kabinetrakyat.com – Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi pangan turun hingga ke kisaran 5% tahun ini. Target ini disusun setelah inflasi pangan melesat menjadi 11,47% pada Juli lalu.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan inflasi pangan menjadi sumber pertumbuhan inflasi hingga 4,9% pada Juli 2022.

“Inflasi pangan 11,5% merupakan level tertinggi di 8 tahun terakhir. Inflasi pangan menjadi kritikal karena bobot inflasi pangan di pengeluaran rumah tangga menegah ke bawah cukup besar,” ungkap Juda, dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Rabu (31/9/2022).

Jika tidak ditangani, Juda menuturkan kenaikan inflasi dapat menggerus daya beli dan menurunkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, BI mengajak semua pihak dari pemerintah pusat, daereh, kepolisian dan TNI untuk berkolaborasi dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Adapun, strategi yang dikedepankan BI a.l. kerja sama antar pemerintah daerah, penguatan komoditas holtikultura, dan digitalisasi pertanian.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan bahwa laju inflasi volatile food bisa diturunkan ke level kisaran 5-6%, maka perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) bisa dijaga di angka 4%. Namun, BI mengakui bahwa hal tersebut tidak mudah dilakukan karena situasi masih dinamis.

“Kita melihat ke depan tantangan inflasi pangan masih cukup tinggi, khususnya karena globalnya,” katanya.

Belum lagi, sambung Dody, ada dampak dari inflasi yang berasa dari komponen harga yang diatur pemerintah. Alhasil, BI mempekirakan pada tahun ini potensi inflasi akan bergerak di atas 4% plus minus 1%.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan