Apa itu Kalantur Tegese? Penjelasan tentang Asal Usul dan Maknanya


Mengetahui Makna dan Arti Kalantur Tegese di Indonesia

Kalantur Tegese adalah salah satu tradisi adat Jawa yang masih dipertahankan hingga saat ini. Kalantur Tegese berasal dari kata ‘kalan’ yang berarti kalender dan ‘tegese’ yang berarti ramalan. Dalam bahasa Jawa, kalantur dapat diartikan sebagai kalender, sedangkan tegese berarti ramalan. Kalantur Tegese sendiri dikenal sebagai metode ramalan yang dimanfaatkan untuk memprediksi berbagai macam hal, seperti keberuntungan, rejeki, kesehatan, dan kehidupan percintaan.

Asal usul Kalantur Tegese sendiri belum dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi, tradisi ini telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram pada abad ke-8 dan masih dipraktikkan hingga saat ini. Kalantur Tegese pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting, terutama dalam urusan kerajaan. Raja dan para pengikutnya memanfaatkan Kalantur Tegese untuk mengambil keputusan penting, seperti memilih tanggal penting dalam pernikahan atau upacara keagamaan.

Selain di Kerajaan Mataram, Kalantur Tegese juga dipraktikkan pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam prakteknya, Kalantur Tegese dilakukan oleh seorang ahli ramal yang biasa disebut dengan penyuplai. Penyuplai sendiri biasanya diminta untuk menyusun papan ramalan, yang berisi tulisan-tulisan Jawa. Papan ramalan tersebut kemudian diambil oleh orang yang sedang membutuhkan ramalan. Biasanya, penyuplai akan membaca isi dari papan ramalan tersebut dan memberikan nasihat atau ramalan berdasarkan isi dalam papan tersebut.

Makna dari Kalantur Tegese sendiri sangat penting bagi masyarakat Jawa. Karena dalam Kalantur Tegese, terkandung unsur-unsur adat, budaya, dan kepercayaan yang ditanamkan oleh leluhur mereka. Dalam Kalantur Tegese, masyarakat Jawa yakin bahwa terdapat kekuatan magis yang membentuk alam semesta dan segala isinya. Maka dari itu, para ahli ramal pada masa lampau ditempatkan sebagai sosok yang memiliki kemampuan khusus untuk dapat berhubungan dengan kekuatan magis yang ada.

Belakangan, Kalantur Tegese semakin berkembang dan menjadi lebih populer di masyarakat. Kini, Kalantur Tegese biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin mengetahui ramalan masa depan mereka atau sebagai tambahan dalam memilih tanggal penting. Dalam prakteknya, Kalantur Tegese muncul dalam berbagai macam bentuk, seperti beberapa peparakan (ramalan berdasarkan waktu kelahiran), gembong (ramalan dengan memperhatikan waktu dan cara lahir), dan sebagainya.

Secara umum, Kalantur Tegese masih dianggap sebagai warisan budaya yang sangat penting di Indonesia. Meskipun terbilang sebagian masyarakat kurang mempercayai ramalan, namun Kalantur Tegese tetap memegang posisi yang penting dalam menjaga tradisi adat Jawa dan kepercayaan.

Pentingnya Memahami Kalantur Tegese dalam Kehidupan Sehari-hari


Kalantur Tegese

Kalantur Tegese dikenal sebagai salah satu tradisi yang masih dijaga dengan baik di Jawa. Kalantur sendiri berasal dari kata “kalang” yang berarti berjalan, dan “turu” yang artinya memutar. Jadi secara harfiah, kalantur berarti berjalan sambil memutar. Sedangkan tegese berarti arti atau makna. Kalantur Tegese membawa pesan moral atau nasihat yang bisa dijadikan pedoman hidup sehari-hari.

Tentu saja, untuk bisa memahami pesan moral yang terkandung dalam Kalantur Tegese, kita harus memahami dengan baik makna dari setiap kalimat atau pantun yang dilantunkan. Karena itulah pentingnya memahami Kalantur Tegese dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu, Kalantur Tegese juga memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang bisa dipetik. Salah satunya adalah tentang kebersamaan. Dalam Kalantur Tegese, diungkapkan bahwa tidak ada satu orang atau kelompok yang bisa sukses tanpa bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, penting untuk saling membantu dan bekerja sama dalam hidup. Pesan moral ini bisa dijadikan pedoman oleh siapa saja untuk bisa hidup rukun dengan orang sekitar.

Di samping itu, Kalantur Tegese juga mengajarkan nilai-nilai moral tentang sopan santun. Di zaman modern ini, terkadang kita lupa akan arti penting dari sopan santun. Padahal, sopan santun merupakan nilai luhur yang harus tetap dijaga dan diwariskan. Kalantur Tegese mengajarkan kita untuk selalu bersikap sopan dan menghargai orang lain. Salah satu pantun Kalantur Tegese yang mengajarkan nilai sopan santun adalah:

“Ing nirmolo ing ngliwet
Sakwerna salam salimi
Banjur pusaka kula
Panggonan tamtu ngiringi”

Artinya, ketika berkunjung ke rumah seseorang, kita harus selalu menyapa dan memberi salam dengan sopan. Kemudian jika diberi makanan atau minuman, kita harus mengucapkan terima kasih. Ini dapat menunjukkan bahwa kita menghargai apa yang telah diberikan dan bahwa kita bersikap sopan santun.

Tak hanya itu, Kalantur Tegese juga mengandung pesan moral tentang pentingnya menjaga diri. Seperti yang kita ketahui, di zaman modern ini, banyak sekali godaan yang bisa membuat kita melanggar norma dan nilai yang ada. Oleh karena itu, kita harus bisa memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kalimat Kalantur Tegese yang mengajarkan pentingnya menjaga diri adalah:

“Kang dadya iku you kamari
Sawarga warangka sira
Dadi aja kakehan kembang
Nang mushola ngalap berkah”

Artinya, kita sebaiknya tidak terlalu terpancing oleh godaan yang ada karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita harus bisa menempatkan diri dengan baik dan menjaga diri dari godaan yang merugikan.

Dengan memahami pesan moral yang ada dalam Kalantur Tegese, kita dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai positif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting karena akan membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki nilai-nilai yang luhur. Selain itu, Kalantur Tegese juga merupakan salah satu kearifan lokal Indonesia yang harus tetap dijaga dan diwariskan ke generasi selanjutnya.

Kalantur performance

Sebagai bangsa Indonesia, kita harus bangga memiliki kearifan lokal yang sangat beragam. Kalantur Tegese adalah salah satu warisan budaya yang harus kita lestarikan. Hal ini karena keberagaman budaya Indonesia adalah kekayaan dan identitas yang perlu dijaga kelestariannya.

Jadi, mari kita lestarikan kearifan lokal Indonesia dengan banyak membaca, mengenal, menneladani dan mempraktikan nilai-nilai moral yang ada dalam Kalantur Tegese. Dengan demikian, keberagaman budaya Indonesia akan semakin berarti dan menjadi kebanggaan kita semua.

Peran Kalantur Tegese dalam Budaya Jawa dan Kelangsungan Tradisi Lisan


Mengetahui Makna dan Arti Kalantur Tegese di Indonesia

Kalantur Tegese merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang masih terus dilestarikan di Indonesia terutama di pulau Jawa. Seni pertunjukan ini berasal dari zaman Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Kalantur Tegese adalah bentuk kesenian bertutur yang di dalamnya terdapat tiga unsur utama yaitu: seni tari, teater dan lagu yang dinyanyikan dengan iringan gamelan Jawa. Kalantur Tegese hingga kini masih sangat populer di kalangan masyarakat Jawa dan secara aktif dipentaskan di acara-acara adat, upacara keagamaan, dan festival seni di seluruh penjuru Indonesia.

Peran Kalantur Tegese dalam budaya Jawa sangatlah penting dan memiliki peranan besar dalam kelangsungan tradisi lisan, dimana sejarah Jawa, khazanah ilmu, serta sebuah filsafat hidup turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi melalui media bahasa, tulisan dan seni pertunjukan tradisional seperti Kalantur Tegese.

Seni Kalantur Tegese juga merupakan media sosialisasi yang menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan antarwarga masyarakat di Jawa. Dalam pertunjukan Kalantur Tegese, para pemain tidak hanya menampilkan kemampuan aktingnya saja, namun juga melatih kemampuan membaca alur cerita, serta menguasai unsur bahasa Jawa yang kaya akan pepatah dan peribahasa. Melalui pembelajaran membaca alur cerita ini, budaya cinta sastra bisa dihidupkan kembali di tengah masyarakat Jawa yang modern ini.

Kalantur Tegese juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan nilai-nilai moralitas seperti menghormati orang tua, persahabatan, kejujuran, dan keberanian. Hal ini terlihat dari kalimat-kalimat dalam dialog, lagu dan gerak seni di dalamnya yang memiliki makna mendalam.

Namun, saat ini seni Kalantur Tegese sedang mengalami tantangan yang cukup kompleks dalam upaya kelangsungan tradisi lisan. Terutama di era modern ini, terdapat banyak hal yang dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari seni pertunjukan tradisional seperti Kalantur Tegese. Ada juga anggapan bahwa seni Kalantur Tegese hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja, sehingga tidak memperoleh ruang yang lebih luas lagi. Untuk menjaga serta memperpanjang umur seni tradisional Kalantur Tegese, maka diperlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, kalangan pelaku seni, masyarakat dan akademisi agar seni Kalantur Tegese tetap lestari dan terus bisa dinikmatin oleh generasi selanjutnya.

Bagaimana Menggunakan Kalantur Tegese dengan Benar dan Bijak


Kalantur Tegese Indonesia

Kalantur Tegese adalah istilah dalam bahasa Jawa yang merujuk pada kalender Jawa yang digunakan untuk menentukan hari baik dan buruk. Kalender ini berisi berbagai informasi tentang berbagai acara dan kegiatan masyarakat seperti upacara adat, perkawinan, pembangunan rumah, dan lain-lain. Namun, penggunaan Kalantur Tegese tidak boleh sembarangan dan harus dilakukan dengan bijak. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menggunakan Kalantur Tegese dengan benar:

1. Mencari Nama Seseorang Sesuai Tanggal Lahir

Kalantur Tegese Indonesia

Untuk menentukan nama seseorang sesuai dengan kalender Jawa atau Kalantur Tegese, maka setiap tanggal lahir sering disesuaikan dengan huruf tertentu. Oleh karena itu, pastikan Anda mengetahui tanggal lahir yang benar dan kemudian mencari huruf yang sesuai dengan tanggal lahir tersebut. Dalam Kalantur Tegese, huruf yang sesuai dipercaya memiliki makna tertentu dan dapat memberikan panduan bagi kehidupan seseorang.

2. Mempelajari Hari yang Baik untuk Melakukan Kegiatan Tertentu

Kalantur Tegese Indonesia

Kalender Jawa atau Kalantur Tegese juga berisi informasi mengenai hari yang baik dan buruk untuk melakukan kegiatan tertentu. Misalnya, hari yang baik untuk merenovasi rumah atau memulai usaha, atau sebaliknya, hari yang buruk untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keuangan. Informasi ini bermanfaat untuk mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal buruk atau hindari kemungkinan kegagalan.

3. Memilih Waktu yang Tepat untuk Melakukan Perkawinan

Kalantur Tegese Indonesia

Perkawinan adalah momen penting dalam hidup seseorang. Oleh karena itu, selain memilih pasangan yang tepat, ada baiknya juga memilih waktu yang tepat untuk menikah. Dalam Kalantur Tegese, terdapat informasi mengenai hari dan bulan yang baik untuk melakukan pernikahan. Pemilihan waktu yang tepat sesuai dengan Kalantur Tegese dapat membantu mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan dalam hidup pernikahan.

4. Mengikuti Kalender Jawa dengan Bijak

Kalantur Tegese Indonesia

Kalender Jawa atau Kalantur Tegese tidak bisa dijadikan patokan utama dalam hidup seseorang. Setiap manusia memiliki kehidupan yang berbeda-beda, dan terkadang seseorang perlu melangkah keluar dari tarikan jodoh atau nasib buruk yang tertera di kalender. Pemilihan kesempatan dan pengambilan keputusan yang tepat juga didasarkan pada keterampilan pribadi dan keberanian untuk menghadapi tantangan dalam hidup. Oleh karena itu, gunakan informasi dari Kalantur Tegese dengan bijak dan harus memiliki kewaspadaan dalam memutuskan sesuatu.

Itulah beberapa cara menggunakan Kalantur Tegese dengan benar dan bijak. Semangat dan optimisme dalam menghadapi kehidupan perlu tetap dijaga, meski dalam keadaan apapun. Sebagai warga Indonesia, kita harus tetap menghargai dan menghormati tradisi dan budaya kita tanpa mengabaikan pemikiran rasional. Namun, meski seseorang memilih menempuh jalan yang berbeda, semua orang memiliki kesempatan untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya.

Contoh Peribahasa Jawa yang Mengandung Kalantur Tegese sebagai Inspirasi Hidup


Contoh Peribahasa Jawa yang Mengandung Kalantur Tegese sebagai Inspirasi Hidup

Peribahasa Jawa atau bahasa Jawa kuno merupakan kekayaan sastra Indonesia yang patut dilestarikan. Berbagai kalimat bijak atau perumpamaan dalam bahasa Jawa kuno sering digunakan untuk memberikan inspirasi, motivasi, hingga bimbingan hidup pada masyarakat. Salah satu jenis peribahasa Jawa yang paling terkenal adalah yang mengandung kalantur tegese.

1. “Kang soleh ngarso ngero”

Kang soleh ngarso ngero

Peribahasa Jawa yang pertama adalah “kang soleh ngarso ngero” yang artinya adalah orang yang baik dalam mengatur hati dan pikirannya, pasti juga bisa mengatur perilakunya. Penegasan yang terkandung dalam kalimat ini adalah perlunya memiliki pikiran atau hati yang baik agar juga bisa menjalankan tindakan yang baik.

2. “Sepi ing pamrih rame ing gawe”

Sepi ing pamrih rame ing gawe

Peribahasa Jawa lainnya adalah “sepi ing pamrih rame ing gawe” yang artinya ketika ada yang memberi imbalan maka pasti banyak orang yang tertarik padamu. Kalimat ini memberikan inspirasi agar semua tindakan yang dijalankan dilakukan dengan penuh keikhlasan dan bukan karena hanya ingin mendapatkan imbalan saja. Ketika kamu melakukan hal dengan baik dan penuh ikhlas, maka orang-orang akan merasa senang dan tertarik untuk menjadi teman atau kerabatmu.

3. “Urip iku urup”

Urip iku urup

Peribahasa Jawa berikutnya adalah “urip iku urup” yang bisa diartikan hidup itu seperti api. Api yang membara membutuhkan bahan bakar yang baik. Begitu juga hidup, yang butuh ‘bahan bakar’ untuk terus membara adalah dengan melakukan yang terbaik dan positif dalam hidup.

4. “Luwih anget ketimbang sumur kidul”

Luwih anget ketimbang sumur kidul

Peribahasa Jawa lainnya adalah “luwih anget ketimbang sumur kidul” yang artinya lebih baik memanaskan diri daripada menjadi orang yang lebih lemah. Mengikuti peribahasa ini, kita harus menempatkan diri dalam posisi yang baik terlebih dahulu sebelum berusaha untuk memberikan energi pada orang lain.

5. “Kenal lelakon ngucapake lan njaluk pangertene.”

Kenal lelakon ngucapake lan njaluk pangertene

Peribahasa Jawa ini berbicara tentang pentingnya verbalisasi. Secara harfiah, peribahasa ini memiliki makna “tahu berbicara dan meminta pengertian.” Hal ini bermakna bahwa untuk bisa benar-benar memahami sesuatu, kamu harus bisa menyampaikan pendapatmu dengan jelas dan baik. Saat kamu mengucapkan sesuatu dan meminta orang lain untuk memahami perspektifmu, kamu pun belajar tentang gagasan atau sudut pandang lain yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

Demikianlah 5 contoh peribahasa Jawa yang mengandung kalantur tegese yang bisa menjadi inspirasi hidup pada kehidupan sehari-hari. Peribahasa ini menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam menentukan jalan hidup dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan