Pentatonik: Tangga Nada dengan Lima Nada Pokok


Tangga Nada Pentatonik: Lima Nada Pokok di Indonesia

Tangga nada merupakan susunan nada musik yang menjadi dasar dalam membuat nada atau melodi dalam sebuah komposisi musik. Salah satu dari beberapa tangga nada yang umum digunakan adalah pentatonik, yaitu sebuah tangga nada dengan lima nada pokok, dalam bahasa latin sering disebut “Pentatonic”. Pentatonik sering digunakan dalam musik tradisional, namun juga banyak digunakan dalam musik moderen, dan biasanya menampilkan kesan musik yang unik dan hidup.

Di Indonesia, pentatonik biasa digunakan dalam musik tradisional seperti gamelan, gong dan jegog. Selain musik tradisional, pentatonik juga digunakan dalam berbagai genre musik seperti blues, jazz, rock dan pop. Lagu-lagu daerah seperti Bungong Jeumbarani dan Rasa Sayange juga menggunakan pentatonik sebagai dasar melodi lagu.

Karakteristik pentatonik terdapat pada jumlah nada pokok yang hanya terdiri dari lima nada, pada umumnya lima nada yang menjadi dasar ini merupakan nada-nada yang cukup sulit untuk dibandingkan dengan tangga nada yang biasa. Nada-nada ini dapat ditemukan dengan kombinasi kunci di keyboard, yakni kombinasi lima nada yang mempunya jarak nada yang sama rata-rata, dan nada yang tidak menggunakan nada lepas. Nada pada pentatonik memiliki susunan yang berbeda dengan tangga nada biasa, yaitu dengan urutan nada yaitu 1, 2, 3, 5, dan 6.

Keuntungan dalam menggunakan pentatonik adalah struktur bundarnya untuk membuat komposisi musik menjadi lebih kecil dan tidak terlalu rumit. Selain itu, pentatonik juga terdiri dari nada-nada yang tidak memiliki tumpang tindih atau nada lepas sehingga membuat komposisi musik menjadi lebih fokus pada nada pokok yang digunakan. Kemudian, penggunaan style-picking dan arpegio pada gitar dapat lebih mudah dan lebih efektif untuk dimainkan dengan skala pentatonik.

Keunikan pentatonik menjadikannya sebagai tangga nada yang dapat memberikan warna khas pada musik tradisional dan juga musik modern. Seiring berjalannya waktu, penggunaan pentatonik semakin umum dipakai dalam bermusik, dan mudah dicari online, terdapat sejumlah tutorial musik online yang bisa membantu dalam mempelajari pentatonik baik untuk kalangan pemula maupun advance dalam bermusik.

Apa Saja Lima Nada Pokok dalam Tangga Nada Pentatonik?


Tangga nada pentatonik

Tangga nada pentatonik menjadi salah satu dasar dalam musik tradisional Indonesia. Ada lima nada pokok yang menjadi ciri khas tangga nada ini, yaitu nada do, re, mi, sol, dan la. Tidak seperti tangga nada mayor atau minor yang memiliki tujuh nada pokok, tangga nada pentatonik hanya terdiri dari lima.

Tangga nada pentatonik berasal dari bahasa Yunani yang berarti “lima nada”. Ada beberapa negara di dunia yang memiliki tangga nada pentatonik, tetapi setiap daerah memiliki karakteristik dan formula yang berbeda-beda. Di Indonesia sendiri, tangga nada pentatonik menjadi dasar dalam lagu-lagu daerah. Tangga nada ini juga digunakan dalam perkembangan musik populer Indonesia.

Tangga nada pentatonik pada keyboard

Nada do, re, mi, sol, dan la dalam tangga nada pentatonik memiliki formula interval tersendiri. Interval antara nada do ke re adalah whole tone atau dua setengah nada di atasnya. Interval antara nada re ke mi adalah whole tone juga. Namun, interval antara nada mi ke sol merupakan interval minor third atau tiga setengah nada di atasnya. Selanjutnya, interval antara nada sol ke la adalah whole tone, dan interval antara nada la ke do juga minor third.

Karakteristik tangga nada pentatonik memberikan warna yang khas dalam musik tradisional Indonesia. Di daerah Jawa, tangga nada ini sering digunakan dalam gamelan. Salah satu contoh lagu daerah Jawa menggunakan tangga nada pentatonik adalah “Ladrang Wilujeng”. Selain itu, tangga nada pentatonik juga digunakan dalam lagu-lagu dari daerah lain seperti Bali, Sumatra, dan Sulawesi.

Tangga nada pentatonik juga menjadi salah satu elemen penting dalam perkembangan musik populer Indonesia. Banyak lagu-lagu populer Indonesia menggunakan tangga nada ini dalam pengaturan melodi. Beberapa lagu populer Indonesia yang menggunakan tangga nada pentatonik adalah “Suling Bambu” dari Chrisye, “Bubuy Bulan” dari Inul Daratista, dan “Nona Manis” dari Putra Lombok.

Di samping itu, tangga nada pentatonik sering digunakan sebagai materi dalam belajar bermain alat musik, seperti gitar dan keyboard. Pada keyboard, tangga nada pentatonik bisa dimainkan dengan menekan lima tombol nada yang terpisah sejauh satu oktaf. Sedangkan pada gitar, tangga nada pentatonik dapat dimainkan menggunakan satu bentuk pola fretting yang dapat diaplikasikan pada semua posisi fret.

Dalam musik tradisional Indonesia, tangga nada pentatonik menjadi salah satu karakteristik tersendiri. Di samping itu, penggunaan tangga nada ini pada lagu-lagu populer menunjukkan bahwa tariannya tidak hanya ada di musik tradisional, tetapi juga dalam pengaruh musik populer. Bermain dengan tangga nada pentatonik bisa memberikan warna tersendiri pada sebuah lagu sehingga terkesan unik dan khas.

Kegunaan dan Karakteristik Tangga Nada Pentatonik


Tangga Nada Pentatonik

Tangga nada pentatonik memiliki lima nada pokok dalam satu oktaf. Nada-nada tersebut adalah do, re, mi, sol, dan la. Tangga nada ini banyak digunakan dalam bermain alat musik tradisional Indonesia, seperti angklung, suling, dan gamelan. Selain itu, tangga nada pentatonik juga banyak digunakan dalam musik pop, jazz, dan blues.

Karakteristik dari tangga nada pentatonik adalah nada-nadanya yang mampu menciptakan suasana yang harmonis dan tenang. Hal ini terjadi karena nada-nada tersebut dipilih berdasarkan frekuensi yang berhubungan secara harmonis. Karena itu, tangga nada pentatonik sering digunakan dalam musik meditasi, relaksasi, dan terapi.

Tangga nada pentatonik yang sering digunakan dalam musik tradisional Indonesia adalah tangga nada pelog dan tangga nada slendro. Tangga nada pelog memiliki 7 nada dalam satu oktaf, namun dalam penggunaannya pada beberapa jenis alat musik, seperti gamelan, nada-nada yang terdapat pada tangga nada pelog sering diambil menjadi lima nada yang dinamakan tangga nada pelog pentatonik. Sedangkan tangga nada slendro memiliki lima nada dalam satu oktaf dan lebih sering digunakan dalam musik tradisional Jawa dan Bali.

Tangga nada pentatonik juga dapat digunakan untuk improvisasi dalam musik. Nada-nada pentatonik memiliki keluwesan harmonis yang tinggi, sehingga dalam improvisasi, para pemusik dapat lebih mudah mengeksplorasi nada-nada dalam tangga nada pentatonik tanpa harus khawatir akan terdapatnya nada yang tidak cocok dan tidak harmonis. Oleh karena itu, tangga nada pentatonik dapat dijadikan dasar untuk menciptakan sebuah karya musik yang lebih kreatif dan menciptakan suasana yang harmonis dan tenang.

Di samping itu, tangga nada pentatonik juga dapat dijadikan sebagai bahan latihan vokal pada anak-anak yang tertarik belajar bernyanyi. Materi pelajaran mengenai tangga nada ini mudah dipelajari dan diingat oleh anak-anak, serta mampu melatih nada dasar yang penting dalam bernyanyi. Pada saat ini, juga sudah banyak aplikasi mobile dan website belajar musik yang dapat membantu para pemula mempelajari tangga nada pentatonik secara praktis dan efektif.

Dalam kesimpulannya, tangga nada pentatonik adalah tangga nada yang memiliki lima nada pokok dalam satu oktaf. Tangga nada ini sering digunakan dalam musik tradisional Indonesia, musik pop, jazz, dan blues. Karakteristik dari tangga nada pentatonik adalah nada-nadanya yang mampu menciptakan suasana yang harmonis dan tenang. Tangga nada pentatonik juga dapat digunakan untuk improvisasi, latihan vokal, dan bahan ajar pada pelajaran musik.

Cara Menggunakan Tangga Nada Pentatonik dalam Berkreasi Musik


Tangga Nada Pentatonik

Musik adalah sebuah seni yang membutuhkan perpaduan element musik seperti melodi, harmoni, lirik dan lainnya agar bisa menjadi sebuah kesatuan musik yang indah. Salah satu unsur dalam menciptakan karya musik adalah melodi atau nadanya. Ada berbagai macam tangga nada yang dapat digunakan untuk menciptakan melodi, namun salah satu yang paling populer ialah tangga nada pentatonik.

Tangga nada pentatonik memiliki lima nada pokok yang terdapat pada satu oktaf. Semua nada yang terdapat pada tangga ini berkaitan harmonis sehingga nadanya terdengar enak didengar dan mudah diingat. Tangga nada pentatonik ini juga dapat digunakan di berbagai jenis musik, tidak hanya musik tradisional tetapi juga musik modern seperti jazz, pop, dan rock.

1. Bermain dengan Melodi Dasar

Melodi Dasar

Saat bermain dengan tangga nada pentatonik, ada nada dasar yang perlu diperhatikan. Dalam tangga nada pentatonik, nada dasar yang paling umum digunakan adalah nada ke-1 dan nada ke-5. Cobalah untuk membentuk variasi melodi dengan menggunakan nada dasar ini. Misalnya, gunakan nada ke-1 sebagai awal dan kemudian gunakan nada ke-5 sebagai pengakhiran. Hal ini dapat membuat melodi terdengar lebih indah dan mudah diingat.

2. Menggunakan Teknik Sliding

Teknik Sliding

Teknik sliding adalah teknik yang umumnya digunakan pada gitar dan instrumen musik lainnya yang dapat memproduksi bunyi glissando. Cara melakukannya yaitu dengan menekan senar di atas nadanya dan kemudian menarik nada tersebut ke bawah dengan lembut. Teknik ini dapat memperkaya bunyi dari melodi yang dibuat dengan tangga nada pentatonik.

3. Menggunakan Teknik Vibrato

Teknik Vibrato

Teknik vibrato adalah teknik yang digunakan untuk membuat nada pada instrumen musik tertentu bergoyang sedikit pada waktu tertentu. Teknik ini dapat membuat melodi yang kita buat lebih hidup dan bersemangat. Cara melakukannya secara umum adalah dengan menggetarkan jari atau lengan pada instrumen musik.

4. Memadukan dengan Gaya Musik Lain

Gaya Musik

Tangga nada pentatonik dapat digunakan pada banyak jenis musik. Cobalah memadukan tangga nada ini dengan gaya musik lain seperti jazz, funk, blues, pop, dan rock. Dengan memadukan tangga nada ini dengan gaya musik yang berbeda, akan menghasilkan lagu dengan nuansa yang unik dan menarik.

Dalam musik, tangga nada pentatonik dapat digunakan pada improvisasi solo yang diterapkan dalam banyak jenis musik termasuk blues, jazz, rock, dan lagu-lagu tradisional. Maka sangat penting bagi setiap musisi untuk memahami tangga nada ini, dan mengaplikasikannya dalam bermusik. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk berkreasi dengan melodi yang bervariasi dan enak didengar.

Tangga Nada yang Memiliki Lima Nada Pokok Dinamakan Pentatonik


Tangga Nada Pentatonik

Tangga nada pentatonik merupakan tangga nada yang terdiri dari lima nada pokok. Nada-nada tersebut adalah do, re, mi, sol, dan la. Dalam bahasa Inggris, tangga nada pentatonik sering disebut sebagai “pentatonic scale”. Pada dasarnya, tangga nada pentatonik tidak memiliki interval yang melompat-lompat, sehingga membuatnya memiliki tonalitas yang alami.

Tangga nada pentatonik sering digunakan di Indonesia dalam berbagai genre musik, dari musik tradisional hingga musik modern. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa contoh lagu yang menggunakan tangga nada pentatonik.

Contoh Lagu yang Menggunakan Tangga Nada Pentatonik


Kampung Halaman

Berikut adalah beberapa contoh lagu yang menggunakan tangga nada pentatonik:

1. “Kampung Halaman”
Lagu yang bercerita tentang kerinduan akan kampung halaman ini sangat populer di Indonesia. Lagu ini memiliki lirik dan melodi yang indah, yang membuatnya cocok dinyanyikan ketika sedang merindukan tempat asal. Melodi lagu ini mudah diingat dan sering dinyanyikan oleh banyak orang di Indonesia.

2. “Apuse”
Lagu rakyat dari Sulawesi Selatan ini menggunakan tangga nada pentatonik di dalamnya. Lagu ini bercerita tentang kebahagiaan hidup sederhana dan kesederhanaan hidup yang sebenarnya membuat hidup menjadi lebih bahagia. Musiknya lembut dan mengalun dengan indah, sehingga cocok untuk didengarkan dalam suasana santai.

3. “Mo Li Hua”
Meskipun lagu ini berasal dari Tiongkok, tetapi tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonik. Lagu ini sering dinyanyikan sebagai lagu nasional oleh anak-anak di Indonesia dan sangat populer dalam komunitas Tionghoa. Melodi lagu ini mudah diingat sehingga mudah dinyanyikan oleh banyak orang.

4. “Jali-Jali”
Lagu daerah dari Kalimantan Timur ini juga menggunakan tangga nada pentatonik. Lagu ini bercerita tentang seorang pengemis yang mengemis di jalanan. Melodi lagu ini mengalun dengan indah dan mudah diingat.

5. “Anak Kambing Saya”
Lagu rakyat dari Jawa ini juga menggunakan tangga nada pentatonik. Lagu ini bercerita tentang seorang anak yang merawat kambingnya dengan baik. Lagu ini sering dinyanyikan oleh anak-anak di Indonesia dan sangat mudah diingat.

Itulah beberapa contoh lagu yang menggunakan tangga nada pentatonik. Tangga nada ini sangat populer di Indonesia dikarenakan membuat lagu terdengar indah dan mudah diingat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan