kabinetrakyat.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) melatih Sumber Daya Manusia (SDM) menghadapi modernisasi industri galangan kapal nasional untuk meningkatkan kapabilitas, daya saing, dan keberlanjutan.

“Kami terus mendukung upaya penyediaan SDM yang terampil dan kompeten guna mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing industri perkapalan nasional,” kata Kepala BPSDMIKemenperin Arus Gunawan di Jakarta, Senin, saat meresmikan Pelatihan Prosedur Pembuatan Kapal dan Manajemen Produksi sebagai rangkaian dari implementasi “The Indonesian Shipbuilding Industry Modernization Project”.

Pelatihan yang diikuti 40 orang tersebut merupakan kolaborasi BPSDMIKemenperin dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), IPERINDO, dan Kampuh Welding Indonesia

Arus memaparkansaat iniIndonesia telah memiliki lebih dari 250 perusahaan galangan kapal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan 33.000 kapal niaga telah beroperasi.

Kapasitas produksi dari galangan kapal mencapai sekitar 1 juta tonase bobot mati atau Dead Weight Tonnage (DWT) per tahun untuk bangunan baru dan hingga 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

Menurutnya, galangan kapal Indonesia memiliki pengalaman dalam membangun berbagai jenis kapal, mulai dari kapal penumpang, kapal kargo, hingga kapal tujuan khusus dengan fasilitas graving dock terbesar 150.000 DWT.

Namun demikianindustri galangan kapal dalam negeri masih memiliki beberapa kendala utama dalam memenuhi permintaan pembangunan kapal dalam negeri, diantaranya belum efisiennya prosedur dan tahapan pembangunan kapal dan belum maksimalnya penerapan kontrol kualitasdan assurance atas kapal yang dibangun.

Selain itu masih tinggiketergantungan terhadap bahan komponen impor terutama yang memiliki nilai tambah tinggiyakni mesin utama, serta dari sisi SDM, ketersediaan juru las spesialis bangunan kapal yang kompeten dan bersertifikat masih belum mencukupi.

“Sejak tahun 2015BPSDMIKemenperin telah melaksanakan pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 bidang pengelasan bekerja sama dengan Kampuh Welding Indonesia sebanyak 3.442 orang,” ujar Arus.

Selain untuk memenuhi kebutuhan industri, pelatihan pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 ini merupakan wujud nyata kolaborasi yang dilakukan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah (yang bersifat G-to-G) maupun antara industri dengan pemerintah (yang bersifat B-to-G).

Hal itu mengingat pembangunan industri membutuhkan sinergi dan peran aktif antara pihak pemerintah, baik pusat maupun daerah, mitra industri dan asosiasi, serta masyarakat pada umumnya.

“Saya berharap agar semua peserta pelatihan dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab, agar semua materi pembelajaran dalam pelatihan ini dapat diserap dengan baik untuk dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang akan dipergunakan secara optimal di tempat kerja nantinya,” pungkas Arus.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan