Tiga Otoritas Bank Sentral Asia Tenggara Menguatkan Kerja Sama Mata Uang Lokal

Tiga Otoritas Bank Sentral Asia Tenggara Menguatkan Kerja Sama Mata Uang Lokal

Bank Sentral Asia Tenggara Menguatkan Kerja Sama Mata Uang Lokal,Dalam dunia ekonomi yang terus berkembang, kerja sama antara bank sentral menjadi kunci untuk menghadapi perubahan global yang dinamis. Pada artikel ini, kita akan menjelajahi langkah penting yang telah diambil oleh tiga bank sentral terkemuka di Asia Tenggara: Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand.

Mereka telah bersatu untuk memperkuat kerja sama mereka dalam upaya mendorong penggunaan mata uang lokal di wilayah ini. Mari kita simak langkah-langkah konkret yang mereka ambil untuk mencapai tujuan ini.

Bacaan Lainnya

. Latar Belakang Kerja Sama

Kerja sama ini sebenarnya telah berlangsung sejak tahun 2018 dalam bentuk transaksi bilateral antara Indonesia dan Thailand, Indonesia dan Malaysia, serta Thailand dan Malaysia. Namun, seiring berjalannya waktu, ketiga bank sentral ini merasa perlu untuk lebih memperdalam kerja sama mereka.

.Ekspansi Penggunaan Mata Uang Lokal

Langkah pertama dalam perkuatan kerja sama ini adalah perluasan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas. Saat ini, penggunaan mata uang lokal hanya terbatas pada cakupan perdagangan dan investasi langsung. Namun, dengan langkah ini, diharapkan penggunaan mata uang lokal akan mencakup berbagai jenis transaksi, meningkatkan kedaulatan ekonomi masing-masing negara.

. Sinergi dalam Sistem Pembayaran Lintas Negara

Selain itu, ketiga bank sentral juga berkomitmen untuk meningkatkan sinergi melalui inisiatif sistem pembayaran lintas negara. Ini bertujuan untuk mempermudah penyelesaian transaksi dalam mata uang lokal, yang pada akhirnya akan membuatnya lebih mudah diakses dan efisien bagi para pelaku bisnis dan individu.

. Nota Kesepahaman

Kerja sama ini resmi tertuang dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand. Penandatanganan ini dilakukan di sela-sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) ke-10 di Jakarta. MoU ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mendorong penggunaan mata uang lokal.

. Fenomena Dedolarisasi

Langkah ini juga harus dipahami dalam konteks fenomena dedolarisasi yang tengah berlangsung di pasar global. Banyak negara, termasuk sejumlah besar negara berkembang, kini semakin enggan menggunakan mata uang dolar AS dalam transaksi keuangan dan perdagangan lintas negara. Salah satu alasan utama adalah tingginya inflasi dan ketidakpastian di tingkat global.

. Keuntungan Dedolarisasi

Meninggalkan ketergantungan pada dolar AS memiliki sejumlah keuntungan, terutama bagi negara seperti Indonesia. Salah satu keuntungannya adalah penghematan biaya dalam perdagangan lintas negara. Selain itu, penggunaan mata uang lokal juga dapat membantu menjaga stabilitas mata uang nasional, seperti rupiah.

. Tantangan Bagi Negara Berkembang

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua negara dapat dengan mudah meninggalkan mata uang dolar. Negara seperti China dan Rusia, yang memiliki ekonomi kuat, mungkin memiliki lebih sedikit hambatan. Namun, bagi negara-negara berkembang yang masih sangat bergantung pada Amerika Serikat dan sekutunya, langkah ini mungkin lebih rumit.

. Kesulitan dalam Penggunaan Mata Uang Lokal

Salah satu kendala dalam upaya dedolarisasi adalah kesulitan dalam menggunakan mata uang lokal untuk membayar transaksi lintas negara. Hal ini khususnya berlaku untuk negara-negara yang belum memiliki kerja sama keuangan yang kuat.

. Kesimpulan

Dalam dunia yang terus berubah ini, kerja sama antara bank sentral menjadi semakin penting. Melalui langkah-langkah konkret seperti yang diambil oleh Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand, harapan akan adanya perubahan positif dalam penggunaan mata uang lokal di Asia Tenggara semakin besar. Dedolarisasi adalah langkah penting dalam menghadapi perubahan ekonomi global, dan semoga upaya ini akan membawa manfaat bagi semua negara yang terlibat.

Baca juga Mendorong Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 Perkuat Kerja Sama Transisi Energi

Pos terkait