AS Komentari Aturan Pemilu di Negaranya, Presiden Meksiko Geram!

kabinetrakyat.com – Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador merasa kesal gegara seruan Amerika Serikat (AS) soal institusi pemilu yang independen menyusul adanya unjuk rasa besar-besaran memprotes aturan hukum baru yang kontroversial di negara itu. Lopez Obrador menuduh AS telah mencampuri urusan dalam negeri Meksiko.

Seperti dilansir AFP, Rabu (1/3/2023), tuduhan itu disampaikan Lopez Obrador sehari usai juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa Washington ‘mendukung institusi pemilu independen dan memiliki sumber daya yang baik yang mampu memperkuat proses demokrasi dan penegakan hukum’. Lopez Obrador dalam pernyataannya menolak seruan AS itu.

“Sebagai kebiasaan buruk mereka, (Amerika Serikat) selalu mencampuri masalah yang bukan urusan mereka,” sebut Lopez Obrador saat bicara kepada wartawan.

“Saat ini ada lebih banyak demokrasi di Meksiko daripada di Amerika Serikat,” imbuhnya.

Pernyataan Price itu disampaikan setelah puluhan ribu warga Meksiko, pada Minggu (26/2), memprotes perubahan aturan hukum yang diperjuangkan Lopez Obrador, yang dipandang oleh para pengkritik sebagai serangan terhadap demokrasi menjelang pilpres 2024.

Aturan hukum baru itu mengurangi ukuran dan anggaran Institut Pemilu Nasional (INE), badan independen yang mengawasi jalannya pemilu di Peru. Perubahan terhadap aturan hukum itu disetujui oleh Kongres Peru, yang dikuasai partai politik yang berkuasa, pekan lalu.

“Di Meksiko, kami melihat perdebatan besar soal reformasi pemilu. Kami meyakini bahwa sistem pemilu yang memiliki sumber daya yang baik dan independen, dan menghormati independensi yudisial mendukung demokrasi yang sehat,” ucap Price dalam pernyataannya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Lopez Obrador menuduh INE membuang-buang uang dan menuduh INE mendukung kecurangan saat dirinya gagal maju capres tahun 2006 dan 2012 lalu, sebelum akhirnya menang pilpres tahun 2018.

Dalam pernyataannya, Lopez Obrador juga menegaskan bahwa daripada mengomentari Meksiko, AS seharusnya ‘mengurusi apa yang terjadi di Peru’ dan mengecam dukungan AS bagi ‘komplotan perencana kudeta yang menginjak-injak kebebasan dan demokrasi di negara itu’.

Lopez Obrado diketahui pernah dituduh oleh Presiden Peru Dina Boluarte, melakukan campur tangan ‘yang tidak bisa diterima’ terhadap urusan dalam negeri Lima, karena dukungannya yang kritis untuk mantan Presiden Pedro Castillo yang telah digulingkan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan