Mendag: RI-Bangladesh Tegaskan Komitmen Penyelesaian Perundingan Dagang

Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut bahwa Indonesia dan Bangladesh menegaskan komitmennya dalam penyelesaian perundingan persetujuan dagang preferensial Indonesia- Bangladesh atau Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA).
 

Hal itu disampaikan Mendag saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Kalam Abdul Momen, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
 

“Saya memastikan komitmen Indonesia untuk menyelesaikan perundingan IB-PTA yang telah diamanatkan oleh pemimpin kedua negara. Harus dipastikan agar IB-PTA berimbang dan menguntungkan kedua pihak,” kata Mendag, dilansir dari Antara, Selasa, 19 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mendag berharap kedua pihak dapat melanjutkan kembali proses perundingan sehingga pemangku kepentingan dapat segera menerima manfaat IB-PTA. Pada pertemuan itu, kedua Menteri menegaskan komitmennya dalam penyelesaian perundingan persetujuan dagang preferensial Indonesia-Bangladesh (Indonesia-Bangladesh preferential trade agreement/IB-PTA).
 
Mendag menambahkan pihaknya telah menerima undangan untuk melakukan kunjungan ke Bangladesh. Kunjungan tersebut untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

“Indonesia dan Bangladesh merupakan mitra strategis dalam berbagai forum kerja sama ekonomi dan perdagangan. Diharapkan kunjungan dimaksud dapat meningkatkan hubungan yang selama ini telah terjalin erat dan meningkatkan hubungan dagang kedua negara,” ujar Mendag.
 

Zulkifli juga menyambut baik peningkatan signifikan perdagangan bilateral sebesar 72,1 persen pada 2021 baik dari segi ekspor maupun impor. Bangladesh juga menawarkan kerja sama perdagangan di bidang farmasi dan teknologi informasi.
 

Pada 2021, Bangladesh merupakan negara tujuan ekspor ke-15 bagi Indonesia. Sementara Indonesia menempati urutan ke-62 bagi Bangladesh sebagai negara asal impor. Pada 2021, total perdagangan kedua negara mencapai USD3 miliar dengan nilai ekspor Indonesia tercatat USD2,9 miliar, sementara impor Indonesia dari Bangladesh tercatat sebesar USD0,1 miliar.
 

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD2,8 miliar terhadap Bangladesh. Ekspor utama Indonesia ke Bangladesh di antaranya minyak kelapa sawit, batu bara, semen, bubur kayu kimia, serta benang kapas.
 

Sedangkan impor Indonesia dari Bangladesh di antaranya benang dari serat jute, kaus singlet, setelan untuk wanita dan anak perempuan, setelan untuk wanita dan anak laki-laki, serta kantong dan karung.

 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan