Apa Itu Rubbing?


Rubbing Adalah Praktik Budaya Unik di Indonesia

Rubbing adalah sebuah teknik pembuatan karya seni menggunakan media kertas atau kain dan pewarna untuk mengekstrak gambar pada sebuah permukaan, bisa benda mati seperti patung, prasasti, batu nisan, atau objek seni lainnya yang memiliki tekstur atau permukaan yang menarik. Teknik ini juga dikenal dengan sebutan frottage yang berasal dari bahasa Prancis. Di Indonesia, rubbing telah menjadi bagian dari budaya masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah leluhur mereka.

Rubbing yang di Indonesia disebut dengan juga alat kesenian akan digunakan untuk menghasilkan gambar atau teks yang tertulis pada sebuah prasasti atau cungkup yang ditulis dalam huruf Tiongkok Kuna. Di Indonesia rubing juga lebih dikenal dengan sebutan dengan “cetak timbul“. Untuk membuatnya, pertama kali diperlukan media kain atau kertas serta pewarna yang akan merekat pada permukaan benda yang ingin dibuat rubbing-nya. Kemudian, media tersebut ditempelkan pada permukaan benda dan diusap perlahan hingga membentuk relief gambar atau teks asli pada media tadi.

Dalam sejarahnya, rubbing telah digunakan oleh para seniman besar seperti Max Ernst dan Pablo Picasso dalam beberapa karya seni mereka, dan juga dipakai oleh para peneliti yang ingin mengkaji benda-benda sejarah seperti prasasti dan ukiran. Teknik rubbing ini terus berkembang dan digunakan dalam mempelajari sejarah dan seni-budaya sebuah wilayah, termasuk di Indonesia.

Rubbing adalah salah satu cara untuk melestarikan benda-benda bersejarah yang terbuat dari batu nisan atau patung. Dengan membuat rubbing, kita bisa mendapatkan benda duplikat yang serupa dengan aslinya, sehingga benda asli dapat disimpan dengan aman dalam museum atau perpustakaan. Di Indonesia, rubbing juga telah banyak digunakan sebagai media belajar bagi para siswa yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Indonesia era masa lalu.

Bagi para penggemar teknik rubbing di Indonesia, tak lengkap rasanya jika belum mengunjungi Candi Sukuh di Jawa Tengah, di mana terdapat banyak prasasti kuno yang memiliki teks dalam bahasa Jawa Kuno. Candi Sukuh menjadi tempat favorit para pelaku rubbing untuk menciptakan karya mereka.

Dalam perkembangannya, rubbing di Indonesia juga digunakan sebagai arsiran pada pemintalan tenun, membuat taplak meja dengan motif yang dihasilkan dari rubbing, penggambaran pemandangan pada teknik kaligrafi, dan teknik tembikar ukiran rubing pada pembuatan vas keramik. Penggunaan rubbing dalam beberapa kesenian di Indonesia juga telah memberikan ide dan inovasi dalam pembuatan kreasi karya seni yang baru.

Demikianlah pembahasan tentang rubbing di Indonesia dan bagaimana teknik ini digunakan sebagai bagian dari seni dan pelestarian sejarah, baik itu di dalam bentuk duplikat benda sejarah dan seni ataupun dalam kreasi karya seni baru. Teruslah mengikuti perkembangan teknik rubbing di Indonesia dan temukan inspirasi dari budaya dan sejarah leluhur kita.

Fungsi Rubbing pada Dunia Seni


Rubbing Seni Indonesia

Rubbing adalah teknik pencetakan yang digunakan dalam seni untuk menghasilkan salinan tiga dimensi dari permukaan benda, seperti ukiran atau prasasti, pada media datar. Teknik ini merupakan bagian dari seni kaligrafi yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu pada kaligrafi Kufi.

Dalam seni, rubbing memiliki peranan yang sangat penting. Salah satunya yaitu sebagai teknik untuk mereproduksi teks atau gambar dengan presisi tinggi. Teknik ini juga dapat digunakan untuk menyimpan sejarah, terutama dalam penyimpanan arsip. Selain itu, rubbing juga digunakan untuk keperluan seni dekoratif dan hiasan interior dan eksterior.

Di Indonesia, seniman-seniman tradisional sering menggunakan teknik rubbing dalam pembuatan karya seni mereka. Salah satu jenis seni yang menggunakan teknik rubbing adalah seni kaligrafi, batik dan ukiran. Teknik rubbing juga umum digunakan dalam pembuatan patung atau relief pada dinding.

Seni Kaligrafi merupakan seni unik dan indah yang menggunakan gaya huruf arabs untuk menciptakan karya seni. Kaligrafi Indonesia adalah salah satu seni tradisional yang terkenal dan dikagumi oleh seluruh dunia. Teknik rubbing sering digunakan dalam pembuatan kaligrafi untuk menghasilkan tekstur dan detil yang lebih akurat pada karya seni.

Batik, seni tekstil tradisional Indonesia yang memadukan teknik pengikatan dan pengecatan pada kain. Rubbing digunakan untuk menghasilkan pola atau motif batik pada kain. Teknik rubbing umumnya diterapkan pada batik cap atau batik dengan teknik cap.

Ukiran juga menjadi salah satu karya seni yang banyak menggunakan teknik rubbing. Dalam teknik pemahatan, rubbing menghasilkan detil-detail yang luar biasa dan menjadi pembeda pada ukiran Indonesia dengan ukiran negara lain.

Teknik rubbing pada batik, kaligrafi dan ukiran khas Indonesia adalah identitas budaya yang sangat menonjol dan diakui oleh seluruh dunia. Teknik rubbing ini terus berkembang dan menjadi tantangan bagi seniman dan pelaku seni untuk melestarikan identitas budaya Indonesia.

Kesimpulannya, rubbing adalah teknik penting dalam dunia seni terutama Indonesia. Rubbing digunakan pada seni kaligrafi, ukiran, dan batik sebagai salah satu teknik untuk mereproduksi detil-detil pada permukaan benda dengan presisi tinggi. Selain itu, rubbing juga berfungsi untuk menyimpan sejarah, sebagai aspek dekoratif, serta memberikan identitas budaya pada seni.

Jenis-jenis Teknik Rubbing


Jenis-jenis Teknik Rubbing

Teknik rubbing adalah salah satu bentuk seni yang terdapat di Indonesia. Melalui teknik ini, kita dapat membuat cetakan atau tangan di atas beberapa material seperti kertas, kain, logam, dan bahkan batu. Biasanya orang sering menggunakan tetesan tinta untuk membuat cetakan.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknik rubbing di Indonesia telah mengalami berbagai variasi sehingga muncul beberapa jenis-jenis teknik rubbing baru. Berikut di bawah ini adalah beberapa jenis teknik rubbing yang sering digunakan:

1. Teknik Rubbing pada Kertas

Teknik Rubbing pada Kertas

Teknik rubbing pada kertas sangat mudah dilakukan dan umumnya dilakukan oleh anak-anak sebagai kegiatan sekolah. Caranya adalah dengan meletakkan kertas di atas benda yang ingin dibuat cetakannya. Kemudian, ambil krayon atau pensil dengan warna gelap dan gosokkan pada kertas dengan kuat menggunakan jari atau arang sehingga muncul cetakan pada kertas. Teknik ini sering digunakan sebagai metode penandaan pada arkus dokumen dan nota.

2. Teknik Rubbing pada Kain

Teknik Rubbing pada Kain

Teknik rubbing pada kain hampir serupa dengan teknik rubbing pada kertas. Namun, pada teknik rubbing pada kain, bahan kain harus digunakan agar cetakan bisa diperoleh. Langkah pertama adalah mempersiapkan bahan kain dan tempat yang diinginkan. Kemudian, letakkan bahan kain di atas tempat tersebut dan letakkan benda di atas kain. Setelah itu, letakkan krayon atau pensil pada permukaan benda dan gosokkan pada kain dengan kuat menggunakan jari. Teknik ini biasanya digunakan dalam pengfabrican batik dengan bahan bumi atau kain tradisional di Indonesia.

3. Teknik Rubbing pada Logam

Teknik Rubbing pada Logam

Teknik rubbing pada logam adalah teknik menciptakan cetakan pada permukaan logam menghasilkan corak atau tekstur yang unik. Teknik rubbing pada logam lebih sulit dilakukan dibandingkan teknik rubbing pada kertas dan kain karena bahan yang digunakan sangat keras dan sulit dilakukan. Benda yang digunakan untuk mencetak terkadang membutuhkan ujung tajam atau alat khusus seperti pisau seni. Cetakan dengan teknik rubbing pada logam kerap digunakan dalam pembuatan perhiasan logam berharga atau cendera mata dalam negeri.

Bahan-Bahan yang Dapat Digunakan untuk Rubbing


daun pandan untuk rubbing

Rubbing adalah seni tradisional dari Indonesia di mana bahan-bahan alami digunakan untuk membuat gambar pada kain atau kertas. Ada beberapa bahan umum yang digunakan dalam rubbing yang dapat ditemukan di seluruh Indonesia. Beberapa bahan ini termasuk batik, daun pandan, kayu, dan sebagainya.

1. Batik: Batik adalah kain yang dicelupkan dengan pewarna alami atau bahan kimia. Ada batik tulis dan batik cap. Batik tulis dibuat dengan menuliskan desain yang diinginkan pada kain dengan malam. Bahan-bahan alami seperti daun jati, kulit manggis, nangka dan blimbing dapat juga digunakan untuk membuat gambar yang berbeda pada kain. Batik cap dibuat dengan menggunakan cap khusus untuk mencetak desain pada kain.

2. Daun Pandan: Daun pandan biasanya digunakan sebagai pewarna makanan dan sering ditemukan dalam masakan Indonesia. Namun, daun pandan juga dapat digunakan untuk rubbing. Daun pandan digunakan untuk membuat gambar dengan cara menempatkan daun di bawah kain dan menggosokkannya dengan kuat. Daun pandan dapat menciptakan gambar yang halus dengan hasil yang menarik.

3. Kayu: Kayu adalah salah satu bahan alam yang paling sering digunakan untuk membuat gambar dengan rubbing. Kayu dengan motif atau bentuk tertentu dapat digunakan untuk menghasilkan gambar yang berbeda pada kain atau kertas. Misalnya, kayu yang berbentuk batik dapat digunakan untuk mencetak motif batik pada kain dalam berbagai warna.

4. Tanaman Lainnya: Selain daun pandan dan kayu, ada beberapa jenis tanaman lain yang juga dapat digunakan untuk membuat rubbing, seperti kemangi, mangga, nangka, ketela pohon, dan sebagainya. Kombinasi dari beberapa jenis tanaman ini dapat menghasilkan gambar yang berbeda-beda pada kain atau kertas.

Dalam membuat rubbing dengan bahan-bahan alami, perlu diingat bahwa hasilnya akan tergantung pada keterampilan dan ketekunan kita. Semakin besar usaha yang kita lakukan pada gambar rubbing, hasilnya akan semakin baik dan memuaskan. Selain itu, kita juga dapat mencoba untuk bereksperimen dengan berbagai bahan dan teknik untuk menghasilkan gambar rubbing yang unik dan menarik.

Tips dalam Melakukan Rubbing dengan Baik dan Benar


Rubbing Adalah Indonesia

Setelah memahami apa itu rubbing (rubbing adalah metode membuat salinan tangan tulisan atau gambar diatas benda datar), selanjutnya perlu diketahui cara melakukan rubbing dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Berikut ini adalah tips dalam melakukan rubbing dengan benar:

1. Pilih Bahan yang Cocok


Pilih Bahan yang Cocok

Pilihlah bahan yang cocok sebelum melakukan rubbing, seperti kelapa, tembok, atau ubin keramik yang memiliki permukaan rata dan halus. Bahan yang digunakan harus memiliki permukaan yang rata dan tidak berlubang-lubang agar gambar atau tulisan yang dihasilkan menjadi jelas dan mudah terbaca. Selain itu, jangan pilih bahan yang terlalu rapuh atau mudah pecah saat proses rubbing dilakukan.

2. Pilih Alat yang Tepat


Pilih Alat yang Tepat

Selanjutnya, pilihlah alat yang tepat untuk melakukan rubbing. Alat yang umum digunakan untuk rubbing adalah kertas buram atau kertas serap dengan ketebalan yang berbeda-beda. Jika ingin membuat gambar atau tulisan yang lebih detail, pilihlah kertas buram dengan ketebalan yang tipis. Untuk hasil yang lebih tebal, gunakan kertas serap dengan ketebalan yang lebih tebal. Pastikan juga bahwa alat yang digunakan bersih dan kering agar tidak mengganggu proses rubbing.

3. Gunakan Bahan Perekat


Gunakan Bahan Perekat

Untuk memperbaiki kertas pada salinan rubbing, gunakan sejenis perekat atau lem yang mudah untuk digunakan. Nah, agar tetap rapih dan mudah dilengkapi dengan tulisan dan nomor dari rubbing sebelumnya.

4. Jangan Menggunakan Peralatan yang Kotor


Jangan Menggunakan Peralatan yang Kotor

Agar rubbing yang akan dilakukan tidak menghasilkan gambar atau tulisan yang buram, jangan menggunakan alat yang kotor. Bersihkan dulu alat sebelum proses rubbing dilakukan, seperti sapu tangan yang bersih dan kering, untuk menghilangkan debu atau kotoran yang menempel di penutup kertas dan kertaspun.

5. Pergunakan Teknik yang Tepat untuk Menggosok


Pergunakan Teknik yang Tepat untuk Menggosok

Teknik penggosokan sangat menentukan kualitas gambar atau tulisan yang dihasilkan pada rubbing. Ada dua teknik penggosokan yang umum dipergunakan, yaitu teknik penggosokan halus dan teknik penggosokan kasar.

Teknik penggosokan halus adalah teknik yang paling umum, yaitu dengan cara menggunakan tangan yang hanya terlipat kecil. Teknik ini dapat digunakan pada rubbing dengan gambar halus atau tulisan tipis. Sedangkan teknik penggosokan kasar dilakukan dengan cara menempelkan kertas buram pada bahan datar, lalu digosok dengan menggunakan jari yang dilipat ke arah dalam. Pada teknik penggosokan kasar, hasil rubbing yang dihasilkan cenderung lebih pekat dan tebal.

Itulah beberapa tips yang harus diketahui sebelum melakukan rubbing dengan baik dan benar. Rubbing biasanya dilakukan untuk mengambil gambar atau tulisan yang terdapat pada suatu benda atau bangunan bersejarah. Sebelum melakukan rubbing, pastikan bahwa benda tersebut tidak memiliki nilai sejarah yang tinggi dan melakukan rubbing dengan tidak merusak benda tersebut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan