Topang Penguatan Ekonomi, IKM Serap 18,6 Juta Pekerja

Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjelaskan, Industri Kecil Menengah (IKM) terus berkontribusi pada penguatan ekonomi dengan mampu menyerap 18,64 juta pekerja dari 4,4 juta unit IKM di seluruh Indonesia.
 
IKM telah menguasai unit usaha industri di Indonesia dengan presentase 99,7 persen. Di tengah kondisi pandemi dan ancaman resesi global, IKM dinilai terus berinovasi dalam menghasilkan produk.
 
“Kita lihat IKM terus berinovasi, bahkan cepat beradaptasi dalam pengembangan produk,” ujar Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam webinar FMB9ID ‘Upakarti 2022 Bangkit Bersama Industri Kecil dan Menengah‘, dilansir Mediaindonesia.com, Selasa, 9 Agustus 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dilihat dari persebaran 4,4 juta unit IKM, 62 persen berada di Pulau Jawa dengan konsentrasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Total, ada 10.514 sentra IKM. Sekitar 57 persen didominasi dari industri kreatif. Lalu, 38 persen dari sektor makanan minuman dan sisanya kerajinan atau fesyen.
 
“Kita terus mendampingi para IKM agar membangun branding yang kuat, menciptakan inovasi serta bisa membaca tren pasar global,” ucapnya.
 
Kegiatan pendampingan IKM terus dilakukan Kemenperin. Salah satunya lewat penghargaan Upakarti yang dilaksanakan sejak 1985. Kegiatan ini dianggap penting dalam meningkatkan motivasi pelaku IKM.  Penghargaan Upakarti merupakan ajang apresiasi bagi insan industri yang telah aktif dan berjasa dalam pemberdayaan sektor IKM di Indonesia. Total, ada 1.130 orang atau instasi telah menerima penghargaan itu.
 

Tahun ini, Kemenperin kembali menyelenggarakan Penghargaan Upakarti 2022. “Kami terus meningkatkan daya saing IKM yang existing dan juga wirausaha baru. Kita juga terus membuka akses pasar yang luas, seperti melalui digitalisasi. Menggandeng IKM dengan e-commerce,” jelas Reni.
 
Salah satu penerima Penghargaan Upakarti Jasa Pengabdian Siti Saharia Mahindar mengatakan, pihaknya melakukan pelatihan ke pelaku IKM di lereng Gunung Semeru, Jawa Timur. “Meski sempat terganggu karena ada erupsi, akhirnya pelatihan itu terus berlanjut sampai sekarang,” ujarnya.
 
Produk yang dihasilkan para IKM setempat seperti hasil olahan pisang dan pengolahan hasil limbah. “Ada 2.000 KK (kartu keluarga) yang terkena erupsi, tapi kita bimbing terus. Perlu ada pendekatan yang baik untuk memanfaatkan tenaga kerja mereka,” sebutnya.
 
Penerima Penghargaan Upakarti Jasa Kepeloporan Taryono, yang juga menjabat sebagai Senior Manager Complience PT Pangansari Utama mengatakan, pihaknya dalam lima tahun terkhir melakukan pembinaan ke IKM yang berada di kawasan Jakarta hingga ke Papua.
 
“Jadi memberikan pembinaan seperti ke produsen pupuk sapi, memberikan pengarahan soal pengolahan sanitasi,” sebutnya.
 
Pelatihan pembuatan makanan dan minuman dari Pangansari Utama yang diberikan seperti bagaimana membungkus atau packing yang benar dan pengarahan tidak menggunakan zat kimia. “Zat kimia ini kan berbahaya, seperti pengawet dan formalin, ini kami arahkan agar tidak dipakai. Dengan pendampingan ke IKM bisa meningkatkan omzet dari nol hingga naik 500 persen,” tutupnya.
 

(AHL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan