RI Mau Jadi Negara Maju, Jokowi Sebut Banyak yang Musuhi

kabinetrakyat.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia akan tegas untuk mengambil langkah setop ekspor berbagai bahan tambang mentah untuk diproduksi nilai tambahnya di dalam negeri. Hal ini menurutnya dapat menjadi cara untuk bisa membuat Indonesia jadi negara maju.

Namun, menurutnya cara ini kemungkinan akan membuat banyak Indonesia dimusuhi negara lain. Pasalnya, dengan menyetop ekspor, banyak negara yang industrinya kehilangan bahan baku bila Indonesia melakukan setop ekspor bahan tambang mentah.

“Yang namanya ekspor bahan mentah kita geser jadi barang setengah atau barang jadi, meskipun risikonya kita banyak dimusuhi negara lain,” ungkap Jokowi dalam pidatonya di dalam Rakornas PAN yang disiarkan virtual, Minggu (26/2/2023).

Sebagai contoh saja, saat Indonesia menyetop ekspor nikel, Uni Eropa langsung berang. Gugatan pun diajukan langsung oleh Uni Eropa forum perdagangan internasional WTO.

Namun, Jokowi menyatakan Indonesia tidak akan mundur bila digugat. Adapun bila gugatannya kalah, Indonesia akan mengajukan banding sampai titik darah terkahir.

Dia menegaskan bila Indonesia tidak melakukan setop ekspor pada barang tambang mentah dan melakukan hilirisasi, Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju.

“Kalau ragu dan belok lagi ekspor brang mentah sampai kapanpun negara ini nggak akan jadi negara maju,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi memaparkan dampak positif yang bisa didapatkan Indonesia setelah melakukan hilirisasi komoditas tambang strategis. Menurutnya, PDB Indonesia bisa bertambah hingga Rp 11 ribu triliun per tahun bila hilirisasi dilakukan.

Dampaknya lagi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat adalah bertambahnya lapangan kerja. Setidaknya ada 10,5 juta lapangan kerja baru yang terbuka dengan adanya hilirisasi.

“Dampaknya ini besar kalau bahan mentah bisa hilir semua, PDB bisa melompat ke angka Rp 11 ribu triliun, lapangan kerja yang akan terbentuk bisa 10,5 juta,” papar Jokowi.

Jokowi pun berpesan, siapapun pemimpin yang akan melanjutkan tugasnya sebagai Presiden diharapkan terus melanjutkan program hilirisasi di dalam negeri.

“Apapun risikonuya pemimpin Indonesia berikutnya harus berani dan tetap hilirisasi ini diteruskan,” tegas Jokowi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan