Pemkab Siapkan Proyek-proyek Besar Atasi Sejumlah Kawasan Langganan Macet di Sidoarjo

SURYA.CO.ID, SIDOARJO – Sejumlah titik menjadi kawasan langganan macet di Sidoarjo. Ada di kawasan Sidoarjo pusat, utara dan di kawasan Sidoarjo Barat.

Termasuk jalur Waru sampai Buduran, persimpangan di Krian, kemacetan di seputaran Bundaran Taman Pindang dan beberapa titik lainnya.

Untuk mengatasinya, sejumlah proyek besar pun mulai dijalankan. Yakni dengan melakukan pembangunan jalan di titik-titik yang selalu menjadi langganan macet tersebut.

Untuk jalur Waru-Buduran, Pemkab Sidoarjo sedang getol menyelesaikan proyek pembangunan frontage road. Sementara di Krian bakal segera dibangun flyover.

Kemudian, di kawasan Pasar Suko sudah mulai terurai setelah ada pelebaran jalan dan bundaran Taman Pinang juga lumayan berkurang kemacetannya setelah ada penertiban PKL di sana.

“Di Simpang Empat Pasar Krian akan dibangun flyover untuk mengurai kemacetan. Progres pembangunannya, saat ini sudah dilelang,” ungkap Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, Rabu (27/7/2022).

Direncanakan butuh waktu 17 bulan untuk pembangunan jembatan layanng sepanjang 800 meter tersebut. Sedangkan penanganan macet di simpang lima Krian akan dilanjutkan pembangunan pada 2024 mendatang.

Untuk kemacetan di kawasan utara, tepatnya di kawasan Waru yang berbatasan langsung dengan Surabaya, ungkap Gus Muhdlor, pihaknya terus mendorong agar pembangunan frontage road segera tuntas. Khusus untuk Bundaran aloha, juga bakal dibangun fly over.

“Bulan September tahun ini akan dimulai lelang pengerjaannya. Dan Desember sudah didapat pemenang lelang, kemudian dimilai mengerjakan pembangunannya,” lanjut Gus Muhdlor,

Selain itu, Pemkab Sidoarjo juga sedang menyelesaikan pelebaran jalan di pertigaan Bangah. Bangunan di atas lahan itu sudah mulai dibersihkan, selanjutnya bakal dilakukan proses pembangunan pelebaran jalan.

Sedangkan untuk mengatasi kemacetan di Gedangan, Gus Muhdlor tidak memungkiri, bahwa masih jauh dari progres. Masih ada satu hektare lebih lahan yang harus dibebaskan untuk pelebaran jalan. Harga tanahnya pun saat ini juga terbilang lumayan tinggi. Sekitar Rp 30 juta per meter atau bisa lebih.

“Ini saya sampaikan saja biar masyarakat tahu, kenapa progresnya masih jauh. Ada satu hektare lebih lahan yang harus dibebaskan dan harga tanahnya cukup lumayan. Jika ditotal ada sekira Rp 300 miliar,” ungkapnya.

Untuk penanganan kemacetan simpang tiga Kletek, Gus Muhdlor menyebut sudah dalam progres. Saat ini sudah dilakukan sosialisasi pelebaran jalan kepada penghuni rumah yang terdampak.

Sementara untuk pembangunan frontage road Waru-Buduran, disebutnya, bahwa target tahun ini sudah mencapai 60 persen. Di akhir tahun 2023, ditargetkan sudah tuntas pengerjaannya. Sehingga ditahun 2024, jalan pendamping tersebut dapat dinikmati masyarakat.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan