Mengetahui Manfaat Prototype, Jenis, dan Tahapannya

kabinetrakyat.com – Ketika menjalankan sebuah usaha di bidang produk, setiap perusahaan akan berlomba-lomba menciptakan inovasi untuk menghasilkan barang yang berkualitas. Agar produk tersebut terjamin kualitasnya, pada umumnya perusahaan akan menciptakan prototype terlebih dahulu.

Dari prototype tersebut, perusahaan dapat mengembangkan suatu produk lebih jauh lagi. Mereka dapat mengetahui apa saja sisi terlemah dari produk itu, sehingga akan diperbaiki masalahnya dan lahirlah sebuah produk yang memiliki kualitas tinggi untuk dijual ke masyarakat.

Lantas, apa saja jenis prototype saat ini? Lalu manfaat apa yang didapat dengan mengembangkan prototype? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini.

Dijelaskan dalam e-Jurnal Penerapan Metode Prototype pada Perancangan Sistem Informasi Penggajian Karyawan Berbasis Web oleh Eka Wulansari Fridayanthie dari Universitas Bina Sarana Informatika, prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan lagi ke depannya. Biasanya, perusahaan menciptakan prototype untuk mengetahui sejumlah kekurangan dari produk tersebut, sehingga model prototype harus bersifat representatif dari produk akhirnya (final product).

Selain itu, membuat prototype dari suatu produk bisa menjadi bahan riset apakah produk prototype ini dapat menjawab kebutuhan konsumen, lalu apakah prototype ini aman digunakan oleh masyarakat, sekaligus bisa mengetahui apakah prototype ini dapat meningkatkan angka penjualan di pasaran. Jadi, bila detikers ingin membuat suatu produk yang baru di pasaran, sebaiknya buat prototype-nya terlebih dahulu.

Tak hanya sebagai riset untuk menjawab kebutuhan pasar, namun ada sejumlah manfaat yang didapat dengan membuat prototype dalam menjalankan sebuah bisnis. Berikut ini beberapa manfaat prototype dalam bisnis seperti yang dikutip dari karya tulisan Marvin Charlie Terinspirasi dari: Scott Evans, theworkinginventor.com, Types of Prototype. Entrepreneur Staff, entrepreneur.com, Prototype.

Manfaat pertama yang didapat dari membuat prototype dalam bisnis adalah membantu perusahaan untuk bereksplorasi dan bereksperimen untuk membuat produk yang sempurna. Sebab, ide dan desain dari produk yang akan dijual nanti harus dibuat sebaik mungkin, sehingga memberi kesan positif dari konsumen yang menggunakannya.

Dengan kehadiran prototype, pihak perusahaan bisa mengetahui bahan material apa yang cocok digunakan pada produknya. Hal ini dilakukan demi memberikan kualitas yang baik pada produk yang dijual secara luas kepada masyarakat, serta menghindari terjadinya kerusakan atau bahaya yang ditimbulkan akibat salah menggunakan bahan material.

Salah satu manfaat yang didapat dari hadirnya prototype adalah mampu menjelaskan produk secara jelas dan efektif kepada anggota tim, investor, dan pihak lainnya yang berhubungan langsung dengan keberlangsungan bisnis.

Hadirnya prototype suatu produk tak hanya soal meneliti apakah produk tersebut layak atau tidak, namun juga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Sebab, hadirnya prototype menjadi tanda sebuah perusahaan sangat serius dalam menggarap produk tersebut untuk diluncurkan kepada masyarakat luas.

Sebuah prototype dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis setiap perusahaan, apakah harus dibuat sesuai dengan wujud produk asli atau hanya fokus pada bentuk dari fisik produk tersebut. Mengutip dari karya tulisan Marvin Charlie Terinspirasi dari: Scott Evans, theworkinginventor.com, Types of Prototype. Entrepreneur Staff, entrepreneur.com, Prototype, berikut jenis-jenis prototype dalam bisnis.

Working model merupakan jenis prototype yang berusaha mewujudkan produk asli yang telah direncanakan sebelumnya. Untuk jenis prototype yang satu ini, bentuk fisik memang tidak diharapkan sama persis seperti produk asli, akan tetapi fungsi dari prototype merupakan hal yang terpenting.

Representative model merupakan jenis prototype yang fokus terhadap bentuk fisik dari produk asli yang sudah direncanakan. Jadi, bentuk fisik dari representative model harus sama persis dengan produk asli dari perusahaan namun ukurannya bisa lebih besar atau kecil dibandingkan produk aslinya.

Selain itu, bahan material dari prototype representative model tak harus sama persis dengan bahan dari produk yang asli, asalkan masih merepresentasikan bentuk asli dari produk tersebut. Biasanya, prototype jenis ini dipakai karena sistem di dalam produk asli yang sudah direncanakan tidak dibuat terlalu sulit.

Seperti dengan namanya, miniature adalah salah satu jenis prototype yang dibuat dalam skala kecil seperti miniatur. Sebagai contoh, detikers ingin merancang sebuah rumah serta interior di dalamnya, agar lebih mudah dalam mendesain rumah akhirnya dibuat dalam bentuk miniatur.

Jenis prototype yang terakhir adalah factory sample, yang mana prototype ini dibuat untuk menunjukkan suatu produk kepada toko-toko yang nantinya akan menjual produk tersebut. Hal ini dilakukan agar pihak toko mengetahui seperti apa wujud asli dari produk tersebut sebelum resmi dijual.

Dalam membuat sebuah prototype tak bisa dilakukan secara sembarangan detikers. Dikutip dari Google Student karya Redi Suhendri berjudul APLIKASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, berikut ini sejumlah tahapan membuat prototype dalam dunia bisnis.

Tahap yang pertama adalah mengumpulkan semua kebutuhan untuk menjadi dasar prototype. Dalam hal ini, perusahaan harus mengidentifikasi produk apa yang sangat dibutuhkan konsumen.

Pada tahap ini, perusahaan dapat membuat prototype dengan melakukan perencanaan sementara yang fokus utamanya adalah kepuasan pelanggan atas prototype tersebut.

Setelah menciptakan prototype, kini saatnya melakukan uji coba terhadap prototype tersebut untuk menemukan apakah ada masalah atau tidak. Pada tahap uji coba memang tidak bisa sebentar, dibutuhkan waktu cukup lama untuk memastikan prototype ini sudah sempurna atau belum.

Apabila ditemukan sejumlah masalah dari prototype tersebut, sebaiknya langsung melakukan evaluasi bersama tim. Hal ini agar pihak perusahaan bisa melakukan inovasi baru untuk menciptakan prototype yang lebih baik lagi. Setelah dievaluasi, jangan lupa lakukan uji coba terhadap prototype sampai berkali-kali untuk menguji kekuatan prototype tersebut

Bila prototype dinyatakan telah lolos berbagai macam pengujian, kini saatnya dibuat dalam bentuk produk aslinya. Pada tahap ini pihak perusahaan harus menentukan apakah ada perubahan besar yang dilakukan dari desain prototype ke produk asli atau tidak.

Setelah desain produk asli sudah ditentukan, kini saatnya memproduksi secara massal dan dijual secara luas ke masyarakat. Kini pihak perusahaan tinggal menunggu kritik dan saran dari konsumen, apakah produk tersebut mendapat respon baik atau justru sebaliknya.

Nah itu dia detikers penjelasan mengenai prototype beserta dengan manfaat, jenis, dan tahapannya. Jadi, bila detikers ingin menciptakan sebuah produk baru sebaiknya buat prototype-nya terlebih dahulu, hal ini agar produk sesuai dengan keinginan konsumen dan menawarkan kualitas yang bagus.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan