Resesi Tahun Depan: Fakta atau Hoax? Ini Indikatornya

kabinetrakyat.comJakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan diprediksi masih akan agile meskipun ditengah tantangan yang berat dari domestik dan global.

CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan, pihaknya melihat perkembangan yang cukup positif dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, kita tetap harus mewaspadai dampak pandemi covid 19 dan sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian tanah air, seperti belum membaiknya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina sehingga berimbas terhadap peningkatan inflasi di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia.

Sementara Ekonom INDEF, Ariyo DP Irhamna mengungkapkan, meskipun pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan di tahun 2023 akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan, namun Indonesia patut bersyukur karena ekonomi dalam negeri masih tumbuh positif di kisaran 5%. Selain itu, neraca perdagangan juga bertahan dalam posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut.

“Hal tersebut disebabkan karena kinerja ekspor dan impor Indonesia yang tidak terhubung erat dengan ekonomi global sehingga ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu terasa namun hanya akan melambat. Ditambah dengan ekonomi mitra dagang negara utama Indonesia seperti Tiongkok dan Amerika Serikat pada 2022 Triwulan-II yang tetap mengalami pertumbuhan”, tambah Ariyo.

Di sisi global sendiri, inflasi tinggi, pengetatan moneter (suku bunga tinggi), eskalasi perang Rusia-Ukraina, harga energi tinggi, likuiditas keuangan global yang ketat, dan capital outflow dari emerging market menjadi isu yang mengemuka.

Sedangkan tantangan domestik menjelang pemilu, investor cenderung wait and see. Inflasi tinggi membayangi, penurunan daya beli, peningkatan biaya produksi, depresiasi rupiah, inflasi pangan dan transportasi kemudian bayangan PHK yang kemungkinan masih akan berlanjut.

Alexander Tjahyadi, Assurance Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, resesi global dapat membawa dampak bagi kegiatan usaha di setiap sektor industri, namun isu tersebut dapat disikapi secara bijak.

“Kami di Grant Thornton selalu membantu perusahaan klien-klien kami dalam menyusun strategi yang tepat dan benar, dengan mengkapitalisasi networking yang baik, serta memaksimalkan sumber daya yang tersedia”, ujarnya.

Berjuang di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif dan gejolak geopolitik global, perekonomian Indonesia masih menunjukkan tren positif di berbagai indikator. Meskipun demikian, menyambut tahun 2023, Indonesia tetap harus waspada dan mengantisipasi ancaman resesi 2023.

“Agar tetap berada dalam jalur pertumbuhan positif, pemerintah sebaiknya mengoptimalkan belanja negara untuk sektor yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan juga energi. Saya lebih optimis menyambut tahun 2023 karena kita sudah melewati masa sulit tahun-tahun sebelumnya seperti pandemi covid-19 dan juga naiknya suku bunga global beberapa kali sehingga kita bisa lebih siap untuk memasuki tahun 2023,” tutup Ariyo.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan