Keluarga Berharap Kapolri Transparan Usut Kematian Brigadir J

Jambi: Kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang tewas ditembak sesama rekannya menyayat hati orang tuanya Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak beserta anggota keluarga lainnya yang berkumpul di rumah duka, Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi.
 
Keluarga sangat terpukul atas insiden yang dinilai penuh misteri dan kejanggalan. Anak kesayangan mereka meregang nyawa akibat sejumlah luka tembak dalam sebuah peristiwa berdarah Jumat petang akhir pekan lalu, 8 Juli, di kediaman Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
 
Usai pemakaman putranya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristiani di Simpang Unit Satu Sungaibahar, Senin petang, 11 Juli, ayah almarhum Samuel meyakini kasus kematian anaknya sarat kejanggalan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kabar kematian Yosua, kata Samuel, diterima dari anaknya yaitu adik almarhum yang kebetulan bertugas di Mabes Polri, Sabtu, 9 Juli  via telepon saat dia sedang dalam perjalanan berziarah ke balige, Sumatra Utara.
 

Mendapat kabar buruk tersebut Samuel bersama istri dan anaknya bergegas kembali ke Jambi. Karena lama di perjalanan, Samuel dan istri menemukan jasad anaknya dalam peti mati sudah berada di kediamannya, Desa Suka Makmur, Sungai Bahar.
 
Samuel membeberkan, beberapa jam sebelum kejadian penembakan, anaknya Yosua masih kerap berkomunikasi via ponsel. Yosua, kata Samuel sebetulnya ingin ikut berziarah, namun tidak bisa karena sedang bertugas.
 
Selain melihat luka di tubuh anaknya, Samuel mengungkapkan, salah satu kejanggalan adalah terkait proses autopsi jasad anaknya yang tidak melalui persetujuannya. Menurutnya, jika anaknya berbuat kesalahan, tidak sepatutnya menerima perlakuan hukum yang dinilainya tidak manusiawi.
 
“Jika pun anak saya salah, jangan disiksa begitu,” ujarnya dengan suara bergetar.
 
Saat ini Samuel didukung keluarganya masih menunggu dan mencari kebenaran atas peristiwa berdarah yang menewaskan anaknya yang bergabung dengan Polri semenjak 2012 silam.
 
Sementara itu tante Yosua, Rohani Simanjuntak mengharapkan dan meminta bantuan Kapolri, supaya kasus penyebab kematian keponakan diusut secara adil dan transparan.
 
“Kami dari pihak keluarga berharap kepada Bapak Kapolri memperhatikan dan membantu pengusutannya secara berkeadilan hukum. Kami sendiri tidak akan sanggup melanjutkan kasus ini, kami mohon kepada Bapak supaya kami mendapat keadilan dan kebenaran dalam kasus ini,” kata Rohani.
 

(WHS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan