kabinetrakyat.com – Duta besar yang ditunjuk Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang Deok menyoroti kemajuan kedua negara, yang telah terjalin selama 50 tahun.

Dalam “Indonesia-Korea Morning Talk: Celebrating 50 Years of Friendship” yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis, dia menjelaskan bahwa persahabatan Indonesia dan Korsel telah dimulai bahkan sebelum hubungan diplomatik terjalin pada 1973.

“Indonesia mendukung Republik Korea dengan menyediakan bahan baku pada 1952 selama Perang Korea,” kata Lee, ketika menuturkan sejarah hubungan kedua negara.

Sejak saat itu, hubungan Indonesia-Korsel semakin berkembang melalui kerja sama di berbagai bidang.

Di bidang ekonomi misalnya, volume perdagangan bilateral melejit menjadi sekitar 30 miliar dolar AS (Rp449,1 triliun) pada 2022, dari 185 juta dolar AS (sekitar Rp2,7 triliun) pada 1973.

“Selain itu, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki kemitraan strategis khusus dengan Korea di antara negara anggota ASEAN,” ujar Lee.

Presiden Joko Widodo tercatat sudah lima kali berkunjung ke Korsel sejak 2014, dan sebagai balasannya, Presiden Yoon Suk-Yeol pernah mengunjungi Bali pada November 2022 untuk KTT G20.

Lebih lanjut Lee menyebutkan bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korsel (IK-CEPA) yang mulai berlaku pada 1 Januari 2023 akan semakin mendorong kerja sama kedua negara.

“Kemajuan besar juga dilihat di bidang budaya, dengan popularitas budaya K-pop dan K-food yang fenomenal saat ini di kalangan generasi muda Indonesia. Pada saat yang sama, banyak warga Korea di Seoul menikmati makanan Indonesia seperti nasi goreng dan sate,” ujar dia.

“Dengan kata lain, jalur lalu lintas budaya dan masyarakat di kedua negara sudah dimulai,” kata Lee, menambahkan.

Dia pun menyebutkan bahwa lebih dari 90.000 orang Indonesia berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Korea yang berkelanjutan selama ini.

Ke depan, Lee optimistis ada lebih banyak kerja sama potensial yang bisa dijalin oleh Indonesia dan Korsel.

Dengan dinamika geopolitik dan persaingan global serta tantangan bersama seperti perubahan iklim, Lee menegaskan bahwa penguatan kerja sama saat ini bukanlah soal pilihan, tetapi suatu keharusan.

Untuk itu, dia memaparkan bahwa Indonesia dan Korsel memiliki kesamaan visi yang ditunjukkan melalui Korea-ASEAN Solidarity Initiative dan ROK’s Strategy for a Free, Peaceful and Prosperous Indo-Pacific Region serta ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

“Kedua (pandangan tersebut) mendefinisikan Indonesia sebagai mitra kerja sama utama Korea. Indonesia memimpin dalam memperkenalkan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik, dan Korea sangat mengharapkan kepemimpinan Indonesia seperti itu,” tutur Lee.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan