Table of contents: [Hide] [Show]

kabinetrakyat.com – Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ) Ahmad Taufan Damanik mengatakan, jalan terbaik menghentikan kekerasan di Papua adalah berdialog untuk mencapai perdamaian.

“Komnas HAM melihat jalan terbaik bagi penyelesaian kekerasan konflik yang ada di Papua adalah dialog damai ,” ujar Taufan saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022).

Ide dialog damai itu, kata Taufan, mulai dijajaki Komnas HAM sejak tahun 2021.

Awalnya gagasan ini ditolak, baik dari Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB), Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Beberapa kali Komnas HAM menjajaki ide perdamaian ke Papua, berakhir dengan penolakan, bahkan sampai ada aksi demonstrasi.

Namun, beberapa waktu belakangan, kata Taufan, semua pihak baik dari OPM maupun pemerintah Indonesia bersedia duduk bersama dengan Komnas HAM untuk menciptakan perdamaian.

“Kami juga sudah bicara dengan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menkopolhukam, dan sudah mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dari Panglima TNI dan Kapolri (untuk dialog damai),” papar dia.

“Semua pihak bersetuju dialog damai itulah jalan keluar yang paling bermartabat, paling memenuhi rasa kemanusiaan kita,” sambung Taufan.

Taufan mengatakan, berkaca dari pengalaman perdamaian Aceh, jalan damai di Papua sudah semestinya terwujud.

“Aceh dan kita menjadi contoh dunia dengan satu cerita kesuksesan melakukan dialog damai, siapa bilang kita enggak bisa? Bangsa ini bangsa besar karena itu pasti berjiwa besar menyelesaikan masalah ( kekerasan di Papua ) ini,” tutur Taufan.

Kekerasan di Papua kembali terjadi

Catatan Front Mahasiswa Papua setidaknya ada tiga kekerasan yang diduga dilakukan aparat TNI kepada masyarakat sipil Papua dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.

Kekerasan tersebut tidak hanya menyebabkan luka-luka, tetapi juga korban jiwa.

Pada 22 Agustus 2022 diketahui terjadi peristiwa pembunuhan empat orang warga sipil dengan cara mutilasi di Mimika.

Dari kasus tersebut sudah ditetapkan 10 tersangka dengan enam tersangka adalah anggota TNI dan empat tersangka lainnya adalah warga sipil.

Berselang beberapa hari, tepatnya 29 Agustus 2022 terjadi penganiayaan terhadap tiga warga sipil di Kelurahan Bade, Kecamatan Edera, Kabupaten Mappi, Papua.

Peristiwa yang diduga didalangi sejumlah anggota TNI itu menyebabkan satu orang tewas dan dua orang luka serius.

Ketua Front Mahasiswa Papua Rudi Kogoya mengatakan, informasi kasus ketiga baru saja mereka terima Selasa (6/9/2022) malam yang terjadi di Paniai.

“Yang saya lihat kepalanya bolong, kami belum tahu apakah penyiksaan atau penembakan. Kemungkinan dilakukan aparat TNI juga,” ucap Rudi, Rabu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan