Konser Kemerdekaan,Indonesia, negara yang kaya akan budaya dan sejarahnya, baru-baru ini menyelenggarakan perayaan yang luar biasa untuk merayakan HUT ke-78 Republik Indonesia. Acara ini tidak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga menghadirkan sentuhan seni dan puisi yang mendalam. Mari kita telusuri lebih dalam tentang “Konser Kemerdekaan: Aku Melihat Indonesia”.

Puisi Ir. Soekarno: Cinta Tanah Air dalam Kata-kata

Konser Kemerdekaan ini terinspirasi oleh puisi yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, yaitu “Aku Melihat Indonesia” yang ditulis oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Puisi ini adalah cerminan dari rasa cinta mendalam terhadap tanah air, dengan penggunaan kata-kata yang menggetarkan hati.

Prof. Riri Fitri Sari, seorang Guru Besar FTUI dan Ketua Pelaksana Konser Kemerdekaan, menjelaskan bahwa puisi ini tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga memacu rasa patriotisme. Puisi ini mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan kemerdekaan dan menginspirasi kita untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Gabungan Seni: Puisi, Musik, dan Tari

Konser ini adalah perpaduan harmonis antara puisi, musik, dan tari. Ini adalah hasil kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk Komunitas Pembaca Puisi Indonesia (PRWSI UI), Direktorat Pengembangan Karir Lulusan dan Hubungan Alumni Universitas Indonesia (DPKHA UI), Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI), Pertamina, serta dukungan dari Kemendikbudristek.

Tujuan utama dari konser ini adalah memberikan pesan tentang pentingnya persatuan dalam bangsa. Melalui seni, mereka ingin menyuarakan Gerakan Indonesia Bersatu, sebuah gerakan nasional revolusi mental yang diwujudkan melalui puisi, musik, dan tari.

Ekspresi Lewat Puisi: Penghargaan untuk Almarhum Prof. Sapardi Djoko Damono

Gerakan ini dimulai pada tahun 2020 sebagai penghormatan terhadap almarhum Prof. Sapardi Djoko Damono, seorang Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI dan seniman besar Indonesia. Meskipun dilanda pandemi Covid-19, para Guru Besar, Dosen, dan Alumni UI tetap berkumpul secara virtual melalui Zoom untuk membacakan karya-karya dari Prof. Sapardi Djoko Damono.

Selama tiga tahun berturut-turut, PRWSI UI mendapatkan penghargaan MURI karena dedikasinya dalam berpuisi. Ini adalah bukti bahwa di tengah-tengah kehidupan akademik, seni juga memiliki tempat yang penting.

Seni Sebagai Bahasa Universal

Para Guru Besar UI, akademisi, dan Alumni UI tidak hanya memikirkan disertasi, tetapi juga seni. Ini adalah bukti bahwa seni adalah bahasa universal yang dapat menyentuh hati masyarakat dengan pesan persatuan.

Dalam konser ini, bahkan Menteri Keuangan RI yang juga merupakan alumni FE UI, Sri Mulyani Indrawati, membacakan puisi “Aku Melihat Indonesia” karya Presiden Soekarno. Ini menunjukkan bahwa seni dan puisi dapat merangkul semua lapisan masyarakat, dari akademisi hingga pejabat pemerintah.

Beragam Pertunjukan

Selain dari pembacaan puisi, konser ini juga menampilkan pertunjukan monolog kemerdekaan yang dibawakan oleh Rektor UI Prof. Ari Kuncoro. Ada juga pertunjukan tari tradisional dan kontemporer, serta seni panggung dari Liga Tari UI dan The Dancing Engineers.

Orkes Simfoni UI mengiringi sembilan lagu yang dibawakan oleh musisi, termasuk Andien yang membawakan tiga lagu dan Tika Bisono yang membawakan dua lagu.

Kesimpulan

“Konser Kemerdekaan: Aku Melihat Indonesia” adalah perayaan yang luar biasa untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui seni dan puisi, mereka tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga memberikan pesan tentang pentingnya persatuan dalam membangun masa depan yang lebih baik. Seni adalah bahasa universal yang mampu menyentuh hati semua orang, dan ini adalah bukti bahwa Indonesia memiliki warisan seni yang kuat.

Baca juga Menyambut Kegembiraan dan Tradisi Festival Pacu Jalur Tradisional Riau 2023

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan