Mengapa Pemadam Kebakaran Tidak Menggunakan Air Laut untuk Memadamkan Kebakaran Kapal?,Kebakaran selalu menjadi momok yang menakutkan, terutama saat terjadi di tempat yang sulit dijangkau, seperti kapal. Pada tanggal 6 September 2023, kebakaran hebat terjadi di Kapal Motor Penumpang (KMP) Mutiara Berkah I, yang berlabuh di dermaga Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten. Namun, ada pertanyaan yang muncul, mengapa petugas pemadam kebakaran tidak menggunakan air laut yang melimpah di lokasi? Artikel ini akan membahas alasan di balik keputusan tersebut.

Mengapa Tidak Menggunakan Air Laut?

Kepala Seksi Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Cilegon, Pedro Sio Apinto, menjelaskan bahwa alasan utama petugas tidak menggunakan air laut untuk memadamkan api adalah karena peralatan dan mesin pemadam kebakaran akan rusak akibat korosi. Kandungan garam pada air laut sangat tinggi, yang dapat merusak pompa dan tangki mobil pemadam kebakaran. Pedro mengungkapkan, “Kita antisipasi peralatan kita daripada rusak, karena itu didesain bukan untuk air laut dengan (mobil damkar).”

Saat ini, Damkar Cilegon tidak memiliki peralatan khusus yang dirancang untuk menggunakan air laut dalam operasi pemadaman api. Sehingga, pihak berwenang harus mengandalkan kekuatan penuh, baik dari segi petugas, peralatan, maupun mobil pemadam kebakaran. Ada lima mobil pemadam kebakaran dan enam suplai air yang dikerahkan, dengan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten dan perusahaan terdekat.

Bahaya Kandungan Garam

Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana, menambahkan bahwa penggunaan air laut dalam tangki air mobil pemadam kebakaran sangat berisiko. Kandungan garam yang korosif dapat membuat peralatan berkarat dan rusak. Dia mengatakan, “Di dalam tangki akan korosi, pembersihan sulit di dalam tangki. Jadi pemadaman dilakukan menggunakan air tawar. Namun, kalau kondisi darurat bisa saja.”

Dugaan Sumber Api

Komandan Lanal Banten, Kolonel Laut (P) Dedi Komarudin, memberikan informasi bahwa dugaan sementara api berasal dari dek tempat parkir kendaraan. “Kalau dilihat, titik api berasal memang dari dek atas, tempat keberadaan truk-truk diparkirkan atau posisi dek tempat parkir yang ada truk. Namun, belum dipastikan asal api,” kata Dedi. Dia juga mencatat bahwa sekitar 40-50 persen bagian kapal sudah terbakar, terutama di bagian dek parkir kendaraan yang diduga menjadi sumber api.

Evakuasi Berhasil

Meskipun kebakaran mengancam kapal, berhasil dievakuasi sebanyak 159 orang. Mereka adalah awak kapal dan sopir truk yang membawa kendaraan logistik seperti truk muatan bahan pokok.

Selama proses pemadaman, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Indah Kiat dihentikan sementara. Pihak berwenang juga berupaya keras agar kobaran api tidak menjalar ke obyek vital nasional, yakni tangki LPG milik PT Pertamina Tanjung Sekong, Merak. Dedi menyatakan, “Kita sudah melakukan penyemprotan dan kita pastikan api tidak sampai menjangkau ke sana, obyek vital nasional.”

Kesimpulan

Kebakaran di Kapal KMP Mutiara Berkah I di dermaga Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, menjadi situasi yang menantang bagi petugas pemadam kebakaran. Meskipun air laut melimpah di sekitar lokasi, penggunaannya tidak memungkinkan karena risiko korosi terhadap peralatan dan mesin pemadam kebakaran. Meskipun demikian, berkat upaya yang gigih dari petugas dan bantuan dari berbagai pihak, situasi berhasil dikendalikan dan evakuasi dilakukan dengan sukses.

Baca juga: Penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN,Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta Macet

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan