kabinetrakyat.com – Namun Bolsonaro enggan memberi selamat atau mengakui kemenangan saingannya, Luiz Inácio Lula da Silva .

Dikutip The Guardian , Bolsonaro kalah dari Lula da Silva dengan selisih 2,1 juta suara.

Bolsonaro memperoleh 49,1 persen suara dan Lula da Silva meraih 50,9 persen.

Dalam penampilan singkat pada Selasa sore, Bolsonaro akhirnya memecah keheningannya, di tengah meningkatnya kemarahan publik atas sikapnya yang tidak demokratis.

“Mimpi kami lebih hidup dari sebelumnya,” kata pria berusia 67 tahun itu kepada wartawan yang telah dipanggil ke istana Alvorada di ibu kota Brasilia.

Bolsonaro, yang merupakan presiden pertama yang kalah dalam pemilihan ulang dalam sejarah Brasi.

Dia tidak menyebutkan pemenang pemilihan – Lula da Silva – dan tidak mengatakan apakah dia menerima hasilnya.

Bolsonaro berterima kasih kepada 58 juta pemilih yang telah mendukung kampanyenya.

Tetapi tidak secara eksplisit mengatakan akan menghormati kemenangan Lula atau menyinggung 60 juta orang yang memilih lawannya.

“Sebagai presiden dan sebagai warga negara saya akan terus mengikuti semua perintah konstitusi kita,” kata Bolsonaro dengan ambigu.

Bolsonaro juga menyinggung klaim tak berdasar bahwa pemilihan hari Minggu tidak adil.

Dia mengatakan protes pasca pemilihan yang dilakukan oleh pendukung garis keras – termasuk menggunakan truk dan ban untuk memblokir jalan raya utama – adalah buah dari “kemarahan dan perasaan ketidakadilan tentang bagaimana proses pemilihan berlangsung”.

“Protes damai akan selalu disambut,” kata Bolsonaro.

Tidak akan menentang hasil pemilihan

Setelah Bolsonaro menyampaikan pesannya, Kepala Stafnya Ciro Nogueira mengindikasikan bahwa pemerintahannya tidak akan menentang hasil pemilihan.

“Presiden Jair Bolsonaro … telah memberi wewenang kepada saya bahwa ketika diprovokasi menurut hukum, kami akan memulai proses transisi,” katanya.

Analis politik Thomas Traumann mengatakan pernyataan Nogueira mewakili pengakuan formal bahwa Bolsonaro telah kalah dalam pemilihan dan bahwa akan ada pergantian kekuasaan pada akhir tahun.

Pengamat percaya bahwa setelah meninggalkan kekuasaan, Bolsonaro dapat menemukan dirinya terkena banyak kemungkinan penyelidikan dan tuduhan yang berkaitan dengan berita palsu, perilaku anti-demokrasi, dugaan korupsi dan penanganannya terhadap pandemi Covid yang menewaskan hampir 700.000 warga Brasil .

Berita lain terkait dengan Jair Bolsonaro dan Lula da Silva

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Ini Deretan Negara yang Tak Merayakan Halloween namun Jalankan Tradisi Lain, Ada Rusia hingga Brasil

Privacy Policy

We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here

Ini Deretan Negara yang Tak Merayakan Halloween namun Jalankan Tradisi Lain, Ada Rusia hingga Brasil

Ronaldo Ingin Carlo Ancelotti Latih Timnas Brasil, Pelatih Real Madrid Bisa Ubah Sejarah Sepak Bola

6 Hari Jelang Piala Dunia 2022, Timnas Brasil Dapat Bantuan dari Juventus: Gunakan Tempat Latihan

Daftar Top Skor Liga 1 2022/2023 Jelang Pekan Ke-11, Striker Asal Brasil Jadi Penguasa Papan Atas

Lionel Messi Waspadai Ketemu Prancis Atau Brasil di Piala Dunia 2022, Ronaldo Cs Bukan Tandingan?

Berniat Gabung Kelompok BRICS, Hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat Disebut Kian Memanas

Turis Indonesia Dideportasi Gegara Bawa Rendang ke Australia, Didenda hingga Larangan Visa 3 Tahun

Invasi Hari ke-251, Rusia Rudal PLTA Infrasturktur Ukraina hingga Putin Tuduh Kiev Lakukan Seran

1.000 Tentara Rusia Tewas Diserang Ukraina Dalam Sehari, Zelensky Berhasil Permalukan Vladimir Putin

Rusia Makin ‘Gila’ Serang Ukraina, Rentetan Rudal Hancurkan Lima Kota di Kiev hingga Rusak PLTA

Norweiga Takut Rusia Libatkan Negaranya Perang di Ukraina, Tingkatkan Keamanan Siagakan Pasukan

Rusia Minta Bantuan Afganistan Kirim Pasukan Terbaik Bantu Perang di Ukraina, Janjikan Gaji & Rumah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan