Gaet PPI & IGNIS Energy Holdings, KRAS Kembangkan EBT

kabinetrakyat.comJakarta, CNBC Indonesia – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan PT Pertamina Power Indonesia dan IGNIS Energy Holdings bekerja sama untuk pengembangan Blue and Green Hydrogen dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di wilayah Cilegon. Kerja sama itu ditandai melalui penandatanganan Perjanjian Studi Bersama (PSB), pada Selasa (18/10).

Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dengan Chief Executive Officer Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro dan Chief Executive Officer IGNIS Energy Holdings Antonio Sieira Mucientes, serta disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury serta Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Salyadi Dariah Saputra.

Silmy menjelaskan penandatanganan ini merupakan tahap awal penjajakan terkait potensi produksi blue and green hydrogen untuk kawasan industri, penyediaan energi bersih, dan potensi kerja sama lainnya yang dapat melibatkan Krakatau Steel dan Group.

“Feasibility Study akan dilakukan setelah terbentuknya tim gabungan PSB, dan kami pun akan segera menyusun roadmap pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel,” tambah Silmy dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (18/10/2022).

Seperti diketahui Pertamina Power Indonesia adalah perusahaan yang memiliki bidang usaha terkait investasi dan proyek-proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik baik di dalam maupun di luar negeri. Adapun Krakatau Steel dan Pertamina Power Indonesia bekerja sama dengan IGNIS Energy Holdings, perusahaan asal Spanyol yang bergerak di bidang pembangunan, konstruksi, dan pengoperasian pabrik EBT dan proyek Power-to-X di dunia.

Dalam kerja sama ini, ketiga entitas akan melakukan penyusunan pre-feasibility study dan/atau feasibility study untuk membangun blue/green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS. Pengembangan blue/green hydrogen plant tersebut diperkirakan akan memproduksi listrik hingga 500 MWp-1,5 GWp dengan potensi penyimpanan CO2 sebesar 61 Million Metric Ton.

Lebih lanjut Silmy menjelaskan bahwa PSB ini akan dimulai pada November 2022 dengan target penyelesaian studi selama empat bulan. Untuk selanjutnya dapat dengan menyeluruh menginisiasi potensi pengembangan usaha bersama Krakatau Steel dan Group.

“Dengan pihak-pihak yang memang ahli di bidangnya, saya yakin pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel akan menjadi sebuah nilai tambah bagi Krakatau Steel dan Group yang mengusung pengembangan Green Steel maupun Green Industrial Port untuk ke depannya,” jelas Silmy.

Sementara itu, Dannif Danusaputro mengaku antusias dengan kerja sama mengkaji pengembangan green industrial port melalui penyediaan energi terbarukan. Apalagi Indonesia memiliki beberapa potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, antara lain tenaga angin, tenaga surya, serta hydrogen bersih.

“Kami juga menyambut baik kolaborasi dengan IGNIS dalam pengembangannya. Kami berharap dari studi bersama ini akan berlanjut dengan tahapan-tahapan yang lebih konkret,” jelas dia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan