Definisi dan Asal-usul Ungkapan Owarimasu


Ungkapan owarimasu merupakan kata bahasa Jepang yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Secara harfiah, owarimasu artinya selesai atau sekarang sudah selesai. Namun di Indonesia, makna owarimasu lebih dari itu, yakni berarti sebuah kondisi yang sangat sulit untuk dikembalikan ke awal, menjadi berakhir, dan tidak bisa dikesampingkan lagi.

Seringkali owarimasu digunakan untuk menggambarkan situasi yang sangat sulit atau bahkan keadaan yang sudah tak bisa diselamatkan lagi. Contohnya, sebuah perusahaan yang bermasalah keuangan dan telah mengalami kerugian besar, bisa dikatakan bahwa kondisi tersebut sudah owarimasu atau tidak mungkin lagi untuk dipulihkan. Begitu juga dengan hubungan antar pasangan, jika sudah ada masalah dan tak mampu diperbaiki, maka bisa dikatakan bahwa kondisi hubungan tersebut owarimasu, dan tak akan bisa lagi dibawa ke keadaan semula.

Ungkapan owarimasu sendiri konon berasal dari sejarah Perang Dunia II, ketika serangan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima mengakhiri perang di antara Jepang dan Amerika Serikat. Pada waktu itu, tentara Jepang berhasil menunda keputusan untuk menyerah pada Amerika Serikat. Namun, saat kedua kota tersebut digempur bom atom, maka kondisi tersebut tidak bisa lagi dikembalikan ke awal atau tidak bisa diubah lagi. Dalam bahasa Jepang, kondisi sulit yang tidak bisa dikembalikan ke awal ini kemudian disebut dengan owarimasu.

Penggunaan Owarimasu dalam Bahasa Jepang


Penggunaan Owarimasu Dalam Bahasa Jepang

Owarimasu adalah salah satu kata kerja dalam bahasa Jepang yang memiliki arti “selesai” atau “berakhir”. Penggunaan kata kerja ini sangat umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang dan sering kali digunakan dalam berbagai situasi, baik formal maupun informal.

Owarimasu dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti misalnya dalam percakapan sehari-hari, saat mengisi formulir atau saat berbicara dengan atasan atau rekan kerja. Ketika digunakan dalam percakapan sehari-hari, kata kerja ini seringkali diucapkan sebagai “owari” saja, tanpa menggunakan akhiran “masu”.

Contoh penggunaan owarimasu dalam kehidupan sehari-hari adalah saat meminta izin meninggalkan tempat kerja. Sebelum meninggalkan kantor, seorang pegawai harus memastikan bahwa pekerjaannya sudah selesai dan memberitahu atasan dengan mengatakan, “shigoto owarimashita” yang artinya “pekerjaan saya sudah selesai”. Atasan kemudian akan merespons, “owarimashita ka?” yang artinya “sudah selesai?”.

Selain itu, kata kerja “owarimasu” juga sering digunakan dalam konteks formal, seperti saat melakukan presentasi di depan klien atau bos. Contohnya adalah saat menutup presentasi, seorang presenter akan mengatakan, “shûryô ni narimashita” yang artinya “kami sudah mencapai akhir presentasi kami”.

Selain digunakan dalam konteks pekerjaan, owarimasu juga digunakan dalam konteks hiburan dan olahraga. Sebagai contoh, dalam olahraga sepak bola, wasit akan meniupkan peluit untuk menandakan bahwa pertandingan sudah selesai dengan mengatakan, “owarimashita” atau “owari”.

Demikianlah, penggunaan kata kerja “owarimasu” sangat umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang dan digunakan dalam berbagai situasi baik formal maupun informal.

Makna Lain dari Owarimasu


Makna Lain dari Owarimasu

Arti dasar dari kata ‘owarimasu’ adalah selesai atau berakhir. Namun, dalam budaya Jepang, kata ini juga memiliki beberapa makna lain yang cukup menarik. Berikut adalah beberapa makna lain dari ‘owarimasu’ yang mungkin belum banyak diketahui orang.

Takoyaki Sudah Matang

Takoyaki Sudah Matang

Kata ‘owarimasu’ juga bisa digunakan untuk menggambarkan takoyaki yang sudah matang. Takoyaki adalah makanan Jepang yang terbuat dari adonan tepung dengan isian potongan gurita dan sayuran. Saat memasak takoyaki, adonan harus terus dicampur dan dibolak-balikkan menggunakan alat khusus. Ketika takoyaki sudah matang sempurna, orang Jepang akan mengatakan ‘takoyaki wa owarimashita’ atau takoyaki sudah selesai.

Musim Berganti

Musim Berganti

Berpindahnya musim dari satu ke musim yang lain juga dapat disebut sebagai ‘owarimasu’. Hal ini karena musim di Jepang sangat diperhatikan dan dihargai. Ketika musim telah berakhir, orang Jepang akan mengatakan ‘kisetsu wa owarimashita’ atau musim sudah berganti. Contohnya, ketika musim panas telah berakhir dan masuk musim hujan, orang Jepang akan mengucapkan ‘tsuyu wa owarimashita’ atau musim hujan telah tiba.

Waktu untuk Perpisahan

Waktu untuk Perpisahan

Di Jepang, memasuki musim gugur melambangkan waktu yang tepat untuk berpisah. Musim gugur adalah musim yang diidentikkan dengan perpisahan, entah itu sebagai siswa yang lulus dari sekolah atau seseorang yang meninggalkan perusahaan. Saat seseorang berpisah dengan teman atau rekan kerjanya, ia akan mengucapkan ‘sayonara’ yang berarti “sampai jumpa”. Namun, ketika seseorang telah benar-benar harus pergi, orang Jepang akan mengatakan ‘owarimasu’ untuk menandakan bahwa sudah waktunya berpisah selamanya.

Akhir dari Segala Sesuatu

Akhir dari Segala Sesuatu

Selain itu, ‘owarimasu’ juga bisa digunakan untuk menjelaskan akhir dari segala sesuatu, mulai dari karir seseorang, pertandingan olahraga, atau bahkan kehidupan seseorang. Saat seseorang benar-benar telah mencapai akhir, orang Jepang akan mengucapkan ‘owari’ atau ‘owarimashita’ untuk menandakan bahwa sesuatu sudah terakhir kali ia lakukan. Biasanya dalam hal ini, kata ‘owarimasu’ digunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu telah terjadi akhirnya tanpa adanya kemungkinan untuk melanjutkannya.

Kesimpulannya, kata ‘owarimasu’ yang berarti selesai atau berakhir memiliki beberapa makna lain yang cukup menarik di dalam budaya Jepang. Selain sebagai penanda bahwa sesuatu sudah berakhir, kata tersebut juga digunakan dalam situasi yang jauh lebih spesifik seperti ketika takoyaki sudah matang atau saat musim berganti. Selain itu, kata ‘owarimasu’ juga bisa dipakai saat seseorang benar-benar harus berpisah selamanya atau ketika seseorang sudah mencapai akhir dari segala hal yang dilakukannya.

Contoh Kalimat dengan Kata Owarimasu


Kata Owarimasu

Kata “owarimasu” adalah kata dalam bahasa Jepang yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Arti dari kata ini adalah “selesai” atau “akhir” dan memiliki makna yang cukup luas dapat digunakan dalam situasi apa saja. Berikut ini adalah contoh kalimat dengan kata “owarimasu”.

1. Saya telah menyelesaikan pekerjaan saya.
私は仕事が終わりました。
Watashi wa shigoto ga owarimashita.

2. Pesta ulang tahun anak saya telah berakhir.
私の子供の誕生日パーティーは終わりました。
Watashi no kodomo no tanjōbi pātī wa owarimashita.

3. Pertandingan sepak bola telah berakhir dengan skor 1-0.
サッカーの試合は1-0で終わりました。
Sakkā no shiai wa 1-0 de owarimashita.

4. Buku yang saya baca telah selesai.
私が読んでいる本は終わりました。
Watashi ga yonde iru hon wa owarimashita.

5. Saya telah menonton film tersebut sampai akhir.
私はその映画を最後まで見ました。
Watashi wa sono eiga o saigo made mimashita.

6. Pembicaraan antara mereka berdua telah berakhir.
彼らの間の話し合いは終わりました。
Karera no aida no hanashiai wa owarimashita.

7. Saya menyelesaikan tes matematika dengan mudah.
私は数学のテストを簡単に終わらせました。
Watashi wa suugaku no tesuto o kantan ni owarasemashita.

8. Turnamen tenis telah berakhir dengan kemenangan untuk Sarah.
テニストーナメントはサラの勝利で終わりました。
Tenisu tōnamento wa Sara no shōri de owarimashita.

9. Acara konser telah berakhir dengan meriah.
コンサートイベンドは賑やかで終わりました。
Konsāto ibendo wa nigiyaka de owarimashita.

10. Setelah bertahun-tahun bekerja di perusahaan itu, kariernya telah berakhir.
数年間その会社で働いた後、彼のキャリアは終わりました。
Sūnenkan sono kaisha de hataraita nochi, kare no kyaria wa owarimashita.

Kesalahan Umum dalam Menggunakan Owarimasu


owarimasu artinya in Indonesia

Owarimasu adalah kata kerja dalam bahasa Jepang yang memiliki arti ‘selesai’ atau ‘terakhit’. Namun, penggunaannya dalam bahasa Indonesia tidak selalu tepat sehingga seringkali menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi. Berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam menggunakan owarimasu yang perlu diketahui.

Menggunakan Owarimasu sebagai Sapaan


Sapaan dalam bahasa Jepang

Kesalahan umum dalam menggunakan owarimasu adalah digunakan sebagai sapaan dalam percakapan sehari-hari. Padahal, owarimasu bukanlah kata sapaan melainkan kata kerja yang harus digunakan pada posisi predikat dalam kalimat. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin mengatakan ‘selesai’ atau ‘terakhir’, lebih baik menggunakan kata ‘selesai’ atau ‘terakhir’ dalam bahasa Indonesia.

Melekatkan Owarimasu pada Awal Kalimat


Kata kerja dalam kalimat

Kesalahan selanjutnya adalah mencantumkan owarimasu pada awal kalimat. Padahal, dalam bahasa Jepang, kata kerja selalu diposisikan pada akhir kalimat. Oleh karena itu, owarimasu harus selalu ditempatkan pada akhir kalimat sehingga dapat menggambarkan bahwa kejadian tersebut sudah selesai atau telah terakhir. Sebagai contoh, sebaiknya mengatakan ‘Makanan sudah selesai dimasak’ daripada ‘Owarimasu makanan dimasak’.

Memasukkan Bahasa Jepang dalam Kalimat Indonesia


Bahasa Jepang

Kesalahan lainnya adalah memasukkan bahasa Jepang dalam kalimat Indonesia. Meskipun owarimasu adalah kata kerja dalam bahasa Jepang, tetapi dalam percakapan sehari-hari dengan orang Indonesia, sebaiknya selalu gunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, owarimasu harus disesuaikan dengan penggunaan bahasa Indonesia agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi. Sebagai contoh, ketika mengatakan ‘Film ini sudah selesai’, lebih baik menggunakan kata ‘selesai’ dalam bahasa Indonesia.

Tidak Memahami Makna Owarimasu


Makna kata tepat

Kesalahan terakhir adalah ketika seseorang tidak memahami makna dari owarimasu. Tanpa memahami makna dari kata tersebut, seringkali akan mengganggu pemahaman yang tepat dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mempelajari arti dan pembentukan kalimat yang tepat menggunakan kata kerja owarimasu. Dengan memahami makna kata tersebut, maka orang akan lebih mudah dalam menciptakan kalimat yang tepat untuk menyampaikan maksud dalam komunikasi.

Itulah beberapa kesalahan umum dalam menggunakan owarimasu dalam komunikasi sehari-hari. Meningkatkan pemahaman terhadap penggunaan kata tersebut akan memudahkan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain agar dapat dipahami dengan tepat. Dalam menyusun kalimat, selalu gunakan kata yang tepat dan jangan pernah ragu dalam bertanya atau memahami makna dari setiap kata guna mencapai komunikasi yang efektif dan tepat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan