Upaya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (DPSDAPR) Mengatasi Kekeringan di Musim Tanam di Kabupaten Brebes,Musim kemarau yang panjang dan diduga terkait dengan fenomena alam El Nino telah membawa dampak serius pada Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng). Debit air Waduk Malahayu, yang menjadi sumber utama irigasi untuk pertanian di wilayah ini, telah menyusut secara drastis. Dari kapasitas awalnya 32 juta meter kubik, saat ini tersisa hanya sekitar 6 juta meter kubik. Hal ini mengancam kelangsungan 12.000 hektar sawah di sekitar waduk yang sangat bergantung pada suplai air ini.

Dalam upaya untuk mengatasi potensi kerugian bagi petani padi di wilayah ini, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDAPR) Kabupaten Brebes telah melakukan pemetaan lahan pertanian yang mengandalkan irigasi dari Waduk Malahayu. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang diambil oleh DPSDAPR untuk mengatasi tantangan ini.

1. Pemetaan Wilayah Pertanian

Salah satu langkah pertama yang diambil oleh DPSDAPR adalah melakukan pemetaan wilayah pertanian yang sangat bergantung pada irigasi dari Waduk Malahayu. Pemetaan ini mencakup wilayah seperti Kersana dan Tanjung, di mana tanaman padi masih ditanam meskipun ada risiko kekurangan air. Pemetaan ini penting karena setiap wilayah memiliki usia tanam yang berbeda, sehingga pengaturan air irigasi harus disesuaikan dengan masa pertumbuhan tanaman.

2. Prioritas Pengalokasian Air

Dengan hasil pemetaan wilayah pertanian, DPSDAPR dapat menentukan prioritas dalam pengalokasian air. Wilayah-wilayah yang membutuhkan lebih banyak air akan menjadi fokus utama. Usia tanam padi tiap wilayah bisa berbeda, sehingga pengaturan air harus dilakukan dengan cermat. Pengalokasian air yang bijak akan membantu meminimalisasi potensi kerugian bagi petani.

3. Skala Prioritas Debit Air

DPSDAPR juga harus mempertimbangkan skala prioritas dalam penggunaan debit air yang tersisa. Mengingat sumber air Waduk Malahayu hanya mengandalkan aliran dari anak sungai yang debit airnya juga sedang berkurang, penting untuk menjaga agar waduk tetap memiliki air yang cukup. Sebagian dari debit air harus disisihkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem waduk.

4. Pengaturan Debit Air

Selain itu, DPSDAPR perlu mengatur debit air yang dialirkan untuk irigasi pertanian. Debit air harus sesuai dengan kebutuhan tanaman padi pada berbagai tahap pertumbuhan. Dengan pengaturan yang baik, harapannya pertanian tanaman padi di Kabupaten Brebes masih bisa diselamatkan.

Kesimpulan

Kekeringan yang mengancam pertanian di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, adalah masalah serius yang perlu segera diatasi. Melalui pemetaan wilayah pertanian, pengalokasian air yang bijak, skala prioritas debit air, dan pengaturan debit air yang baik, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDAPR) Kabupaten Brebes berusaha keras untuk melindungi mata pencaharian petani padi dan menjaga ketahanan pangan di wilayah ini.

Baca juga:Insiden Ambruknya Atap Rusunawa Marunda Blok C

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan