Table of contents: [Hide] [Show]

Kebakaran hebat mengguncang pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) di Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Rabu (11/10/2023). Insiden ini menimbulkan kepanikan dan mengakibatkan seorang warga negara asing (WNA) asal China mengalami luka bakar serius. Pabrik ini, yang merupakan pabrik pengolahan dan pemurnian logam nikel pertama di provinsi ini, memiliki signifikansi besar dalam konteks hilirisasi sumber daya alam, terutama logam nikel.

Kronologi Kebakaran

Pabrik smelter nikel PT KFI terletak di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Didirikan pada tahun 2021, pabrik ini merupakan tonggak penting dalam upaya hilirisasi sumber daya alam.

Menurut laporan dan video yang beredar di media sosial, kebakaran dimulai dari tungku pembakaran. Tampak api membumbung tinggi, disertai dengan suara teriakan seperti orang menjerit.

Lurah Pendingin, Dayat, membenarkan insiden kebakaran ini. Ia menjelaskan bahwa tidak ada bunyi ledakan, tetapi seorang WNA asal China mengalami luka bakar akibat kejadian tersebut.

M. Ardhi Soemargo, Owner Representatives dari PT KFI, mengonfirmasi bahwa salah satu pekerja asing mengalami luka bakar akibat kejadian ini. Namun, rincian lebih lanjut masih dalam proses konfirmasi.

Ardhi Soemargo juga menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi di bagian belakang bangunan utama pabrik, tempat untuk mengaduk batubara. Hal ini menunjukkan bahwa insiden tidak terjadi di area produksi utama.

Dampak dan Respons

Pada pukul 23.00 Wita, dinas pemadam kebakaran telah melakukan upaya pemadaman dan kondisi titik api sudah ditangani di kawasan pabrik nikel di Sangasanga.

Kebakaran ini menyebabkan kerusakan serius pada sebagian fasilitas pabrik. Detail tentang kerugian dan dampak jangka panjang masih dalam proses evaluasi.

Kesimpulan

Kebakaran hebat di pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri adalah insiden serius yang mengguncang industri hilirisasi logam nikel di Kalimantan Timur. Dampaknya terhadap produksi dan lingkungan sekitar masih perlu diteliti lebih lanjut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan