Halo, Pembaca Sekalian! Kali ini, kita akan membahas tentang perspektif fungsional memandang masyarakat. Sebagai salah satu teori sosiologi yang cukup populer, perspektif ini memiliki sejarah panjang dalam dunia akademis terutama dalam memahami bagaimana suatu masyarakat berfungsi dan bertahan hidup. Pemahaman tentang perspektif fungsional memang mampu memberikan sudut pandang yang berbeda dalam melihat perilaku manusia, pola interaksi sosial, hingga institusi yang hadir dalam masyarakat. Oleh karena itu, mari kita lihat lebih dalam lagi apa itu perspektif fungsional dan apa saja kelebihan serta kekurangan yang dimilikinya.

Pendahuluan

Sebelum membahas lebih jauh tentang perspektif fungsional, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami terlebih dahulu dalam teori ini. Pertama, fungsionalisme memiliki narasi tentang “organisme sosial”, yang menyarankan bahwa masyarakat adalah seperti organisme yang terdiri dari bagian-bagian yang berinteraksi untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup. Kedua, perspektif ini memandang bahwa masyarakat adalah sistem yang saling terkait, dan perubahan di satu bagian masyarakat akan memiliki dampak pada yang lain. Ketiga, fungsionalisme berasumsi bahwa masyarakat memiliki nilai-nilai, norma, dan ekspektasi yang dibagikan, yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama sebagai satu kesatuan.

Namun, beberapa kritikus menilai perspektif fungsional memandang masyarakat terlalu optimis dan kurang memperhatikan perbedaan individu dan masalah sosial seperti ketidaksetaraan dan konflik.

Definisi Perspektif Fungsional

Perspektif fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang terintegrasi secara harmonis untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Sistem ini dapat dikaji dari sudut pandang struktural-fungsional, yang menyoroti fungsi-fungsi dari institusi sosial dan bagaimana institusi tersebut terorganisir dan terintegrasi sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Sejarah Perspektif Fungsional

Perspektif fungsional memandang masyarakat pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-20 oleh Emile Durkheim, seorang tokoh sosiologi Perancis. Durkheim mengambil sudut pandang yang berbeda dalam memahami masyarakat, yaitu dengan mencari norma dan nilai yang masuk akal dalam masyarakat yang heterogen. Teori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh sosiologi lainnya seperti Talcott Parsons dan Robert Merton. Parsons yang juga merupakan tokoh sosiologi Amerika yang dianggap sebagai “bapak fungsionalisme modern” mengembangkan pemikirannya yang lebih kompleks dan menekankan tentang keharmonisan dan integrasi dalam masyarakat modern.

Struktural-Fungsionalisme

Struktural-fungsionalisme adalah pendekatan dalam sosiologi yang menyoroti pada fungsi-fungsi dari institusi sosial dan bagaimana institusi tersebut terorganisir dan terintegrasi sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Struktural fungsionalisme ini sangat berkaitan dengan perspektif fungsional memandang masyarakat.

Fokus Utama Perspektif Fungsional

Fokus utama dari perspektif fungsional memandang masyarakat adalah untuk menganalisis institusi-institusi sosial yang terdapat dalam masyarakat dan melihat bagaimana institusi tersebut dapat berfungsi dengan baik. Pembahasan dari perspektif fungsional ini lebih menitik-beratkan pada cara masyarakat dapat memiliki kemampuan yang cukup untuk beradaptasi serta mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat tersebut dalam jangka panjang.

Ciri Kumonitas Sosial dalam Perspektif Fungsional

Komunitas sosial dalam perspektif fungsional adalah merupakan suatu unsur yang penting dalam kelangsungan hidup masyarakat. komunitas sosial ini harus memenuhi beberapa kriteria seperti punya nilai-nilai, norma, dan ekspektasi bersama yang memungkinkan mereka dapat berfungsi bersama sebagai satu kesatuan yang harmonis. Selain itu, komunitas sosial juga harus mempunyai sebuah struktur sosial yang terorganisir dengan baik dan membuat partisipasi dari setiap anggota dalam kelompok mempunyai kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup kelompok secara keseluruhan.

Bentuk Fungsi institusi sosial

Institusi sosial pada perspektif fungsional mempunyai fungsi-fungsi dalam menjalankan peran yang diembannya dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa contoh fungsi institusi sosial yaitu pendidikan, keluarga, agama, dan politik. Pendidikan mempunyai fungsi untuk memberi pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat, keluarga memperbagiakan nilai-nilai norma-norma serta kebiasaan yang menjadi tradisi dari keluarga sehingga dapat dilakukan secara turun temurun, agama mempunyai fungsi untuk mengatur moralitas dan memberikan ketetapan hukum atas perilaku masyarakat, sedangkan politik mempunyai fungsi dalam menjaga stabilitas keamanan negara dan memberikan keamanan masyarakat secara umum.

Perbedaan Perspektif Fungsional dan Perspektif Konflik

Perspektif fungsional memandang masyarakat secara harmonis, sementara perspektif konflik memandang masyarakat sebagai tempat perjuangan kekuasaan.

Kelebihan Perspektif Fungsional Memandang Masyarakat

Meskipun dikritik oleh beberapa kritikus, perspektif fungsional memandang masyarakat tetap memiliki beberapa kelebihan dan manfaat. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Memahami Dinamika Masyarakat yang Kompleks

Perspektif fungsional memandang bahwa masyarakat adalah sistem yang saling terkait, dan perubahan di satu bagian masyarakat akan memiliki dampak pada yang lain. Dengan begitu perspektif fungsional memandang dapat membantu dalam memahami dinamika masyarakat yang kompleks sehingga dapat memberikan jawaban pada permasalahan masyarakat dengan efektif.

Mudah Diterapkan dalam Praktik

Teori struktural fungsionalisme mempermudah dalam penerapannya dalam praktik karena dapat diterapkan dalam analisis interaksi sosial dan organisasi sosial. Oleh karena itu, ketika ditunjukkkan pada suatu situasi tertentu, dapat lebih mudah dipecahkan dengan menjalankan fungsionalisme ini.

Menekankan pada Keselarasan Antara Masyarakat dan Lingkungannya

Fungsionalisme berfokus pada keseimbangan antara masyarakat dan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa teori ini menekankan pentingnya manusia untuk berdampingan dengan lingkungan tanpa menghancurkannya serta mempertahankan keberadaan masyarakat dan lingkungan supaya tetap berjalan sesuai fungsinya.

Membangun Solidaritas Sosial

Institusi sosial membantu dalam membangun solidaritas sosial dalam masyarakat dan strukturnya berperan sebagai pengikat individu dari berbagai kelompok menjadi satu kesatuan masyarakat. Keharmonisan yang ada di dalam kesatuan tersebut membuat perspektif fungsional memandang ini mampu membentuk solidaritas sosial yang kuat.

Menghindari Masyarakat yang Anomali

Perspektif fungsional memandang masyarakat memperhatikan pada fungsi-fungsi dari institusi sosial dalam menjalankan peran yang berdampak pada keadaan umum masyarakat. Jika fungsi institusi sosial tersebut tidak berjalan dengan baik, maka masyarakat akan menjadi tidak harmonis dan terkena anomali pada masyarakat yang dapat mengancam kelangsungan hidup dan keamanan masyarakat itu sendiri.

Membuat Pola Asuh Keluarga jadi Lebih Terencana dan Tradisional

Dalam melihat fungsi keluarga pada perspektif fungsional memandang masyarakat, fungsi keluarga dikaitkan dengan nilai yang ingin dicapai, yaitu mengajarkan anak-anak mengerti norma serta kebiasaan yang menjadi tradisi dari keluarga. Dengan begitu, dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan rasa mempererat hubungan keluarga masyarakat.

Memperkuat Integrasi Sosial

Integrasi sosial merupakan kunci sukses kehidupan masyarakat yang dapat meningkatkan kestabilan sistem yang mengatur kehidupan masyarakat. Fungsionalisme mempercayai bahwa dengan adanya keharmonisan antara berbagai institusi sosial akan dapat memperkuat integrasi sosial.

Kekurangan Perspektif Fungsional Memandang Masyarakat

Tidak dapat dipungkiri bahwa perspektif fungsional memandang masyarakat juga memiliki beberapa kekurangan dan keterbatasan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Kurang Memperhatikan Perbedaan Individu dan Kelompok Terpinggirkan

Perspektif fungsional memandang masyarakat cenderung melihat masyarakat sebagai satu kesatuan yang homogen, sehingga perbedaan individu atau kelompok terpinggirkan tidak mendapatkan peran. Hal ini dapat mengaburkan perbedaan kelompok yang dapat memperoleh perlakuan yang tidak adil dalam masyarakat.

Tidak Memperhitungkan Perubahan Sosial yang Tidak Menentu

Perspektif fungsional memandang masyarakat membutuhkan keselarasan untuk menjaga keharmonisan masyarakat. Namun, teori ini kurang mampu mengantisipasi perubahan sosial di masa mendatang yang tidak menentu, dan belum mengakomodasi perkembangan teknologi modern yang memberikan dampak sosial yang signifikan.

Menciptakan Suatu Ketidaksadaran Terhadap Konflik Sosial

Fungsionalisme seringkali melihat masyarakat dari sudut pandang paling teratur dan harmonis, yang dapat menyebabkan ketidaksadaran terhadap konflik sosial yang terjadi dan bagaimana konflik tersebut dapat merusak harmoni dan solidaritas sosial di dalam masyarakat.

Tidak Mempertimbangkan Perubahan Struktur Kekuasaan di Masyarakat

Perspektif fungsional memandang masyarakat lebih menekankan pada keharmonisan dan keuntungan bersama, sehingga kurang mempertimbangkan perubahan struktur kekuasaan atau distribusi kekuasaan dalam masyarakat.

Terlalu Optimis terhadap Perlunya Pemerintahan

Fungsionalisme menekankan pentingnya kepemimpinan, tapi kurang mempertimbangkan perlunya pemerintahan atau regulasi untuk membatasi kekuasaan dari pemimpin dalam kelompok masyarakat. Hal ini membawa dampak bahwa pemimpin cenderung melihat pentingnya posisinya dan kurang memperhatikan kepentingan masyarakat.

Berfokus pada Besarnya Tujuan Kelompok

Struktural fungsionalisme lebih menitik-beratkan pada kesejahteraan bersama tanpa mempertimbangkan dampak di masa depan terhadap kelangsungan hidup manusia secara individual. Hal ini dapat membawa dampak negatif di masa yang akan datang.

Mengabaikan Teori yang Lain

Akil balig ține daima de înțelesul ce se reduce la exercițiul celor câtorva facultăți ale minții: memoria, judecata, voința și imaginația. Orice depășire a acestor limite, orice exprimare fulminantă se poate transforma într-un demers imatur ori stângaci, amatorist sau excesiv. Analog, perspektif fungsional memandang masyarakat juga tidak mempertimbangkan teori lainnya seperti perspektif konflik yang dapat membantu dalam memahami konflik sosial yang ada dalam masyarakat dan dapat mencegah kekacauan yang lebih besar terjadi.

Tabel Perspektif Fungsional Memandang Masyarakat

NoAspekPenjelasan
1DefinisiSebuah teori yang memandang masyarakat sebagai sistem yang saling terkait, dan perubahan di satu bagian masyarakat akan memiliki dampak pada yang lain.
2Tokoh UtamaEmile Durkheim, Talcott Parsons, Robert Merton.
3Fokus UtamaMenjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup masyarakat dalam jangka panjang.
4Institusi SosialKeempat institusi sosial penting di dalam perspektif fungsional memandang masyarakat adalah Pendidikan, Keluarga, Agama, dan Politik.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan