhirnya, penggunaan pronomina non-binatu akan membantu menciptakan ruang yang lebih aman dan inklusif bagi semua orang, yang penting diperjuangkan sebagai warga negara yang berkualitas dan memiliki peradaban yang maju.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan