Farel Prayoga Nyanyikan Ojo Dibandingke di Istana Merdeka

JawaPos.com – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Republik Indonesia (RI) kembali dirayakan semarak setelah dua tahun sunyi akibat pandemi Covid-19. Upacara bendera dan lomba-lomba dihelat di pelosok negeri hingga kota besar. Di Istana Merdeka, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, para menteri, hingga masyarakat berjoget mengiringi nyanyian Farel Prayoga, penyanyi cilik asal Banyuwangi.

Suara Farel berhasil membuat Iriana, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, KSAD Dudung Abdurachman, dan hampir seluruh tamu upacara berjoget. Bahkan, beberapa pejabat meminta Farel menyanyi sekali lagi. Lagu campursari berjudul Ojo Dibandingke besutan Denny Caknan membuat suasana upacara lebih semarak.

Farel mengaku baru berlatih sehari. ”Tanggal 15. Terus, latihan,” katanya saat ditanya kapan mendapat undangan untuk memeriahkan HUT Ke-77 RI di Istana Merdeka.

Dia berlatih dengan sang ayah. Meski waktunya singkat, Farel sukses bernyanyi. Dia tidak grogi. Tidak ada suara yang fals. ”Seru,” ucapnya.

Jebeng Thulik, baju khas Osing, membuat penampilannya tambah ciamik. Goyangannya luwes.

Saat geladi bersih, Farel sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Siswa kelas VI SD itu mendapat wejangan. ”Jangan lupa juga sekolah terus sampai setinggi-tingginya, ya. Pesan Pak Jokowi itu saja,” tutur Jokowi.

Penampilan Farel ini membuat tamu-tamu VVIP tidak malu berjoget. Semula hanya artis seperti Indra Bekti yang turun untuk berjoget. Tak lama, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto turun dari kursinya dan turut berjoget. Dia menyebut Jokowi memberi izin tamu untuk berjoget. ”Kali pertama di istana,” ungkapnya.

KSAD Dudung Abdurachman juga tampak luwes menggoyangkan badan meski hanya di tempat duduknya. ”Presiden, Ibu (ibu negara), dan semua menteri berjoget. Artinya, kita menikmati kemerdekaan ini,” ujarnya.

Menurut dia, alasan ikut joget adalah lagu yang dibawakan Farel. Selain penampilan Farel, yang bikin seru adalah keharusan para tamu mengenakan pakaian adat. Menteri BUMN Erick Thohir terlihat memakai baju adat NTT. ”Kita Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan adalah sebuah kekuatan. Walaupun setengah Lampung dan setengah Jawa Barat, saya apresiasi kebudayaan suku lain,” katanya. Dari filosofinya, baju tersebut menggambarkan kewibawaan dan kepercayaan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengenakan pakaian yang mencolok. Dia dan istri, Ida Budi Sadikin, memilih pakaian adat Kalimantan Timur dengan aksesori lengkap. ”Siap-siap untuk pindah kantor ke Kalimantan,” selorohnya saat ditanya alasan pemilihan baju adat.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, tujuan penggunaan pakaian adat adalah pelestarian. Juga mempromosikan setiap daerah. ”Sampaikan kepada dunia luar bahwa kita memiliki nilai historis yang tinggi, seni yang tinggi, dan patut dilestarikan,” tuturnya. Penggunaan pakaian adat ini, menurut dia, merupakan usulan Jokowi.

Pada upacara bendera kali ini, istana baru berani mengundang banyak orang. Dua tahun sebelumnya, upacara hanya dilakukan terbatas. Heru menyebutkan, pada upacara bendera, diprediksi ada 4.000 orang yang datang. Sementara, 150 ribu orang mengikuti upacara secara daring. ”Ada beberapa menteri yang diminta presiden menjadi inspektur upacara di daerah tertentu,” jelasnya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan, bangsa Indonesia masih terus menghadapi berbagai tantangan berat. Di antaranya, pandemi Covid-19, konflik internasional, krisis pangan dan energi, serta perubahan iklim. Pada momen peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan Indonesia, Ma’ruf mengajak seluruh elemen bangsa merapatkan persatuan.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pesan kepada ASN Kemenag di seluruh Indonesia. Salah satunya, membumikan semangat kemerdekaan dengan menjalankan roda birokrasi yang efektif dan profesional. Yaqut menyatakan, birokrasi yang dijalankan ke depan harus penuh inovasi dan kreativitas. ”Tidak (birokrasi, Red) apa adanya,” katanya.

SEMUA BERGOYANG: Farel Prayoga bernyanyi diiringi pejabat negara yang berjoget dengan disaksikan Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi di Istana Merdeka kemarin (SETPRES)

Remisi Napi

Sebanyak 2.725 narapidana (napi) menghirup udara bebas kemarin (17/8). Mereka adalah bagian dari 168.916 warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang mendapatkan remisi umum bertepatan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly secara simbolis memberikan remisi tersebut kepada empat perwakilan WBP. ”Saya atas nama pemerintah Indonesia mengucapkan selamat kepada WBP yang menerima remisi,” ujar Yasonna.

Remisi umum tahun ini terdiri atas 166.191 RU I (pengurangan masa pidana sebagian) dan 2.725 RU II (langsung bebas). Terdapat tiga wilayah dengan WBP penerima remisi terbanyak. Yaitu, Sumatera Utara (20.213 orang), Jawa Timur (16.851 orang), dan Jawa Barat (15.768 orang). Pemberian remisi umum tahun ini ditaksir dapat menghemat anggaran makan WBP sebesar Rp 259,289 miliar.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tidak merayakan HUT RI di istana. Kemarin Muhadjir melaksanakan upacara di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia memenuhi permohonan Ponpes Al Mukmin untuk menjadi inspektur upacara di sana.

Kedatangannya disambut langsung oleh sesepuh Ponpes Al Mukmin Ustad Abu Bakar Ba’asyir, Direktur Ponpes Ustad Yahya, serta pejabat terkait lainnya. Termasuk para santri yang sudah berbaris rapi sambil mengibarkan bendera Merah Putih.

Dalam amanatnya, Muhadjir berpesan kepada para santri di Ponpes Al Mukmin untuk mengisi kemerdekaan dengan terus semangat belajar. Dia juga meminta mereka tidak menyerah dalam menggapai cita-cita. Dia optimistis, dengan semangat yang dimiliki, para santri Ngruki bisa menjadi pemimpin masa depan.

”Terus belajar, teguhkan semangat jiwa keislaman. Kuatkan semangat kebangsaan. Dengan itu, kalian bisa bersaing dengan generasi muda bangsa Indonesia yang lain,” tuturnya saat menyampaikan amanat inspektur upacara.

Mantan Mendikbud itu juga menyempatkan bersilaturahmi dengan pendiri Ponpes Al Mukmin Ustad Abu Bakar Ba’asyir. Dia memberikan oleh-oleh berupa lambang Garuda Pancasila kepada Direktur Ponpes Al Mukmin Ustad Yahya. Ada pula bantuan Alquran, buku-buku agama, buku pengetahuan umum, serta alat kesehatan seperti oksimeter untuk balai pengobatan ponpes yang turut diberikan.


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan