kabinetrakyat.com – Laporan kinerja keuangan perbankan digital di Kuartal III 2022 cukup beragam. Beberapa bank digital tercatat masih merugi namun ada juga yang mampu mencetak laba di periode ini.

Ada tiga bank digital Indonesia yang mengantongi laba di perio ini, yaitu PT PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO).

Sementara dua bank digital lain masih mencatatkan kerugian, yaitu PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK).

Untuk mengetahui kinerja 5 perusahaan bank digital tersebut pada Kuartal III 2022 simak ringkasannya berikut ini.

1. Allo Bank

Allo Bank membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 209,02 miliar hingga Kuartal III 2022 atau naik 811,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Berdasarkan laporan keuangan Allo Bank, laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan bunga yang melonjak 285 persen menjadi Rp 492 miliar sehingga dapat menutup beban bunga yang meningkat 16 persen menjadi Rp 86 miliar.

Dengan demikian, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Allo Bank di Kuartal III 2022 sebesar Rp 408 miliar atau naik 659 persen secara yoy.

Perusahaan dengan kode saham BBHI ini mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Allo Bank sebesar 78,4 persen di periode ini, dengan total aset sebesar Rp 10,60 triliun.

Setelah serangkaian Penawaran Umum Terbatas (right issue) pada 2021 dan 2022, ekuitas tumbuh menjadi Rp 6,32 triliun per akhir September 2022. Hal ini menjadikan Allo Bank sebagai salah satu bank digital dengan kapitalisasi yang paling baik di Indonesia.

2. Bank Jago

Bank Jago membukukan laba bersih hingga Kuartal III 2022 sebesar Rp 41 miliar. Perolehan ini membaik dibandingkan Kuartal III 2021 yang masih mengalami rugi bersih Rp 32,6 miliar.

Realisasi laba bersih itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tercatat tumbuh 210 persen secara yoy menjadi Rp 984 miliar.

Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago juga tumbuh tinggi, yakni meningkat 205 persen menjadi Rp 1,08 triliun per Kuartal III 2022.

Pendapatan bunga dan pendapatan syariah didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119 persen menjadi Rp 8,16 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,73 triliun.

Secara keseluruhan, aset perusahaan dengan kode saham ARTO ini tercatat sebesar Rp 15,82 triliun, tumbuh 44,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

3. Bank Raya

Dikutip dari Kontan.co.id, Bank Raya membukukan laba bersih Rp 32,47 miliar per September 2022. Pencapaian ini jauh lebih kecil atau anjlok sekitar 98 persen dibandingkan periode sama 2021 yang mencapai Rp 1,83 triliun.

Merujuk laporan keuangan kuartal III 2022, AGRO mengurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) hingga 80,09 persen dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 456,91 miliar di sembilan bulan pertama 2022.

Juga ditopang kenaikan pendapatan lainnya yang tumbuh berkali lipat dari Rp 15,19 miliar menjadi Rp 416,48 miliar.

Kendati demikian, pendapatan bunga bersih anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini mengalami penurunan 21,58 persen secara tahunan dari Rp 656,67 miliar menjadi Rp 514,15 miliar.

Hal tersebut seiring dengan penurunan penyaluran kredit dari Rp 14,32 triliun menjadi Rp 8,37 triliun per September 2022. Penurunan kredit ini sejalan dengan transformasi Bank Raya menjadi bank digital yang fokus menyasar segmen gig economy maupun pekerja informal dari sebelumnya menyasar segmen agribisnis.

4. Bank Neo Commerce

Berbeda dengan tiga bank sebelumnya, Bank Neo Commerce mencatatkan rugi bersih Rp 601,17 miliar hingga September 2022 atau naik 127,08 persen secara yoy dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 264,74 miliar.

Kerugian ini terjadi lantaran beban operasional perusahaan berkode saham BBYB ini membengkak.

Terutama dari kerugian penurunan nilai aset keuangan yang melonjak dari Rp 29,91 miliar menjadi Rp 625,97 miliar di kuartal III 2022, mengutip laporan keuangan BBYB pada Selasa (25/10).

Selain itu, beban tenaga kerja ikut naik 63,8 persen yoy dari Rp 109,82 miliar menjadi Rp 179,89 miliar. Lalu, beban promosi naik 112,65 persen yoy dari Rp 127,28 miliar menjadi Rp 270,66 miliar pada September 2022.

Padahal, Bank Neo Commerce berhasil melipatgandakan pendapatan bunga bersih yang naik 351,87 persen yoy dari Rp 241 miliar menjadi Rp 1,08 triliun per kuartal ketiga 2022. Seiring dengan kemampuan BBYB menaikkan penyaluran kredit dari Rp 3,84 triliun menjadi Rp 8,93 triliun.

5. Bank Aladin Syariah

Bank Aladin Syariah mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 146,41 miliar per September 2022. Realiasasi ini melonjak 141,12 persen secara yoy dari rugi bersih September 2021 yang hanya Rp 60,72 miliar.

Hal ini terjadi karena lonjakan beban tenaga kerja yang naik 116,38% secara tahunan dari Rp 49,57 miliar menjadi Rp 107,26 miliar per September 2022. Selain itu, beban promosi juga melesat 1358 persen secara tahunan dari Rp 718 juta menjadi Rp 10,47 miliar.

Sedangkan penyaluran pembiayaan BANK baru mencapai Rp 302,36 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2022.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan