Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah mengambil langkah inovatif dengan melakukan uji coba teknologi water mist (pompa bertekanan tinggi) buatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di atap Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Tindakan ini bertujuan untuk mengatasi masalah polusi udara yang semakin memprihatinkan di ibu kota. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih lanjut tentang inovasi ini yang diharapkan dapat memberikan dampak positif pada kualitas udara di Jakarta.

Misi Penyelamat Lingkungan: Water Mist

Water mist adalah sebuah sistem yang mengizinkan penyemprotan air dari atap gedung dengan harapan dapat mengurangi tingkat polusi udara. Penyemprotan air ini diharapkan akan membantu membersihkan partikel-partikel polutan yang mengganggu kualitas udara di Jakarta. Uji coba teknologi water mist dilakukan di lantai 22 Gedung Balai Kota DKI Jakarta, tepatnya di rooftop gedung Blok H.

Bagaimana Water Mist Bekerja?

Pompa bertekanan tinggi berbentuk kotak dengan cerobong khusus untuk mengeluarkan butiran air menjadi inti dari teknologi water mist ini. Perangkat ini terhubung dengan beberapa tangki yang airnya disemprotkan ke udara. Hasil semprotan air ini menyerupai gerimis hujan yang turun secara instan saat water mist dinyalakan. Operatore alat water mist, Atok Prihasto, menjelaskan bahwa dalam uji coba ini, mereka belum mengetahui kebutuhan pasti, namun perkiraan awal menyebutkan bahwa sistem ini dapat menyemprotkan sekitar 10 liter air per menit.

Teknologi Ramah Lingkungan

Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa air yang disemprotkan ke udara menggunakan teknologi water mist tidak dicampur dengan bahan atau cairan apapun. Sumber air berasal dari PDAM, dan tidak ada campuran bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses ini. Hal ini menjadikan teknologi ini sangat ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan masyarakat.

Pengoperasian Water Mist

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Erni Pelita Fitratunnisa, menjelaskan tentang pengoperasian water mist di atap Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Menurutnya, water mist akan dioperasikan sebanyak dua kali dalam sehari, dengan setiap sesi penyemprotan berlangsung selama kurang lebih empat jam. Ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), yang mencatat bahwa jeda waktu antara dua sesi penyemprotan adalah sekitar 30 menit hingga satu jam.

Penyemprotan Efektif

Erni juga menekankan bahwa alat water mist di Gedung Balai Kota memiliki kapasitas besar, mampu menyemprotkan 300 liter air per jam. Meskipun terdengar banyak, ini sebenarnya adalah jumlah yang diperlukan untuk mencapai efek yang signifikan dalam membersihkan udara dari polutan. Jumlah air yang disemprotkan ini memastikan bahwa udara di sekitar gedung tersebut akan lebih bersih dan lebih segar.

Saat ini, baru satu unit water mist yang telah dipasang di rooftop Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Namun, harapannya adalah bahwa teknologi ini akan menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah polusi udara di ibu kota. Dalam upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warga Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan langkah-langkah inovatif seperti uji coba water mist ini.

Dengan uji coba ini, diharapkan kualitas udara di Jakarta akan mengalami perbaikan yang signifikan. Ini adalah langkah kecil namun penting dalam upaya menuju “Revolusi Hijau” yang dapat membantu kita melindungi lingkungan dan kesehatan kita sendiri.

Kesimpulan

Uji coba water mist di Gedung Balai Kota DKI Jakarta adalah contoh nyata dari inovasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan. Dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap kualitas udara di kota ini. Semoga uji coba ini menjadi awal yang baik dalam menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih bersih dan sehat.

Baca juga: Identifikasi Industri Penyumbang Polusi Udara di Tangerang Selatan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan