Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Kabupaten Sampang, di mana Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Aulia Rahman bersama Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat setempat melaporkan hilangnya perolehan suara caleg di daerah pemilihan satu ke kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Laporan ini mencuat setelah data real count Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sampang menunjukkan penurunan drastis dalam perolehan suara caleg di tiga kecamatan, yaitu Sampang, Torjun, dan Pengarengan.

Kejadian ini mencuat dua hari setelah pelaksanaan pemilu serentak pada Rabu, 14 Februari. Awalnya, Aulia Rahman berhasil meraih 405 suara dari 523 suara yang tersedia di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Namun, angka ini tiba-tiba meningkat menjadi 411 suara. Kondisi ini menciptakan tanda tanya, yang semakin membesar ketika pada tanggal 17 Februari, Aulia Rahman dan tim Teknologi Informasi (TI) kembali memantau Real Count KPUD Sampang. Hasilnya sangat mengkhawatirkan, dengan perolehan suara caleg tersebut tiba-tiba menyusut drastis menjadi hanya delapan suara saja.

Aulia Rahman dengan sigap berusaha untuk mengklarifikasi peristiwa ini dengan pihak KPUD Sampang. Namun, upayanya untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dari pihak berwenang mengalami kebuntuan. “Kasus hilangnya suara saya, kemudian saya berkomunikasi dengan menanyakan kepada pihak KPUD Sampang, tapi saya tidak direspon dan telepon saya tidak diangkat,” ujar Aulia Rahman pada Kamis, 22 Februari.

Timbulnya kecurigaan bahwa hilangnya perolehan suara ini mungkin disebabkan oleh serangan virus hacker atau campur tangan pihak penyelenggara pemilu yang tidak netral. Aulia Rahman menyampaikan dua dugaan, yakni kemungkinan KPUD tidak netral dan dugaan bahwa data real count KPUD telah diserang virus hacker. Kedua dugaan ini menciptakan kekhawatiran akan integritas dan keamanan sistem informasi pemilu.

Pada langkah selanjutnya, Aulia Rahman dan DPC Demokrat Sampang melaporkan insiden ini secara resmi ke Bawaslu Kabupaten Sampang. Muhalli, Ketua Bawaslu Kabupaten Sampang, langsung menerima laporan dari calon legislatif tersebut. Muhalli menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan secara menyeluruh, baik dari segi syarat formil maupun informil. “Kami berada di lembaga Bawaslu, maka kami harus mengikuti alur-alur yang ada. Kemudian jika laporan tidak lengkap maka nanti Bawaslu akan memberikan surat kepada yang bersangkutan, guna melengkapi surat laporannya,” ujarnya.

Peristiwa ini tidak hanya menjadi masalah internal Partai Demokrat, tetapi juga menciptakan potensi berkurangnya progres suara partai dalam konteks yang lebih luas. Kehilangan perolehan suara caleg dapat berdampak signifikan terhadap representasi politik dan demokrasi di tingkat lokal. Jika tidak segera diatasi, hal ini bisa merugikan suara Partai Demokrat dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap integritas sistem pemilu.

Aulia Rahman berharap agar Bawaslu dapat menangani permasalahan ini dengan cepat dan tepat. Kejadian ini menjadi momentum untuk mengaudit secara menyeluruh sistem keamanan informasi dan integritas pemilu. Masyarakat perlu mendapatkan jaminan bahwa setiap suara yang sah telah dihitung dengan benar dan bahwa demokrasi tetap tegak kokoh di tengah tantangan teknologi dan ancaman keamanan siber.

Pihak berwenang, termasuk Bawaslu dan KPUD Sampang, harus transparan dan responsif terhadap keluhan dan laporan terkait integritas pemilu. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menjaga keamanan dan keadilan dalam proses demokrasi. Hanya dengan upaya bersama, masyarakat dapat yakin bahwa setiap suara mereka memiliki bobot dan pengaruh yang seharusnya dalam menentukan masa depan politik daerah mereka.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan