Warga Magetan,Salat Istiqa menjadi upaya terakhir yang bisa dilakukan warga di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Magetan, agar kebakaran yang menghanguskan ribuan hektare hutan di Gunung Lawu segera padam.
Dalam upaya mengatasi kebakaran hutan yang melanda lereng Gunung Lawu, warga di sejumlah desa di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, menggelar salat Istiqa’ atau salat minta hujan. Kegiatan ini menjadi bentuk ikhtiar terakhir untuk memadamkan api yang telah menghanguskan ribuan hektar hutan lindung. Simak lebih lanjut untuk mengetahui detailnya.

Kondisi kemarau panjang yang berkepanjangan telah memicu kebakaran besar di Gunung Lawu. Selama hampir tiga pekan, api belum juga dapat dipadamkan meskipun berbagai upaya telah dilakukan, termasuk mobilisasi ratusan personil gabungan dan relawan serta pemadaman lewat udara menggunakan pesawat heli.

Pada pukul 07.30 WIB, warga berkumpul di halaman parkir Kebun Refugia, Desa Kecamatan Plaosan. KH Lukman Hidayat memimpin salat Istiqa’, yang juga diikuti dengan doa bersama. Doa ini meliputi permohonan ampunan dan harapan akan turunnya hujan yang akan membawa manfaat ganda: memadamkan kebakaran di Gunung Lawu dan mengatasi dampak kekeringan di desa sekitar.

Menurut KH Lukman Hidayat, salat Istiqa’ merupakan bentuk istighfar dan meminta ampunan kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan anjuran nabi ketika terjadi kemarau berkepanjangan. Dengan salat ini, warga berharap akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan.

Permadi Bagus Darmawan, perwakilan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, mengungkapkan bahwa salat Istiqa’ merupakan upaya terakhir yang dapat dilakukan oleh warga Magetan. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya pemadaman, kebakaran hutan masih belum dapat dipadamkan. Bahkan, situasi kini semakin serius dan mengancam wana wisata serta jalur pendakian Gunung Lawu.

Selain memadamkan kebakaran, salat Istiqa’ juga menjadi harapan bagi warga Magetan untuk mengakhiri kemarau panjang. Beberapa daerah di Magetan sudah mulai mengalami kekeringan yang berdampak pada irigasi pertanian warga.

Salat Istiqa’ yang dilaksanakan oleh warga di lereng Gunung Lawu menjadi tanda kebersamaan dan keikhlasan dalam menghadapi musibah kebakaran hutan. Semoga upaya ini mendapatkan pertolongan dari Tuhan dan membawa manfaat bagi seluruh masyarakat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan