8 Kantor Polisi Digeledah terkait Tragedi Itaewon, Dokumen Disita

kabinetrakyat.com – Para penyelidik Korea Selatan (Korsel) yang menyelidiki tragedi Itaewon menggeledah kantor-kantor kepolisian di wilayah ibu kota Seoul . Mereka menyita sejumlah dokumen dan laporan terkait panggilan darurat yang diterima polisi beberapa jam sebelum insiden desak-desakan maut terjadi pada Sabtu (29/10) lalu.

Seperti dilansir CNN, Rabu (2/11/2022), Departemen Kepolisian Metropolitan Seoul menuturkan para penyelidik menggeledah delapan kantor kepolisian setempat dan menyita sejumlah laporan internal juga dokumen terkait laporan soal situasi kerumunan berbahaya pada hotline darurat 112 pada 29 Oktober lalu.

Salah satu kantor polisi yang digeledah adalah kantor polisi distrik Yongsan, yang mengawasi area Itaewon yang dikenal dengan kehidupan malamnya.

Penggeledahan dilakukan saat otoritas Korsel menghadapi tekanan dan kemarahan publik terkait tragedi Itaewon. Para saksi mata menyebut tidak ada pengaturan massa di Itaewon pada malam kejadian, meskipun kepolisian telah menerima sejumlah panggilan darurat sekitar empat jam sebelum tragedi itu terjadi.

Insiden desak-desakan mematikan itu terjadi di gang sempit, di mana para saksi mata menggambarkan mereka tidak bisa bergerak atau bernapas saat kerumunan besar berkumpul di ruas jalanan sempit dengan lebar tidak lebih dari empat meter.

Informasi terbaru menunjukkan orang-orang sebenarnya telah menghubungi layanan darurat kepolisian untuk melaporkan situasi kerumunan besar yang berbahaya beberapa jam sebelum kematian pertama dilaporkan. Sejauh ini dilaporkan sedikitnya 156 orang tewas dalam tragedi Itaewon.

Penggeledahan pada Rabu (2/11) waktu setempat dilakukan oleh unit investigasi khusus yang dibentuk sehari sebelumnya oleh Kepolisian Nasional Korsel (NPA) untuk secara khusus menyelidiki tragedi Itaewon.

Lihat Video: Fakta-fakta Baru Tragedi Halloween di Itaewon

NPA dalam pernyataan pada Rabu (2/11) waktu setempat telah menonaktifkan Kepala Kepolisian Distrik Yongsan, yang merupakan salah satu kantor polisi terdekat dengan lokasi kejadian.

“Kepala Lee Im-Jae tidak bisa menjalankan tugas normalnya akibat situasi terkini,” sebut NPA dalam pernyataannya, sembari menyebut penggantinya akan diumumkan kemudian.

Dokumen yang diberikan oleh NPA kepada CNN menunjukkan polisi setempat sebenarnya telah menerima sedikitnya 11 panggilan darurat dari orang-orang yang saat itu berada di Itaewon dan mengkhawatirkan situasi kerumunan berbahaya. Panggilan-panggilan darurat itu mulai diterima sekitar empat jam sebelum insiden.

Panggilan pertama diterima polisi sekitar pukul 18.34 waktu setempat, dengan sang penelepon menyampaikan pengaduan bernada peringatan. “Kelihatannya sangat berbahaya … Saya khawatir orang-orang akan terhimpit,” ucap sang penelepon darurat itu.

Seorang penelepon lainnya menghubungi polisi sekitar dua jam kemudian untuk meminta petugas pengatur lalu lintas. Penelepon itu juga mengatakan ada begitu banyak orang yang memadati gang-gang sempit di Itaewon, dengan beberapa orang terjatuh dan mengalami cedera.

Berbicara kepada wartawan pada Selasa (1/11) waktu setempat, Kepala NPA Yoon Hee-keun mengakui untuk pertama kalinya bahwa pihak kepolisian telah melakukan kesalahan dalam menanggapi situasi tersebut.

“Ada sejumlah laporan pada hotline darurat polisi yang mengindikasikan keseriusan situasi sebelum insiden terjadi. Menurut laporan, kerumunan besar berkumpul sebelum insiden terjadi, dan hotline darurat polisi mendapat laporannya,” ucap Yoon dalam pernyataannya.

Dia mengakui respons polisi terhadap laporan darurat itu ‘tidak memadai’ dan menyatakan dirinya merasakan ‘tanggung jawab besar’ sebagai Kepala Kepolisian Nasional Korsel.

Saat mengumumkan pembentukan unit investigasi khusus yang menyelidiki tragedi Itaewon, Yoon menyatakan unit itu akan ‘mengungkapkan kebenarannya secara transparan’.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan