Surabaya (ANTARA) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan sektor pertanian menjadi bagian penting karena memberikan sumbangsih dalam perekonomian di provinsi itu.

“Terlebih Jatim merupakan daerah agraris, dan ini dilihat dari banyak komoditi yang dihasilkan dari sektor tersebut,” ujarnya saat menjadi narasumber pada “Stadium Generale: BUMN 10 Great Cases Pupuk Indonesia” di Surabaya, Kamis.

Acara yang diselenggarakan oleh BUMN bekerja sama dengan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya itu didukung oleh Markplus, Inc.

Ia menjelaskan bahwa sektor pertanian di Jatim berkontribusi nomor tiga. Sedangkan, sektor manufaktur masih mendominasi dengan menyumbang hampir sepertiga perekonomian Jatim, lalu disusul sektor perdagangan.

Baca juga: Jatim ekspor pertanian senilai Rp1,3 triliun

Baca juga: Permudah irigasi, mahasiswa UMM rancang “Smart Sensor System”

Emil Dardak menekankan pentingnya melihat sektor pertanian primer, sebab hampir sepertiga angkatan kerja terbesar di Jatim berada di sektor pertanian.

Namun, kata dia, hanya menyumbang 10 persen hingga 11 persen bagi perekonomian di Jatim.

Ia juga menyampaikan bahwa fenomena ini sangat berkaitan erat dengan ketimpangan angka kemiskinan dan pengangguran di Jatim, yang mana para pekerja di sektor pertanian masih berada dalam lingkup tersebut.

“Selama ini kita merasa solusi untuk mengentaskan kemiskinan adalah memberikan pekerjaan. Ternyata yang ditemukan di kabupaten adalah angka pengangguran rendah, tapi kemiskinannya hingga di atas 10 persen,” katanya.

“Artinya, banyak orang yang bekerja, namun tetap miskin. Dan setelah diperdalam datanya, ditemukan kebanyakan mereka bekerja di sektor agriculture,” kata Emil Dardak.

Menurut dia, hal tersebut menjadi tantangan dan dilihat hanya sepertiga yang bekerja di sektor tersebut.

“Sepertiga yang bekerja pada sektor pertanian didominasi oleh pekerja berusia tua dan berlatar belakang lulusan SD dan SMP. Inilah yang mendasari minimnya minat generasi muda dalam bidang pertanian,” katanya.

Karena itulah suami Arumi Bachsin tersebut mengharapkan perlunya kolaborasi di setiap pemangku kebijakan dalam merumuskan dan melakukan langkah-langkah konkret, seperti penerapan teknologi, baik yang bersifat nature technology maupun presisi dalam peningkatan produktivitas.

“Tantangan kita memperkenalkan teknologi di lapangan, dan bagaimana kemudian menerapkannya ke depan. Saya menyambut baik Stadium General yang diselenggarakan BUMN ini,” kata dia.*

Baca juga: Gubernur Khofifah tegaskan Jatim tidak perlu beras impor

Baca juga: Mentan lepas ekspor komoditas pertanian Jatim ke 17 negara

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan