Ancaman Harga Pangan Naik Jelang Nataru

kabinetrakyat.com – Sejumlah bahan pokok diprediksi akan naik harganya pada natal dan tahun baru 2023. Pedagang pasar menyebutkan bahan pokok yang akan naik harganya cabai, beras, bawang, ayam, telur, daging sapi, dan gula.

Kenaikan harga bahan pokok itu dominasi dipengaruhi oleh menipisnya pasokan dan tingginya permintaan. Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mencontohkan potensi kenaikan harga cabai yang disebabkan karena menipisnya pasokan dari petani.

“Cabai per hari ini saja belum di posisi normal, normalnya kan Rp 33.000 per kilogram (kg) sampai Rp 35.000/kg, ini masih semua di atas Rp 45.000/kg. Cuaca juga berpengaruh, artinya potensi naik karena musim penghujan (panen terganggu) harga jadi tinggi,” jelasnya kepada detikcom, Selasa (1/11/2022).

Kemudian, harga daging sapi diprediksi akan melambung ketika nataru nanti. Saat ini saja, pedagang pasar mengatakan harga daging sudah tinggi padahal permintaan tidak banyak.

“Daging sapi itu berpotensi naik, sekarang saja sudah Rp 147.000-Rp 149.000 per kilogram (kg), itu di kondisi permintaan tidak tinggi,” jelasnya.

Mansuri khawatir harga daging akan naik pada nataru hingga mencapai Rp 160.000/kg, karena dipastikan permintaan tinggi. “Biasanya memang nataru itu daging sapi akan tinggi karena permintaan tinggi, diprediksi Rp 150.000-Rp 160.000/kg,” lanjutnya.

Melansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategi Nasional (PIHPS) harga daging sapi rata-rata nasional di level Rp 137.150/kg. Sementara harga rata-rata daging sapi di Informasi Pangan Jakarta per tanggal 1 November, Rp 146.891/kg.

Berdasarkan catatan detikcom, jika dibandingkan harga bulan September kemarin harga daging memang tercatat naik. Pada bulan September, harga daging sapi berkisar Rp 130.000 sampai Rp 145.000/kg.

Harga bawang merah, bawang putih, daging ayam juga diprediksi akan naik.

“Bawang merah ini sama seperti cabai, bawang putih juga bergantung dengan impor jadi persoalan. Sementara ayam per hari ini itu harganya tidak lagi di bawah eceran tertinggi, kalau permintaan tinggi tetap harga dianggap normal karena standarnya sudah melewati batas,” lanjutnya.

Terakhir harga gula yang juga disebut berpotensi naik. Mansuri mengatakan harga gula saat ini yang Rp 14.000/kg menjadi harga yang tinggi dan tak turun selama berbulan-bulan.

“Gula ini sebenarnya dulu harga Rp 14.000/kg biasanya turun dan ini bertahan tinggi berbulan-bulan tidak turun ke harga eceran tertinggi. Jadi ini harus diperbaiki oleh Kementerian perdagangan atau badan pangan,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan