Talas Kimpul, Sumber Karbohidrat untuk Energi dan Baik Bagi Kesehatan

Jakarta: Indonesia memiliki beberapa jenis talas yang sudah dikenal masyarakat, salah satunya talas kimpul. Di Jawa, umbi talas kimpul biasanya dikukus atau direbus untuk dihaluskan atau diiris tipis dan digoreng.
 
Sementara itu, akar dan daun mudanya diolah menjadi sayur. Terdapat empat jenis kimpul yang terkenal, yaitu kimpul hitam, hijau, belitung, dan kimpul haji. Di Bogor, talas kimpul lebih dikenal dengan nama talas belitung.
 
Guru Besar Ilmu Gizi IPB University, Evy Damayanti, mengatakan kandungan gizi talas kimpul dapat dimanfaatkan sebagai aneka produk pangan bagi kesehatan dan kecantikan. Dia menjelaskan umbi kimpul memiliki kadar abu dan karbohidrat lebih tinggi ketimbang umbi talas. Apabila diolah menjadi tepung, kadar abu dan patinya lebih tinggi dibandingkan dengan tepung talas.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?



“Kadar air juga lebih kecil sehingga lebih awet dan siap dipergunakan untuk berbagai produk olahan pangan dan kandungan gizinya menjadi lebih meningkat,” ujar Evy dalam Webinar Propaktani “Aneka Makanan Trendy & Digemari di Pasar Global Berbasis Kimpul yang Kaya Nutrisi dan Berkhasiat Ampuh bagi Kesehatan & Kecantikan” dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 Agustus 2022.
 
Dosen IPB University itu menuturkan kimpul ungu dari Afrika dapat dibudidayakan di Indonesia. Dia menyebut kandungan quercetin yang berfungsi sebagai antioksidan pada kimpul ungu akan lebih tinggi dibandingkan dengan kimpul putih dan berguna bagi kesehatan. Talas kimpul dapat diolah menjadi biskuit, roti tawar, mie kering, bakso, brownies, hingga bahan pengental makanan.
 
“Saya menekankan makanan ini sebagai sumber karbohidrat yang baik untuk sumber energi dan juga sekaligus bermanfaat untuk kesehatan dari segi komponen bioaktifnya,” tutur dia.
 
Pakar gizi IPB University itu menjelaskan komponen bioaktif pada kimpul meliputi serat pangan larut air dan tidak larut air, diosgenin, dan fenol. Tidak hanya itu, tepung kimpul dianggap sebagai bahan baku yang layak memperoleh pati resisten tipe III.
 
“Pati ini akan dicerna oleh mikroflora dalam tubuh dan menghasilkan metabolit yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Dengan demikian, akan mampu mencegah penyakit kardiovaskular, kanker kolon, diabetes, obesitas, dan osteoporosis,” papar Evy.
 
Dia menyebut kimpul juga dapat menjadi bahan baku obat steroid karena dapat memberikan efek hidokolesterolemik yang mampu menekan penyerapan kolesterol dan meningkatkan sekresi kolestrol. Dalam pengembangan produk pangan berbasis kimpul, perlu didukung sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
 
Kepala Pusat Pengembangan SDM LPPM IPB University, Amiruddin Saleh, mengatakan perlu strategi pengembangan SDM dalam pengelolaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Salah satunya melalui skema pendampingan UMKM yang telah dilakukan oleh IPB University.  
 
“Permasalahan UMKM seperti akses pendanaan terbatas, produk kurang kompetitif dan inovatif, kurangnya akses bahan baju dan pasar, hingga rendahnya kualitas SDM,” kata Amiruddin.  
 
Dia menyebut hal tersebut dapat diatasi dengan program pembinaan dan pendampingan usaha yang intensif. Sehingga, UMKM dapat mandiri dan berdaya saing secara berkelanjutan.
 

 

(REN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan