Tak Punya Tempat Latihan Layak, YPAC Surakarta Produktif Cetak Atlet

Lahir dengan keterbatasan fisik tidak lantas membuat anak-anak ini patah semangat. Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta, mereka digembleng menjadi tangguh. Bahkan, sebagian di antaranya sukses menjadi atlet nasional.

BANGUNAN itu sama dengan banyak sekolah lain di wilayah Surakarta. Namun, setelah melangkahkan kaki ke dalam kompleksnya, perbedaan itu akan langsung terlihat. Anak-anak yang bersekolah di sana tidak sempurna secara fisik. Ada yang tunadaksa, ada pula yang tunagrahita ringan. Beberapa anak mengidap down syndrome dan cerebral palsy.

Pada Kamis (4/8) pagi itu, Jawa Pos bertemu dengan belasan siswa YPAC yang sedang berkumpul di area seluas lapangan bulu tangkis. Mereka tengah bermain. Dengan wajah ceria, mereka bertukar cerita satu sama lain. Riang sekali. Jika hanya mendengar celoteh mereka, tidak akan ada yang tahu bahwa mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

Matahari belum tinggi saat sebagian anak yang lain berebut memasukkan bola ke gawang seukuran gawang futsal. Tidak jauh dari situ, sekelompok siswa yang lain berlomba memasukkan bola basket ke ring. Ada pula yang hanya berteriak-teriak menyemangati temannya. Ada yang bertepuk tangan. Ada yang terus-terusan menyunggingkan senyum dan tawa.

”Di sini, misi kami adalah membekali siswa agar memiliki keterampilan ketika lulus. Terutama olahraga,” kata Sigit Fredi Hartanto, pelatih atlet YPAC Surakarta, mengawali perbincangan.

Karena itu, aktivitas di luar kelas menjadi salah satu yang penting di sekolah milik YPAC tersebut. Dari aktivitas di lapanganlah, para pembimbing menemukan bakat siswa-siswanya. Mereka yang menonjol akan langsung diarahkan untuk menjadi atlet.

Total, ada 130 siswa di sekolah dari jenjang TK sampai SMA itu. Mereka tidak hanya berasal dari Surakarta dan sekitarnya. Ada pula yang dari kota-kota yang jaraknya jauh dari Surakarta. Brebes, misalnya. Untuk para siswa yang berasal dari luar kota ini, sekolah menyediakan asrama di kompleks YPAC.

Nama yayasan penyandang disabilitas di Kota Bengawan itu tidak asing bagi penggemar olahraga. YPAC aktif mencetak atlet difabel tingkat nasional. Menurut Sigit, para guru dan pelatih di yayasan tersebut cukup peka melihat bakat siswa. Sejak mereka baru masuk pun, Sigit dan koleganya bisa langsung melihat siapa-siapa saja yang berpotensi.

Memperkenalkan olahraga kepada ABK memang memiliki banyak tantangan. Namun, para guru dan pelatih di sana sudah sangat berpengalaman. Dengan telaten, mereka mengarahkan siswa-siswanya yang memang berpotensi untuk menekuni cabang olahraga (cabor) tertentu.

Sigit menyatakan, kelenturan menjadi modal dasar yang penting. Karena itu, kelenturan merupakan fokus pertama para pelatih profesional di YPAC. Setelah langkah pertama terlewati, latihan dasar berikutnya diarahkan pada kekuatan, kemudian disusul dengan ketahanan.

Latihan kekuatan di YPAC meliputi push-up, pull-up, hingga menarik beban seberat 10 kilogram. Dengan latihan dasar seperti itulah, siswa-siswi ditempa menjadi atlet profesional.

KONSENTRASI: Riski berdiskusi dengan Sigit Fredi Hartanto di sela latihan. (RIANA SETIAWAN/JAWA POS)

Latihan lanjutan diberikan kepada para siswa yang memang potensial. Agar lebih fokus, mereka diarahkan pada cabor tertentu dan bertekun di sana. Selain latihan di sekolah, tentu saja Sigit mengikutsertakan siswa-siswinya dalam berbagai kompetisi atau turnamen.

Nah, di sinilah masalahnya. Jika hendak mengikuti kompetisi, anak-anak yang terpilih itu terpaksa berjalan kaki cukup jauh untuk berlatih. Sebab, sekolah tidak memiliki tempat latihan yang memadai. Kadang Sigit membawa siswa-siswanya ke Stadion Sriwedari yang jaraknya sekitar 500 meter. Kadang mereka juga berlatih di trotoar Jalan Slamet Riyadi.

Meski demikian, semangat para siswa selalu berkobar. Itulah yang membuat Sigit juga tidak pernah patah arang. Dengan telaten, dia melatih siswa-siswinya agar kelak menjadi insan mandiri dengan modal olahraga. ”Sebagai reward dan motivasi untuk siswa yang lain, mereka yang juara dalam kompetisi kami apresiasi saat upacara,” katanya.


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan