Ribuan orang berkumpul di kota Srebrenica, Bosnia Timur, Senin (11/7), untuk memperingati 27 tahun satu-satunya peristiwa genosida yang diakui di Eropa sejak Holokos dan menghadiri pemakaman 50 korban yang baru diidentifikasi.

Ketika orang-orang dari berbagai penjuru Bosnia dan dunia tiba di Srebrenica, keluarga-keluarga para korban yang sisa jenazahnya baru teridentifikasi bersiap untuk menguburkan kembali orang-orang yang mereka cintai. Para korban itu teridentifikasi setelah pencarian selama puluhan tahun di kuburan-kuburan massal yang tersebar di sekitar kota itu.

Idriz Mustafic berada di Srebrenica untuk menguburkan sebagian jenazah putranya, Salim, yang baru berusia 16 tahun ketika ia dibunuh dalam pembantaian Juli 1995, bersama dengan ribuan pria dewasa dan anak-anak lainnya dari kelompok etnis Bosnia, yang mayoritas Muslim.

Ribuan Orang Berkumpul Peringati Pembantaian Srebrenica

Seorang perempuan Muslim Bosnia menyentuh batu nisan di Srebrenica Genocide Memorial di Potocari, Bosnia dan Herzegovina, 8 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)

“Anak sulung saya, Enis, juga terbunuh; kami menguburkannya pada 2005. Sekarang saya menguburkan Salim,” kata Mustafic. “Ahli forensik belum menemukan tengkorak kepalanya, tetapi istri saya terkena kanker dan harus menjalani operasi, kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mengubur tulang-tulang yang kami temukan, setidaknya kini kami mengetahui di mana kuburan mereka,” tambahnya.

Pembantaian Srebrenica adalah puncak berdarah dari perang Bosnia 1992-95, yang terjadi setelah pecahnya Yugoslavia.

Pada Juli 1995, setidaknya 8.000 pria Bosnia dari Srebrenica dipisahkan oleh pasukan Serbia dari istri, ibu dan saudara perempuan mereka. Mereka kemudian diburu di hutan di kota itu dan dibunuh oleh pasukan tersebut.

Para pelaku kemudian memasukkan jenazah para korban dengan mesin-mesin bajak ke dalam kuburan massal yang kemudian mereka gali kembali dengan buldoser dan disebarkan di berbagai lokasi pemakaman untuk menyembunyikan bukti kejahatan.

Selama proses tersebut, banyak potongan jenazah setengah membusuk dirobek oleh buldoser sehingga tersebar di berbagai kuburan massal di sekitar Srebrenica. Para pakar forensik mengidentifikasi potongan tulang para korban melalui analisis DNA dan menyatukannya kembali,

Ketika jenazah teridentifikasi, mereka dikembalikan ke kerabat mereka dan dikuburkan kembali di pusat peringatan dan pemakaman Potocari, tepat di luar Srebrenica, setiap 11 Juli.

Mana Ademovic, yang kehilangan suaminya dan banyak kerabat pria lainnya dalam pembantaian itu, termasuk di antara mereka yang menghadiri upacara peringatan di Srebrenica pada hari Senin. Ademovic menemukan sisa-sisa sebagian tulang belulang suaminya dan menguburnya kembali bertahun-tahun yang lalu tetapi mengatakan ia “harus berada di Srebrenica setiap 11 Juli.” [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan