Tanah di 10 Daerah Jaksel dan Jaktim Berpotensi Bergerak, Apa Pemicunya?

kabinetrakyat.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan peringatan dini potensi gerakan tanah di Jakarta melalui Instagramnya. Sebanyak 10 wilayah di Jakarta Selatan dan Timur masuk zona menengah di mana bisa terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal. Apa dampaknya?

Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Sumaryono menjelaskan, secara umum gerakan tanah salah satu jenisnya longsor ada sejumlah pemicunya. Sebutnya, curah hujan, gempa bumi, gabungan curah hujan dan gempa bumi, dan aktivitas manusia.

Terkait curah hujan, dia mengatakan, ketika curah hujan tinggi maka aliran air ke tanah semakin tinggi. Hal itu membuat tekanan meningkat sehingga potensi longsornya tinggi.

“Ketika curah hujan tinggi infiltrasi air ke tanah juga tinggi akibatnya gaya pendorongnya semakin tinggi/tekanan air pori meningkat. Sementara untuk di pinggir sungai erosi juga meningkat sehingga potensi longsornya menjadi tinggi,” katanya kepada detikcom lewat pesan singkat, Minggu (4/12/2022).

Sementara, longsor yang diakibatkan oleh gempa bumi disebabkan oleh efek guncangan pada lereng yang terjal, jenuh air, tanah pelapukan.

Lanjutnya, dampak dari gerakan tanah akibat hujan ini belum tentu besar. Menurutnya, dampak dari pergerakan tanah ini bisa diminimalkan jika diantisipasi sebelumnya.

“Kalau sungai sudah ada talud minimal erosi juga bisa berkurang longsor bisa diminimalkan,” katanya.

Dikutip dari Instagram BPBD DKI Jakarta yang mengacu sumber PVMBG, ada 10 daerah yang berada di zona menengah di Jakarta Selatan yakni Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan. Untuk di Jakarta Timur yakni Kecamatan Kramatjati dan Pasar Rebo.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan