Bedah Saraf: Proses, Risiko dan Pencegahan


Kesehatan Dea: Menjaga Kesehatan dan Kecantikan di Indonesia

Bedah saraf merupakan salah satu bidang ilmu kedokteran yang berfokus pada pengobatan masalah saraf, seperti tumor, kelumpuhan, cedera, dan epilepsi. Semakin berkembangnya teknologi dan metode bedah membuat operasi saraf menjadi lebih aman dan efektif. Namun, proses bedah saraf masih memberikan risiko bagi pasien, terlebih jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan dipimpin oleh ahli bedah yang berpengalaman.

Biasanya, proses bedah saraf dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada kulit untuk memasukkan alat bedah. Kemudian, dokter akan menggunakan alat bedah untuk memotong atau mengangkat bagian saraf yang sakit atau rusak. Setelah itu, dokter akan memperbaiki bagian yang sakit dengan menggunakan bahan implan atau membiarkan tubuh melakukan penyembuhan secara alami.

Meskipun prosedur bedah saraf terlihat mudah, operasi pada bagian saraf dapat sangat berisiko. Risiko-risiko tersebut meliputi sakit kepala, infeksi, kerusakan saraf yang tidak dapat diatasi atau tidak dapat pulih total, stroke, kejang, dan bahkan kematian. Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum operasi dan mengevaluasi risiko serta keuntungan dari operasi tersebut.

Selain itu, sebelum melakukan operasi, dokter juga perlu melakukan persiapan seperti mengomunikasikan risiko dan manfaat operasi dengan pasien, menyiapkan kondisi pasien dengan melakukan tes kesehatan seperti tes darah dan tes pencitraan seperti MRI atau CT Scan, dan memenuhi persyaratan lain yang terkait dengan operasi saraf.

Untuk mencegah risiko yang terjadi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pasien, antara lain adalah menjaga kesehatan dan kondisi fisik secara umum sebelum operasi, memberikan informasi yang lengkap kepada dokter terkait riwayat kesehatan dan keluhan yang dirasakan, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setelah operasi dilakukan. Selain itu, mengikuti prosedur yang diberikan oleh dokter setelah operasi juga sangat penting untuk memastikan pemulihan yang optimal.

Dengan melakukan persiapan dan menjaga kesehatan secara baik sebelum dan sesudah operasi bedah saraf, risiko terjadinya komplikasi dapat diminimalkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf terkait kondisi kesehatan yang dirasakan, prosedur operasi, risiko yang mungkin terjadi, serta cara menghindari risiko tersebut.

Tanya Jawab Seputar Stunting pada Anak


Tanya Jawab Seputar Stunting pada Anak

Stunting merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 30% anak di Indonesia mengalami stunting. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan anak, tetapi juga pada masa depan bangsa. Berikut beberapa pertanyaan seputar stunting pada anak dan jawabannya.

Apa itu stunting?

Stunting adalah kondisi ketika anak tidak mencapai tinggi badan yang seharusnya saat usia tertentu. Biasanya, anak dikatakan mengalami stunting jika tinggi badannya tercatat kurang dari minus 2 standar deviasi dari rata-rata tinggi badan anak seusianya. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan/atau recurrent. Hal ini dapat terjadi saat anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

Apakah hanya anak yang kurang makan yang bisa mengalami stunting?

Tidak selalu demikian. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan anak mengalami stunting, di antaranya adalah kurangnya pendidikan tentang nutrisi bagi orangtua, sanitasi yang buruk, infeksi, dan pencegahan terhadap penyakit. Selain itu, faktor genetik juga dapat berperan. Meskipun demikian, kekurangan gizi kronis tetap menjadi penyebab utama stunting pada anak.

Apa dampak dari stunting pada anak?

Stunting dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak secara keseluruhan, termasuk perkembangan otak dan kognitif. Anak yang mengalami stunting juga berisiko lebih besar mengalami malnutrisi, penyakit infeksi, dan kecacatan. Selain itu, stunting juga dapat berdampak pada performa akademik dan produktivitas di kemudian hari.

Berapa lama anak mengalami stunting?

Anak dapat mengalami stunting selama masa tumbuh kembangnya, mulai dari dalam kandungan hingga usia dua tahun. Namun, dampak jangka panjang dari stunting dapat berlangsung seumur hidup.

Bisakah stunting diatasi?

Stunting dapat dicegah dengan memberikan nutrisi yang cukup bagi bayi sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Nutrisi yang cukup mencakup asupan dalam jumlah yang tepat dan bergizi seimbang. Selain itu, menjaga sanitasi yang baik dan mencegah infeksi juga dapat membantu mencegah stunting. Walaupun stunting sudah terjadi, pemberian nutrisi yang baik dan pengobatan penyakit dapat membantu mempercepat pemulihan.

Bagaimana mengatasi stunting pada anak?

Mengatasi stunting pada anak membutuhkan pendekatan holistik dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap gizi dan kesehatan, meningkatkan sanitasi dan ketersediaan air bersih, mempromosikan praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dengan gizi seimbang, serta meningkatkan pendidikan tentang nutrisi bagi orangtua dan masyarakat secara umum.

Little Girl Sitting with An Apple

Anak merupakan aset berharga bagi bangsa dan masa depan. Oleh karena itu, kesehatan dan kesejahteraan anak perlu menjadi prioritas bagi kita semua. Mari bersama-sama memerangi stunting dan memberikan nutrisi yang cukup bagi anak-anak Indonesia.

Cara Mengatasi Kecemasan dan Depresi selama Pandemi


Cara Mengatasi Kecemasan dan Depresi selama Pandemi

Selama pandemi COVID-19, kecemasan dan depresi banyak terjadi pada masyarakat Indonesia. Istilah “nama dea” mulai sering digunakan oleh orang-orang Indonesia untuk melambangkan suasana hati mereka yang sedang tertekan dan cemas. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi kecemasan dan depresi selama pandemi ini:

Melakukan Olahraga dan Meditasi

Olahraga

Olahraga memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan fisik dan mental. Olahraga terbukti dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Dalam situasi pandemi seperti sekarang, banyak olahraga dilakukan di rumah. Anda bisa memilih untuk melakukan olahraga ringan seperti yoga atau pernapasan yang membantu meditasi. Meditasi juga sudah terbukti efektif dalam mengurangi kecemasan dan depresi.

Berhubungan dengan Keluarga dan Sahabat

Video call with family

Saat melaksanakan social distancing dan berada di dalam rumah saja, rasa kesepian dan kecemasan bisa dialami oleh banyak orang. Maka dari itu, penting untuk tetap terhubung dengan keluarga dan sahabat melalui telepon, pesan, atau video call. Melakukan video call dan membicarakan masalah juga seringkali membantu proses pemulihan dari kecemasan dan depresi.

Menjaga Kesehatan Mental dengan Hobi dan Kreativitas Baru

Hobby

Pada saat pandemi, dengan kita diharapkan berada di rumah, cukup mudah untuk merasa bosan dan tidak mempunyai aktivitas yang produktif. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kesehatan mental kita dengan mencari hobi dan kreativitas baru. Ini bisa berupa membaca buku, menyelesaikan hobi yang terkatung-katung, atau memulai hobi baru seperti memasak atau berkebun.

Membatasi Konsumsi Berita dan Informasi Negatif

Stop reading news

Konsumsi berita dan informasi yang terlalu banyak dan negatif dapat membuat rasa cemas dan depresi semakin memburuk. Selama pandemi, penting untuk tetap memperoleh informasi yang benar dan terkini mengenai COVID-19. Namun, Anda juga harus memilih sumber berita yang terpercaya dan membaca informasi yang relevan dengan kebutuhan Anda. Anda bisa membatasi waktu untuk membaca berita dan informasi dan fokus pada hal-hal yang positif di sekitar Anda.

Mencari Bantuan dan Penanganan Profesional

Professional help

Jika Anda merasa tidak bisa mengatasi kecemasan dan depresi dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk mencari bantuan dan penanganan profesional. Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline atau layanan kesehatan mental yang disediakan oleh pemerintah atau organisasi non-profit.

Dalam situasi yang tidak pasti seperti pandemi ini, sangat mungkin untuk merasa terlalu tertekan dan cemas. Namun, dengan mengetahui cara mengatasi kecemasan dan depresi, serta dengan mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan mental, Anda dapat melihat pandemi ini sebagai kesempatan untuk memperkuat diri dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Peran Olahraga dalam Meningkatkan Kesehatan Mental


olahraga meningkatkan kesehatan mental

Indonesia telah lama mengenal olahraga sebagai kebutuhan pokok manusia untuk mempertahankan kebugaran tubuh. Tapi tahukah kamu bahwa olahraga juga dapat meningkatkan kesehatan mental kita? Inilah mengapa semakin banyak orang yang mulai tertarik untuk memasukkan olahraga ke dalam rutinitas harian mereka.

olahraga meningkatkan kesehatan mental 2

Memang benar bahwa olahraga memberikan manfaat yang luar biasa bagi tubuh kita seperti menurunkan berat badan dan meningkatkan kekuatan otot, namun ternyata olahraga juga dapat membantu meningkatkan kesehatan mental kita. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai peran olahraga dalam meningkatkan kesehatan mental kita.

Mengurangi Stres dan Depresi

olahraga meningkatkan kesehatan mental 3

Stres dan depresi adalah dua masalah kesehatan mental yang umum terjadi di masyarakat. Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena olahraga dapat membantumu mengatasi kedua masalah tersebut. Olahraga dapat membantu meratakan hormon stres dalam tubuh dan meningkatkan produksi endorfin, yang dapat membantu meningkatkan mood dan meredakan stres dan depresi.

Meningkatkan Kepuasan Diri

kepuasan diri dalam olahraga Indonesia

Melalui olahraga, kamu dapat merasakan kepuasan ketika berhasil menyelesaikannya atau bahkan mencapai target yang sudah ditetapkan. Perasaan bahagia dan kebahagiaan yang dihasilkan setelah menyelesaikan latihan akan menjadi pengalaman yang sulit terlupakan. Hal ini membantu meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan diri. Dengan demikian, olahraga dapat menjadi salah satu cara yang berguna untuk mengatasi stres dan depresi.

Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus

fokus dan konsentrasi dalam olahraga Indonesia

Ketika berolahraga, kamu diharuskan untuk fokus dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan fokus. Studi telah menunjukkan bahwa orang yang rutin berolahraga memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak sering berolahraga. Ini karena latihan fisik dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan jaringan otak.

Mengatasi Sindrom Pra Menstruasi (PMS)

menurunkan sindrom prasiklus mingguan

Bagi banyak wanita, Sindrom Pra Menstruasi (PMS) adalah masalah yang mengganggu yang mempengaruhi kesehatan mental mereka. Tapi tahukah kamu bahwa olahraga dapat membantu mengurangi gejala PMS? Latihan fisik dapat membantu merangsang produksi endorfin dan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga membantu meredakan gejala PMS seperti depresi dan kelelahan.

Mengembangkan Hobi Baru

mengembangkan hobi baru

Banyak orang yang mulai memasukkan olahraga ke dalam rutinitas harian mereka karena ingin mencoba hobi baru. Berolahraga tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik, tetapi juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan menarik. Melalui olahraga, kamu dapat melakukan aktivitas yang menyehatkan dan menyenangkan seperti yoga, lari, berenang, atau bersepeda. Dengan demikian, kamu dapat mengembangkan hobimu dalam olahraga.

Kesimpulan

kesimpulan olahraga meningkatkan kesehatan mental

Terlepas dari jenis olahraga yang kamu pilih, lakukanlah sesuai kemampuanmu dan jangan terlalu memaksakan diri. Berolahraga secara rutin untuk membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisikmu. Dalam jangka panjang, olahraga juga dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan PMS. Oleh karena itu, jangan ragu untuk memasukkan olahraga ke dalam rutinitas harianmu sekarang!

Pemberian ASI Eksklusif untuk Kesehatan Bayi dan Ibu


ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi

Salah satu peranan penting dari seorang bidan adalah memberikan informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk kesehatan bayi dan ibu. ASI eksklusif adalah memberikan ASI tanpa tambahan apapun selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Di Indonesia, sekitar 48,9% bayi mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.

Memberikan ASI eksklusif kepada bayi memberikan banyak manfaat untuk kesehatannya. ASI eksklusif dapat memberikan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. ASI juga mengandung banyak nutrisi yang dapat membantu melindungi bayi dari penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan meningitis.

ASI juga memberikan manfaat untuk kesehatan ibu. Menyusui dapat membantu mengurangi risiko terkena beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan ovarium. Menyusui juga membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Di Indonesia, sudah ada program dari pemerintah untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Salah satunya adalah program “Emas dalam Setahun” yang bertujuan untuk meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif kepada bayi hingga 80% pada tahun 2021. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan ini.

Tantangan dalam Pemberian ASI Eksklusif

Tantangan dalam Pemberian ASI Eksklusif

Salah satu tantangan dalam pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Banyak ibu yang merasa kurang percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif karena mendapat tekanan dari orang di sekitarnya, seperti suami, mertua, atau keluarga lainnya. Mereka seringkali merasa bahwa ASI tidak cukup atau kurang berkualitas, sehingga lebih memilih memberikan susu formula.

Tantangan lainnya adalah kurangnya dukungan dari tempat kerja. Banyak ibu yang sulit untuk menyusui bayinya saat kembali bekerja karena tidak ada ruang khusus untuk menyusui atau memerah ASI. Akibatnya, banyak ibu yang merasa terpaksa memberikan susu formula kepada bayinya meskipun sebelumnya telah memberikan ASI eksklusif selama beberapa bulan.

Tantangan lain yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan. Banyak bidan atau petugas kesehatan yang kurang memberikan informasi yang cukup kepada ibu tentang keuntungan dari pemberian ASI eksklusif dan cara-cara menyusui yang benar. Hal ini dapat menyebabkan banyak ibu yang merasa kesulitan atau tidak percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif.

Pentingnya Dukungan dari Lingkungan Sekitar

Dukungan Lingkungan untuk ASI Eksklusif

Untuk mengatasi tantangan dalam pemberian ASI eksklusif, sangat penting bagi ibu untuk mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, seperti suami, keluarga, dan teman. Lingkungan yang positif dan mendukung akan membantu ibu merasa lebih percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif dan mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul.

Selain itu, dukungan dari tempat kerja dan tenaga kesehatan juga sangat penting bagi ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif. Tempat kerja yang menyediakan ruang khusus untuk menyusui atau memerah ASI akan membantu ibu merasa lebih nyaman dan dapat terus memberikan ASI eksklusif meskipun telah kembali bekerja. Tenaga kesehatan yang memberikan informasi yang cukup dan jelas tentang pemberian ASI eksklusif akan membantu ibu merasa lebih percaya diri dan mampu mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul.

Secara keseluruhan, pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk kesehatan bayi dan ibu. Untuk meningkatkan jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar, tempat kerja, dan tenaga kesehatan. Juga, ibu perlu dapat memperoleh informasi yang cukup dan tepat tentang pemberian ASI eksklusif, sehingga mereka dapat merasa lebih percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif untuk bayi mereka.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan