Inggris Biang Keladi Kekejaman Israel di Palestina-Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, menyatakan bahwa Inggris dianggap sebagai biang keladi kekejaman Israel dan menegaskan bahwa penindasan Israel di Palestina telah dimulai bukan pada 7 Oktober, tetapi 106 tahun yang lalu. Menurutnya, segalanya bermula ketika Inggris menjanjikan tanah Palestina kepada pihak lain tanpa berkonsultasi dengan rakyat Palestina, menjadikan mereka minoritas non-Yahudi.
Zomlot menyampaikan pendapat bahwa upaya rakyat Palestina untuk mencapai kebebasan dan keadilan harus diakui. Ia menekankan pentingnya penanganan masalah hak asasi manusia, hak nasional, serta aturan hukum dan internasional. Namun, menurut Zomlot, Israel justru mengadopsi pendekatan penyelesaian militer, kekerasan, dan intimidasi terhadap warga sipil.
Dalam kritiknya, Zomlot menyebut bahwa Israel melancarkan kekejaman dengan menghilangkan hak-hak rakyat Palestina. Ia juga merujuk pada pernyataan menteri-menteri Israel yang menyebut rakyat Palestina sebagai “binatang yang menyerupai manusia,” dan mengklaim bahwa tindakan tersebut dilakukan karena harkat mereka harus dihilangkan.
Zomlot mengecam upaya Israel yang mencoba menggambarkan diri sebagai korban, sementara terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah serangan lintas-batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Menurut otoritas kesehatan di Jalur Gaza, serangan Israel telah menewaskan setidaknya 17.700 warga Palestina dan melukai lebih dari 48.780 lainnya. Data resmi juga mencatat 1.200 korban jiwa di pihak Israel akibat serangan Hamas.