Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi pada Sabtu (2/9/2023). Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Stanislaus Ara Kian menerangkan, erupsi terjadi pukul 05:43 Wita dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak.

Erupsi ini disertai dengan kolom abu teramati yang berwarna kelabu hingga hitam, dengan intensitas tebal yang condong ke arah barat dan barat laut. Stanislaus menjelaskan kondisi ini dalam keterangannya pada Sabtu pagi.

Data Seismogram

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 20.2 mm dan durasi kurang lebih 3 menit 12 detik. Saat ini, Gunung Ile Lewotolok berada pada status level II waspada.

Peringatan Bagi Masyarakat

Pada tingkat status ini, masyarakat di sekitar Lewotolok, serta pengunjung, pendaki, atau wisatawan, dihimbau untuk tidak memasuki dan melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Ile Lewotolok.

Masyarakat Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona juga diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak.

Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, maka masyarakat yang berada di sekitar Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Ancaman Bahaya Lahar

Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Ile Lewotolok diharapkan selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Kesimpulan

Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi pada Sabtu (2/9/2023). Kondisi tersebut berdampak pada sekitarannya, dengan peningkatan level waspada. Masyarakat dan pengunjung diminta untuk menjaga keselamatan mereka dengan tidak memasuki zona berbahaya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Baca juga: Insiden Kebakaran Hutan di Lereng Gunung Sumbing

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan