kabinetrakyat.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr Anas Maaruf membantah seorang warga atas nama Nurlaila (12) meninggal dunia diduga karena menderita gizi buruk.

“Meninggalnya Nurlaila belum bisa langsung didiagnosa karena gizi buruk, karena harus dipastikan melalui pengecekan laboratorium,” katanya di Koba, Selasa.

Anas mengatakan itu menyikapi seorang warga Desa Kurau Timur atas nama Nurlaila disebut meninggal dunia karena diduga menderita gizi buruk.

“Kendati kondisi fisik yang bersangkutan seperti menderita gizi buruk, tetapi belum bisa diambil kesimpulan itu menjadi penyebab karena bisa saja menderita penyakit lain seperti TBC maka perlu pengecekan laboratorium,” katanya.

Anas mengatakan bahwa Nurlaila merupakan pasien yang memang kondisi kesehatannya sudah dipantau tenaga medis sejak enam bulan yang lalu.

Menurut dia, gizi buruk tidak sampai menyebabkan kematian, namun jika disertai penyakit bawaan dan akut lainnya dapat memperparah keadaan.

“Kalau gizi buruk saja seharusnya tidak sampai meninggal. Tapi kalau ada penyakit bawaan seperti TBC, kanker dan lainnya yang membuat tubuh semakin menurun imunitasnya,” ujarnya.

Dinas Kesehatan Bangka Tengah mencatat hingga sekarang tidak ditemukan adanya warga menderita gizi buruk karena tidak makan.

“Tidak ada warga mengalami gizi buruk karena kurang atau tidak makan, kalau kasus stunting memang tetapi itu hanya persoalan asupan gizi yang tidak seimbang saja dan tidak menyebabkan kematian,” katanya.

Anas juga menghimbau jika melihat kondisi atau gejala seperti gizi buruk dan penyakit lainnya agar langsung melaporkan ke pusat pelayanan terdekat.

“Laporannya terjaring, dari orangtua atau warga ke kepala desa atau lurah kemudian diteruskan ke bidan, lanjut ke puskesmas dan puskes ke dinas. Jadi langsung laporkan jangan lambat,” kata Anas.

Ia juga menghimbau agar rutin melakukan pengobatan secara medis agar kondisi pasien dapat terpantau.

“Secara medis harus selalu dilakukan, silahkan warga melakukan pengobatan tradisional tetapi pengobatan medis harus tetap dilakukan untuk memantau kondisi terbaru pasien,” ujarnya.*

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan