Ternyata Tak Rahasia-rahasia Amat Kunjungan Biden ke Ukraina

kabinetrakyat.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendadak mengunjungi ibu kota Ukraina, Kiev. Kunjungan itu ternyata tak rahasia-rahasia amat.

Dilansir BBC, Biden bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (20/2/2023) atau tepat di hari Ukraina memperingati kematian 107 orang selama protes anti-pemerintah sembilan tahun lalu.

Kiev sebenarnya tidak asing dengan kunjungan resmi di tengah perang dengan Rusia. Namun, kunjungan Biden kali ini berbeda.

Pertemuan Biden dan Zelensky di jantung Kiev saat perang adalah hal signifikan dan simbolis. Kunjungan mendadak Biden ini dilakukan menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina. Ini merupakan kunjungan pertama Biden ke Ukraina sejak awal konflik Rusia-Ukraina.

Dalam hampir setahun sejak invasi Rusia ke Ukraina, kunjungan itu mengirimkan pesan yang jelas ke Moskow – bahwa Amerika Serikat dan Barat tidak segan-segan mendukung Ukraina.

Biden mengumumkan bantuan militer tambahan senilai USD 500 juta atau Rp 7,5 triliun untuk Ukraina dalam kunjungan mendadaknya itu. Bantuan tambahan itu mencakup lebih banyak amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang digunakan Ukraina melawan invasi pasukan Rusia.

Dilansir Channel News Asia dan The Guardian, kunjungan Biden itu dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas kepada Ukraina menjelang peringatan setahun invasi Rusia, yang dimulai sejak 24 Februari tahun lalu.

Biden menegaskan AS akan terus mendukung Ukraina selama mungkin. Washington sejauh ini memang menjadi pemasok bantuan militer terbesar dalam membantu Kiev mengusir pasukan Moskow.

“Kunjungan Anda menjadi tanda dukungan yang sangat penting bagi seluruh rakyat Ukraina,” ujar Zelensky kepada Biden.

Kunjungan mendadak Biden ke Ukraina itu dinilai penuh kerahasiaan. Namun ternyata, para pejabat Rusia telah diberitahu soal kunjungan itu oleh otoritas AS beberapa jam sebelumnya.

Dilansir Reuters, Selasa (21/2/2023), penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan yang mendampingi Biden dalam kunjungan ke Kiev mengatakan para pejabat AS telah memberitahu para pejabat Rusia bahwa Biden akan melakukan perjalanan ke Kiev.

“Kami melakukannya beberapa jam sebelum keberangkatannya (Biden-red) untuk tujuan dekonflik (upaya menghindari konflik),” ujar Sullivan kepada wartawan tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

“Karena sifat sensitif dari komunikasi tersebut, saya tidak akan membahas bagaimana tanggapan mereka atau apa sebenarnya pesan kami,” imbuhnya.

Sullivan mengatakan kunjungan Biden itu ‘memerlukan upaya keamanan, operasional dan logistik dari para profesional lintas pemerintah AS untuk mengambil upaya yang pada dasarnya berisiko dan menjadikannya pada level risiko yang bisa ditangani’.

Gedung Putih sama sekali tidak mengungkapkan rencana kunjungan Biden ke Ukraina. Dia terakhir kali terlihat di depan publik saat makan malam bersama istrinya, Jill, di sebuah restoran di Washington DC pada Sabtu (18/2) waktu setempat — momen itu tergolong langka.

Kunjungan Biden ke Ukraina direncanakan secara diam-diam oleh para pejabat Gedung Putih dan lembaga pemerintahan AS lainnya, dengan tujuan menunjukkan solidaritas bagi Kiev menjelang peringatan setahun invasi Rusia.

Gedung Putih menyatakan setelah perencanaan selama berbulan-bulan, Biden pada Jumat (17/2) waktu setempat memutuskan untuk melaksanakan rencana kunjungan diam-diam ke Ukraina itu.

Para pejabat Gedung Putih menyebut Biden tiba di Pangkalan Udara Gabungan Andrews di Maryland dan terbang dengan Air Force One pada Minggu (19/2) dini hari, sekitar pukul 04.15 waktu setempat, saat hari masih gelap. Biden hanya didampingi sejumlah kecil penasihatnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Hanya ada seorang reporter dan seorang fotografer di dalam pesawat kepresidenan AS itu, bukan sekelompok wartawan Gedung Putih yang biasanya mendampingi Biden dalam kunjungan kenegaraannya. Biden terbang pada malam hari ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman yang digunakan oleh militer AS.

Pesawat kepresidenan itu mengisi bahan bakar dan Biden melanjutkan penerbangan ke Rzeszow yang ada di Polandia bagian tenggara. Perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan via jalur darat selama satu jam hingga Biden tiba di Przemysl, sebuah kota yang terletak di perbatasan Polandia-Ukraina.

Dari sana, Biden melanjutkan perjalanan dengan kereta api selama 10 jam menuju ke Kiev. Pada Minggu (19/2) malam waktu setempat, kereta api yang ditumpangi Biden melaju di tengah kegelapan dengan pengamanan ekstra ketat di dalam gerbongnya.

Kereta api itu kemudian berhenti di stasiun Kiev-Pasazhyrsky di ibu kota Ukraina pada Senin (20/2) sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Area di sekitar peron diamankan dan Duta Besar AS untuk Ukraina Bridget Brink menyambut Biden beserta para penasihatnya.

Kunjungan Biden ke Ukraina itu memicu kemarahan dan membuat malu banyak pakar militer Moskow, serta memicu reaksi keras dari mantan Presiden Rusia. Dilansir CNN, Kunjungan itu memancing kemarahan bagi kalangan pro-militer dan ultranasionalis.

Terlebih, kunjungan Biden dilakukan menjelang pidato Presiden Rusia Vladimir Putin di mana dia diperkirakan akan membanggakan pencapaian dalam apa yang disebutnya sebagai ‘operasi militer khusus’ Rusia di Ukraina.

Anggota parlemen senior Rusia Konstantin Kosachev, seperti dilansir Associated Press, menuduh kunjungan Biden itu merupakan bagian dari kampanye pencalonannya kembali dalam pilpres AS tahun 2024.

“Biden di Kiev untuk memulai kampanye pemilu dalam lingkungan paling heroik demi membuktikan kepada semua orang bahwa dia masih bisa ‘melakukannya seperti di masa lalu’. Kiev tidak memiliki pilihan untuk mencoba dan mendorong orang-orang ke pembantaian tak masuk akal sebagai bagian dari kampanye pemilu Biden,” tuding Kosachev dalam komentar via Telegram.

Belum ada komentar resmi Putin ataupun Kremlin soal kunjungan Biden itu. Namun, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menolak kunjungan Biden itu dan menuduh AS mendukung perang untuk Ukraina. Medvedev menyebut Biden telah mendapatkan jaminan keamanan terlebih dulu, tanpa menjelaskan lebih lanjut siapa di Moskow yang memberikannya.

“Biden, setelah mendapat jaminan keamanan sebelumnya, akhirnya pergi ke Kiev,” ucap Medvedev, yang kini menjabat Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia.

“Tentu saja ada mantra-mantra bersama soal kemenangan yang akan datang dengan persenjataan baru dan orang-orang pemberani,” sindirnya.

“Di sini penting untuk ditekankan bahwa Barat telah memberikan persenjataan dan uang kepada Kiev secara teratur. Dalam jumlah besar, yang memungkinkan kompleks industri militer negara-negara NATO mendapatkan uang dan mencuri senjata untuk dijual kepada teroris di seruluh dunia,” sebut Medvedev.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan