Jokowi & Ma’ruf Amin Kompak Takutkan Efek Dunia Gelap Ini

kabinetrakyat.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin ternyata sama-sama menyimpan kekhawatiran soal dampak ketidakpastian perekonomian global terhadap Indonesia.

Pasalnya, keduanya melihat risiko resesi global berpotensi menekan ekonomi semua negara. Di saat seperti ini, Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin tidak ingin daya tarik Indonesia di mata investor asing luntur.

Hal ini dikarenakan keduanya melihat investasi sebagai salah satu penopang di kala sektor lain, seperti perdagangan dan keuangan, redup akibat tekanan global.

Jokowi mengungkapkan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari sebuah investasi.

“Begitu negara sudah dicap tidak baik untuk investasi, gak akan ada yg mau datang ke negara kita. dan kalau sudah tak ada yang mau datang, barang2 harus diimpor dari luar,” kata Jokowi dalam seremoni dimulainya groundbreaking PT Wavin Manufacturing Indonesia di Kawasan Industri Terpadu Batang, Provinsi Jawa Tengah, dikutip Minggu (9/10/2022).

Semua negara, kata Jokowi kini memperebutkan investasi. Komponen tersebut dianggap mampu mendorong perekonomian negara, di tengah tertekannya konsumsi masyarakat imbas lonjakan inflasi dan lesunya ekspor.

“Yang kini menjadi rebutan adalah investasi,” tegas Jokowi.

“Kenapa investasi? Karena dengan investasi itu lah nilai tambah akan diciptakan, lapangan kerja akan diciptakan, penerimaan negara akan muncul, cadangan devisa akan muncul.”

Senada Wakil Presiden Maruf Amin mengutarakan situasi dunia yang tengah diselimuti awan gelap.

Risikonya menimpa banyak negara di dunia, termasuk Indonesia yang harus waspada akan terjadinya aliran modal keluar atau outflow.

“Kita harus waspadai arus modal kembali ke negara maju,” ungkapnya dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JCC Senayan, Jakarta, dikutip Minggu (9/10/2022).

Saat ini, investasi asing yang kabur dari Indonesia cukup besar.

Bank Indonesia (BI) mencatat sejak awal Januari hingga 6 Oktober 2022 dana asing yang kabur mencapai Rp 167,81 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Adapun, pasar saham Indonesia, masih diwarnai aksi beli neto dari asing senilai Rp69,71 triliun sepanjang tahun.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan