kabinetrakyat.com – Teman seangkatan Presiden Joko Widodo semasa SMA bernama Mahmud Nurwindu mengaku, pernah didatangi Bambang Tri Mulyono.

Pertemuan singkat tersebut dianggap janggal dan penuh tanda tanya oleh Mahmud.

Bambang diketahui merupakan salah satu aktor yang menyebarkan isu bahwa ijazah Presiden Jokowi adalah palsu. Ia juga merupakan pihak yang menggugat keaslian Presiden Jokowi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kepada tim Kompas.com di bilangan Blukukan, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (15/10/2022), Mahmud bercerita bahwa Bambang tiba-tiba datang ke rumahnya sekitar akhir tahun 2021.

“Saya lupa persisnya, tapi kira-kira setahun lalu, ketika saya sedang duduk di rumah sendiri, ada orang datang memperkenalkan diri sebagai Bambang Tri, penulis buku Jokowi Undercover,” ujar Mahmud.

Bambang kemudian menyebut nama istri Mahmud bernama Ibu Dinar. Ia bertanya apakah sang istri ada di rumah atau tidak.

Mahmud terkejut dengan perkenalan itu. Ia sendiri tidak mengenal sosok Bambang Tri. Selama ini, ia hanya mengenal nama Bambang sepintas dari media sosial.

Ia pun bertanya-tanya apa maksud kedatangan sosok kontroversial itu di rumahnya. Apalagi, Bambang datang kemudian langsung menanyakan istri Mahmud.

“Dia kemudian tidak menjawab ada masalah apa-apa. Malah dia itu ngomong bahwasanya nanti ada pasangan capres Pak Andika dengan Gibran,” tutur Mahmud.

Dalam kacamata Mahmud, obrolan itu terkesan aneh. Sebab, tak ada angin tak ada hujan, Bambang Tri berceloteh panjang begitu saja tentang topik tersebut.

Salah satu hal yang aneh menurut Mahmud adalah, Bambang Tri sama sekali tidak bertanya siapa yang diajak berbicara pada saat itu.

“Dia juga enggak mengonfirmasi apakah orang yang dihadapinya saat itu, yaitu saya sendiri, adalah Mahmud Nurwindu atau bukan. Padahal saya enggak kenal dia atau mungkin dia tahu wajah saya lewat media sosial atau apa,” lanjut Mahmud.

Pada penghujung pertemuan singkat itu, Mahmud tiba-tiba disodorkan permintaan yang tidak kalah aneh lagi oleh Bambang.

Bambang disebut meminta Mahmud memberikan nomor ponsel anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

“Saya bilang dalam hati, wah ini semakin aneh. Saya jawab, saya tidak punya nomornya. Seadainya punya pun enggak akan tak kasih. Karena minta nomor telepon orang itu harus seizin yang punya. Etikanya begitu,” ujar Mahmud.

Karena merasa tidak nyaman dengan percakapan tersebut, Mahmud meminta Bambang Tri pergi. Sebab, Mahmud tidak memiliki apa yang Bambang cari.

Beberapa hari kemudian, ponsel Mahmud berbunyi. Pesan singkat lewat aplikasi WhatsApp masuk. Mahmud lupa apa persisnya isi pesan singkat itu, tetapi topiknya mengarah ke isu ijazah palsu Jokowi .

Hal yang membuat ia terkejut untuk kedua kalinya adalah, profile picture nomor yang mengirimkan pesan singkat itu adalah Bambang Tri.

“Waktu itu saya enggak nanggepin. Ngapain saya nanggepin hal yang enggak benar. Enggak jelas juntrungannya. Wong dia juga enggak memperkenalkan diri dari siapa, ya sudha,” ujar Mahmud.

Sejak hari itu, nomor dengan profile picture Bambang Tri itu rutin mengirimkan informasi-informasi bernada miring tentang Presiden Jokowi dan pemerintahannya.

Bahkan, beberapa kali nomor tersebut menelepon Mahmud tengah malam.

“Karena saya menganggap orang ini sudah tidak punya etika, enggak saya jawab. Lalu karena saya merasa terganggu, karena dia satu, dua, tiga kali telepon di atas jam 23.00 WIB, saya blok saja,” lanjut Mahmud.

Memasuki Oktober 2022, Mahmud yang sudah terbebas dari “teror” pesan singkat nomor yang diduga milik Bambang Tri terkejut untuk ketiga kalinya.

Nama Mahmud Nurwindu disebut-sebut oleh Bambang Tri saat tampil sebagai tamu di akun Youtube Gus Nur 13 Official milik Sugik Nur.

Dalam video itu, Bambang menyebut, Mahmud membohongi publik karena sudah mengaku menjadi teman satu kelas Presiden Jokowi saat mengenyam bangku SMA.

Berikut ini kutipan percakapan Bambang Tri dan Sugik Nur:

Bambang: Mahmud Nurwindu itu yang mengaku menjadi teman sekelasnya Jokowi sejak kelas 1 sampai kelas 3 SMA, selalu sebangku.

Sugik Nur: Mahmud Nurwindu?

Bambang: Mahmud Nurwindu. Sudah saya temui ke rumahnya, saya konfirmasi, dia enggak bisa jawab.

Sugik Nur: Yakin enggak bohong?

Bambang: Yakin enggak bohong.

Sugik Nur: Pak Bambang enggak bohong?

Bambang: Demi Allah saya datang ke rumahnya.

Percakapan ini sempat membuat Mahmud naik pitam. Sebab, sejauh ingatannya, Bambang memang pernah datang ke rumahnya. Tetapi sama sekali tidak membahas tentang masa SMA atau pun ijazah SMA Jokowi .

“Kalau waktu ketemu dia nanya saya soal iijazah SMA, pasti saya akan konfirmasi kenapa kamu ngomongnya ngawur seperti itu. Lah ini tidak. Dia cuma singgung soal ada capres Pak Andika dan Gibran. Bahkan terakhir dia minta nomornya Gibran,” ujar Mahmud.

Meski sempat terbawa emosi, Mahmud kini sudah bisa mengendalikan amarahnya terhadap konten fitnah Bambang Tri. Ia berpikir, biar saja Bambang Tri atau siapapun menyebarkan fitnah apapun.

Hal yang terpenting bagi Mahmud adalah orang-orang tersebut harus mampu mempertanggungjawabkan aksinya di hadapan hukum.

Mahmud sendiri merupakan alumni SMAN 6 Surakarta. Ia masuk ke SMA tersebut sama seperti Jokowi, yakni Januari 1977 dan lulus pada April 1980.

Sejak kelas 1 hingga kelas 3, Mahmud memang teman satu kelas, bahkan satu bangku dengan Jokowi. Ia mempersilakan siapapun untuk mengkroscek informasi ini ke teman-teman seangkatannya di SMAN 6 Surakarta.

“Saya bisa sebangku itu karena teman SMP-nya Pak Jokowi itu tetangga saya. Jadi, sebelum masuk SMA, ya sudah kenal. Makanya ketika pas masuk kelas 1 SMA, kami sama-sama nyari yang sudah kenal saja. Akhirnya jadi duduk satu bangku,” ujar Mahmud.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan